Minggu, 31 Januari 2016

Bandar Poker - Adik Ipar Hot


Bandar Poker - Lelaki yang umurnya 32 tahun bernama Zek sudah mempunyai istri yang sangat cantik dam mempesona  kadang sebgai pelacur yang bisa memuaskan di tempat tidur, Tapi Zek yang belum diketahui semua orang teryata dia memiliki rasa terhadapa adik iparnya yang bernama Monika dia wanita cantik dan umurnya lebih muda ketimbang istrinya.
Perasaan itu tidak pernah ada sewaktu Zek pacaran dgn istrinya, tapi akhir2 ini bayangan adik iparnya itu terus menari2 dalam benaknya.Beberapa kali sewaktu berhubungan seks dengan istrinya ia selalu membayangkan sedang menggauli adik iparnya itu, hal itu sedikit menghibur dirinya, bagaimanapun kakak tidak jauh2 berbeda dengan adik begitu pikirnya.
Hari sabtu pagi ini Zek berencana bangun sesiang-siangnya,pekerjaan seminggu lalu sungguh menyita pikirannya,bangun siang dan bermalasan satu hari penuh.
Tiba-tiba istrinya membangunkannya dan mengingatkan bila mereka harus menghadiri pernikahan kerabat di kota lain yg jaraknya 150an kilo dari pagar rumahnya..hal itu benar-benar menjengkelkannya.
ayo dong pah…kan kita sudah janji nih…” rengek istrinya “aduh pusing banget nih ..takut ga bisa nyetir jauh” kata Zek sambil mengernyitkan wajahnya’aah alesan .. selalu gitu deh’ kata istrinya bersungut-sungut,
Tepat ketika Zek hendak membuka mulutnya untuk membela diri, telpon rumahnya berdering keras sekali.”sudah ..pokoknya aku gak mau tau, selesai aku angkat telepon , papa harus siap ke kamar mandi” sembur istrinya dengan suara melengking .
“aaarrggh” erang Zek.. “Tuhan tidak adil, aku hanya meminta satu hari khusus untuk diriku, satu hari tidur sepanjang siang,
Tuhan maha adil? Beuh !” gumamnya dalam hati..”Pah..pah” panggil istrinya dari ruang tamu..”iya..iya ..ini juga udah mandi” teriaknya dari kamar mandi sambil mengguyur tubuhnya dengan air sedingin es,
Matanya terbelalak ketika mendengar istrinya berkata . “Pah..ga usah mandi, lanjutin deh tidurnya, aku dan anak-anak akan ikut ibuku, beliau sudah charter bus ” Tuhan hari ini membuktikan ketidak adilannya dua kali ,
Dirinya sudah terguyur air sedingin es dan diminta kembali ke ranjangnya….”peZeki setan ” desisnya , dengan cepat disambarnya handuk dan secepat angin ia memakai baju tidurnya dan masuk ke dalam selimut hangatnya kembali.
Entah berapa lama ia tertidur sampai akhirnya ia terbangun ketika suara bel rumahnya berdentang2, dengan sumpah serapah ia melangkah ke pintu dan membuka, ternyata Anto suami adik iparnya berdiri sambil menggendong anak semata wayangnya, mau apa anak beranak monster ini kemari pikirnya sambil mencoba tersenyum,
“Hey Bang, sorry , gini , aku mau nitip kunci, aku dan rio kerumah neneknya, Karena Monika belum pulang dari lari2 paginya jadi biar nanti dia menyusul dengan taxi saja, ini kunci rumah titip ya, makasih baaaanng ” kata Anto sambil menyerahkan kunci dan berlalu tanpa menunggu jawaban Zek yang sedang ternganga.
“Tuhan tiga kali hari ini Kau menghancurkan sabtu pagiku yang berharga” desisnya..Zek benar-benar tidak bias tidur sejak itu, dengan gontai dinyalakan TVnya hanya ada layar biru berpendar2 dan tulisan hubungi Costumer Service TV Kabel anda untuk menyelesaikan pembayaran bulan ini”Mengapaaaaa????” lengkingnya menyedihkan.
Dengan gontai dibukanya pintu rumahnya tujuannya hanya satu , bermalas-malasan dirumah adik iparnya,sekaligus membalas dendam dengan menghabiskan persediaan bir Anto di kulkas,
“Aah ide yang sangat bagus”Tak lama kemudian Zek telah berada diruang tengah keluarga adik iparnya itu, dipandang sekitar selama beberap detik sebelum menyerbu ke pintu kulkas untuk meneguk bir dingin disana
“Hmm tidak terlalu jelek ” pikirnya sambil merebahkan pantatnya ke sofa empuk di depan tv , matanya memutari keadaan dirumah itu sebelum berhenti di foto keluarga Monika yang tergantung di dinding,
Pengaruh sedikit alcohol membuatnya sedikit terangsang ketika ia memandangi foto Monika ,” dengan kulit yang putih bersih , badan yang padat dan payudara yang membusung dan bibirnya yang, Ah… aku terangsang sekali, seharusnya aku bisa menikmati tubuh itu juga
“Ditepisnya bayangan itu, lalu ia beranjak dari ruang tengah ia memasuki ruang tidur, direbahkan tubuhnya ke ranjang empuk disana “hmmm disini Monika tidur dan bercinta” dielusnya sprei halus sambil membayangkan Monika tanpa pakaian sehelaipun ditubuhnya terayun-ayun disetubuhi oleh suaminya, Zek semakin ereksi ,
Dibongkarnya lemari pakaian dan ia mendapati beberapa celana dalam halus milik Monika, dan sepertinya salah satunya tidak tercuci, dihirupnya kain ditangannya, aroma tubuh Monika menyeruak memasuki hidung dan menetap dikepalanya,
“sungguh bau dari genital wanita” gumamnya parau , di jilatnya celana dalam itu tepat ditengah yang diperkirakan Zek adalah tempat kain itu bersentuhan langsung dengan Vagina Monika, Penisnya semakin keras, kemudian ia membuka celana pendeknya dan mengeluskan celana dalam itu ke kepala penisnya ,
Sungguh fantasi yang sangat menyenangkan Zek, semua cairan bening di oleskannnya ke celana dalam itu..”Aah ..aku bisa gila kalau begini, ” bayangan dirinya sedang bermasturbasi dengan celana dalam itu sangat menggelikan ,
Lalu ia memutuskan untuk membatalkan niatnya menumpahkan spermanya disana. .Zek kembali ke ruang tengah tepat ketika pagar depan terbuka ,
“Monika datang..!!” penisnya mengecil kembali ke ukuran biasa sewaktu ia menyapa Monika.
“hai Monik, sorry aku masuk kedalam, dirumah tadi, Anto nitip kunci dan aku mau numpang nonton TV disini”
“Ow Bang , ga papa, sekalian temenin bentar ya, aku mo beres-beres bentar lalu mandi Zeku dan nyusul Anto ke rumah ibunya” kata Monika riang.
Zek menatap mata Monika yang indah, mata yang ia kagumi semenjak ia berkenalan dengan kakaknya Monika, wajah yang merona terkena matahari , dan keringat pada kaos putih olahraga itu , membuat kaos melekat ditubuhnya dengan sempurna, dengan tinggi 164 /49 dan ukuran buah dada 34D Monika lebih menyerupai dewi sex untuk Zek saat itu,Ketika Monika melewati Zek ,
Zek menarik nafas mencoba menghirup aroma badan Monika yang sedang berkeringat segar, “Aduh baunya alami sekali…ya Tuhan ” Zek lalu mengikuti Monika kebelakang rumah,sambil menyambar beberapa kaleng bir .
“Hm , hari ini ..bagaimana caranya aku harus berhasil menyentuh tubuhnya…bantu aku setaan” pikir Zek,Sambil mengawasi Monika yang sedang melakukan beberapa kegiatan beres2, Zek mencari-cari cara terbaik.
Monika tampaknya kesulitan ketika akan menjangkau peralatan diatas lemari , Zek tersenyum licik..”gotcha”
Akhirnya Monika melirik memelas kepadanya
“Bang, Ambilin kursi dong”
“Monik, ga usah pakai kursi sini deh…. ” lalu Zek melingkarkan tangannya dipantat Monika dan mengangkat tubuh Monika keatas, dengan posisi seperti itu, wajah Zek berhadapan langsung dengan perut Monika sementara tangannya menopang pantatnya
“EEEeeh kok digendong sih” seru Monika panik, “Udah cepetan ambil..berat nih” kata Zek jujur, ketika tangan Monika mencoba meraih barang2 diatas,Dibawah Zek sedang mensyukuri apa yang terjadi pagi ini, wajahnya menempel ketat di perut Monika, dahinya bersentuhan dengan bagian bawah payudara adik iparnya, lalu dengan pelan di geserkan mulutnya kesamping kiri dan kanan ,
“aww jangan gerak2 kepalanya Bang, geli tau” teriak Monika, “udah , cepetaaan ” kata Zek sambil membathin “jangan cepat2 pleaseee…ini hanya awal” posisi sekarang ini membuat penis Zek mengeras kembali ,
Dengan payudara dikepala dan perut diwajah ia merasa sedang menyetubuhi adik iparnya,Tepat waktu Monika mengangkat kedua belah tangannya , kaos putih itu ikut tertarik dan kulit putih bersih itu bersentuhan dengan bibir Zek,
“Ooh Tuhan kutarik , keluhanku hari ini” desis Zek dalam hati,Dijilatnya sedikit perut itu seakan itu tidak sengaja, Zek merasa penisnya sudah sangat mengeras, ia terhanyut oleh khayalannya sendiri, otaknya tak sanggup menalar norma,nafasnya kian memburu, lalu dilepaskan pegangan tangannya , dan seketika tubuh Monika meluncur kebawah,
“Aaw , gimana sih bang, kok dilepas” seru Monika kaget, wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari wajah Zek,
“Monik dengar, aku mau bicara , beri aku 5 menit untuk bicara jujur.. bila kamu ga suka, kamu hanya perlu bilang dan aku pulang, ok?” kata Zek dengan terbata2.Monika mengangguk bingung dan Zek langsung menyambung ” aku sangat suka ke kamu sejak kamu remaja, sejak aku kenal kamu , aku suka kamu sekarang dan kapanpun, aku mencintaimu,aku ingin hatimu.
Terserah kamu mau bilang apa… yang jelas aku bisa mengatakan ini langsung ke kamu sudah cukup bagiku,… aku ga mau kamu berubah sikap ke aku setelah ini… tapi aku hanya ingin kalau kamu tau ,kalau aku cinta kamu”
Zek mengatakan dengan sungguh2 , bahkan ia heran dengan dirinya bisa mengatakan hal jujur ini ke adik iparnya,”Boleh aku lanjutkan Monik?” kata Zek sambil menyentuh wajah adik iparnya,Monika memundurkan wajahnya sedikit, mencoba mencerna omongan Zek tadi, tak pernah terpikirkan hal seperti ini akan terjadi.
“Boleh aku lanjutkan Monik” ulang Zek, kemudian Monika mengangguk pelan ,”Dari semua yang ingin kulakukan , tidak ada yang bisa melebihi ini.
” Zek kemudian memeluk Monika pelan, Monika berundur kebelakang sedikit namun tertahan tembok, Lalu Zek mengendurkan pelukannya dan ia mengecup pipi adik iparnya itu, Monika menutup matanya ketika Zek melakukan itu,
Sedikit kecemasan mulai menyelimutinya,Zek kemudian menarik bibirnya dari pipi adik iparnya dan memandang Mata Monika,
“ini saatnya Zek ..Ayo !!” bisikan entah darimana berdesir di kupingnya.Kemudian Zek menyentuhkan bibirnya ke bibir sensual adik iparnya itu,
“Ya Tuhan , aku melakukannya” kata Zek dalam hati, tidak ada reaksi dari Monika, lalu Zek mulai menghisap bibir bawah adik iparnya pelan, Monika merasa sangat bingung dan penasaran , apa yang terjadi dengan kakak iparnya ini,
“Hhmmp sudah Bang” kata Monika pelan, tetapi justru ketika ia membuka bibirnya , lidah Zek menerobos masuk , menari-nari di permukaan lidahnya, mengusik ujung lidahnya, selang 2 detik iapun membalas lidah itu,
Begitu Lidah Monika keluar dari mulutnya , Zek seketka menghisap lidah Monika pelan dan teratur, Monika mulai merasa dirinya lemas, semua yang ada di otaknya mulai tertutup sesuatu,.Zek menyandarkan Monika ditembok,
Lalu dengan pelan ia terus menjilati dan menyedot lidah Monika, “OOH Monika , kau milikuu” pikir Zek liar, Tangan Zek mulai meraba perut Monika , disibakkannya kaos putih basah itu keatas, di raba pelan gundukan payudara kencang itu,
Kemudian Zek menekan pelan bahu Monika sampai adik iparnya itu terduduk dilantai , dengan terus menciumi bibir Monika , Zek membaringkan Monika di lantai belakang rumah itu, kemudian ia melepas kaos Monika keatas,
Monika menggigil sewaktu Zek melakukan hal itu , ia berbisik pelan sewaktu Zek menciumi leher putihnya “Jangan bang Zek, sudah…”Lidah Zek menjelajahi leher Monika, kemudian giliran telinga Monika , lubang bagian dalampun tak luput dari jilatannya,
” Adik iparku sayang, kutunjukkan betapa aku mencintaimu, betapa aku menginginkanmu” bathin Zek..Lidah Zek merayapi leher kemudian ketiak Monika, seketika adik iparnya itu menggelinjang geli, “ouugh ” desis Monika, nafasnya mulai memburu,
“Ooh Monika, aku ingin menghirup semua bau tubuhmu” bisiknya ketelinga Monika, lalu Monika mengangguk pelan,seketika itu Zek melepas Bra Monika , sewaktu Zek melakukan itu, hatinya berdebar,berpacu dengan keringatnya yang menetes deras, dibelainya Paha Monika sambil mengusap pelan dari luar Vagina Monika, dihentikannya sejenak kegiatan itu,
“Ya Tuhan , Monika cantik sekali dan sekarang kamu miliku …” bathin Zek..Monika tanpa bra jauh lebih membangkitkan kelelakian Zek, payudaranya yang indah itu menyembul begitu Bra terlepaskan, Zek langsung menjilati putting payudara itu bergantian kiri dan kanan ,
Tangan Monika meraba punggung Zek pelan, lalu Zek memegang tangan itu dan mengarahkan ke penisnya.Zek begitu leluasa, sejenak pikirannya melintas, “Kunodai kamu Monika, kunodai setiap senti tubuhmu ,
Lihat saja..”Kemudian Zek mulai menjilati perut Monika , sembari tangannya mengelus payudara Monika, Lalu ia berdiri dan menanggalkan kaosnya sendiri, Monika yang terbuai dengan jilatan Zek mulai meremas penis Zek dari Luar,
Tak sabar Zek melolosi celana pendek Monika, celana dalam hitam itu sangat sempurna di kulit perut dan pahanya yang putih, dengan rakus Zek menggigit dan menjilati vagina Monika dari luar, kemudian ia segera membuka sedikit celana dalam itu dan lidahnya menyeruak masuk kedalam vagina Monika,
“OOooh inilah aroma yang kuimpi2kan…ini aroma yang membuatku selalu membayangkan..inilah rasa vagina Monika , inilah rasa tubuh Monika “Pinggul Monika terangkat seirama lidah dan bibir Zek menjilat dan menghisap klitorisnya ,
Mata Monika menatap kepala Zek yang sedang bergerak-gerak liar di selangkangannya dengan sayu “Ya Tuhan , apa yang aku lakukan? aku tidak mau ,Tuhaan,aku tidak mauuu” jerit Monika dalam hati, namun suara yang keluar adalah
“Ooouuuh aaa uuuuh isshhi isssh issh” desis itu membuat Zek bersemangat,Lalu setelah puas menjilati seluruh paha betis dan kaki Monika , ia pun menanggalkan celananya, dan menatap tubuh adik ipar dibawah kakinya.
“Kamu harus membayar hutangmu yang membuatku menunggu selama ini Monik, kamu harus kunodai seluruh tubuhmu” bathin Zek sambil mengarahkan penisnya ke mulut Monika,Monika menggeleng sewaktu Zek menyentuhkan penisnya yang telah basah ujungnya ke bibirnya, namun Zek menekan kepalanya kearah dalam kemudian dengan menutup mata,
Monika mulai mengulum penis Zek yang mengeras itu,Zek benar2 terangsang melihat bibir Monika mengulum penisnya , hatinya bagaikan dipenuhi oleh cinta, Mata Monika yang indah itu menutup menambah sensasinya sewaktu mengulum penisnya,
“Ya hisap terus Monik, hisap Monika ! hisaplah kontolku yang kotor ini dengan bibirmu yang indah itu, ku kotori seluruh rongga mulutmu, seluruh lidah dan gigimu akan kusentuh dan kunodai dengan kontolku, ” pekik Zek dalam hati , ketika Monika mulai menghisap penisnya,
Zek merasa cairan bening didalam saluran kencingnya sudah masuk ke mulut Monika, lidah Monika yang bermain dikepala penisnya membuat penis Zek sangat mengeras ia bahkan sewaktu tak pernah membayangkan Monika sejauh ini, begitu lidah dan bibir Monika menjilati buah zakar Zek , barulah Zek tersadar… hatinya sangat puas,
“bibirmu sudah ternoda sayang” bathin Zek..”Sudah cukup, sekarang aku mau menodai tubuhmu ” desis Zek dalam hati sambil melepaskan penisnya dari mulut Monika,Lalu direntangkan paha Monika.
Monika merasa inilah saatnya harus stop, matanya terpejam mencoba berpikir, akal sehatnya harus kembali , dia tidak boleh meneruskan hal ini, dia tidak menghendakinya, Monika berpikir bagaimana bila ia berguling kesamping dan “ouuh..ouuuhh Ba-aang”Penis Zek ternyata lebih cepat daripada otak Monika , penis Zek telah memasuki dirinya “ja-ngaan bang” bisik Monika tak berdaya,
Zek merasa kehangatan menyelimuti tubuhnya ketika ia memasukan semua penisnya kedalam vagina Monika, seperti ada selimut kasat mata di punggungnya, hatinya merasa sangat bahagia melihat Monika, adik iparnya yang selama ini di impikannya menyatu dengan tubuhnya, betapa bahagia melihat penisnya keluar masuk ke vagina Monika,
“Monikaa, tidak suka? Panggil aku Zek saja jangan abang bila kamu ingin semua cepat berakhir” kata Zek parauMonika membuka matanya dan melihat lelaki yang dia hormati selama ini sedang terengah engah diatas tubuhnya ” i—iya Zek ..berhenti Duul” kata Monika lirih sambil menutup mata,
Zek semakin terangsang ketika Monika memanggil namanya, ia merasa seperti kekasih pada Monika, di percepatnya gerakan pinggulnya,”aahhs iihhs iisss issss issss” erang Monika ia membuka kembali matanya , dan mendapati dirinya sedang terayun-ayun ,
Ada sedikit gelombang kecil diperutnya, awal dari orgasme ! “aahh ahhh aaaah ” desisnya seirama dengan hentakan penis Zek didalam liang vaginanya,Zek sangat terpesona dengan wajah adik iparnya itu, sangat seksi,
Kemudian ia jadi lepas kendali,”Monikaaa, saayaangg…enaknya vaginamuuu, enaknya tubuhmu Maay..oohh ..kontolku enak Monik? Kontolku apa rasanya??? ” cerocos Zek, “apa Monik? Kontolku apa maaayyy???
“Monika merasa gelombang runtun itu menyebar dari vaginanya ke otot perutnya..dan otot2 kaki2nya..melewati syaraf punggungnya dan mulai menyerang kepalanya… pandangannya mengabur, nafasnya terasa pendek2 “enaak Duuull enaakk..kontolmu enaaakk” gelombang orgasme menerpa tubuhnya, wajahnya terasa tertiup hawa panas.
Demi mendengar suara Monika berkata begitu Zek tidak dapat menahan lebih lama lagi , dipercepatnya gerakan pinggulnya dengan kasar, “ooouuh Monika…vaginamuuuuu milikuuuu” croooooott croooottttttt beberapa kali Zek menumpahkan spermanya ke dalam vagina Monika ,
Setiap semprotan dari penisnya selalu dibarengi oleh pikiran “kunodai Monikaaa…kunodai adik iparkuuu”Kaki Monika terlipat kaku di pinggang Zek sewaktu orgasme terakhir menerpanya dan Zek menanamkan penisnya dalam2
“Monika terimalah spermakuuu…. kubasahi seluruh liangmuu ..sampailah spermaku ke rahim mu maayy” bathinnyaKetika nafas keduanya mulai teratur, Zek melihat Monika tersenyum sayu, mata indah itu membuat penisnya sedikit bergetar kembali,
“Cukup” pikirnya ,”tubuhmu sudah ternodai, sudah kukotori “Zek bangkit dan memakai celana pendeknya , sambil berbisik ke Monika “sebentar Monik , jangan berpakaian Zeku, aku harus kerumah untuk mengunci pintu nanti aku kembali
“Monika mengangguk lemah sambil tersenyum,Kemudian Zek segera melesat keruang makan, menyambar 2 kaleng bir dari kulkas, dan setengah berlari kerumahnya,Didepan rumahnya sendiri ia membuka sekaleng bir, menenggaknya sekaligus dan melirik keatas sambil mengacungkan jempol ..” Tuhan .. you are the best ” sambil tersenyum bahagia.




Bandar Poker Pokercino.com

Judi Poker - Menyetubuhi Ibu Kandung


Judi Poker - Sex sedarah dengan ibu kandungku kali  ini aku akan berbagi dengan penggila cerita dewasa pertama inijnkan aku perkenalkan namaku Jimmy umurku 20 tahun aku berstatus mahasiswa di PTS Surabaya, dan aku lahir dari keluarga broken home, dari kecil orang tuaku bercerai dan aku tinggal bersama ayahku. singkat cerita sampai suatu hari dia terlibat masalah di luar negeri dan lalu aku tinggal bersama ibu kandung dan adikku.
Perlu aku ceritakan disini, bahwa Ibu kandungku adalah wanita yang sangat seksi dan cantik meski usianya sudah 36 tahun, sedangkan adikku sangat manis dan merangsang meski baru berumur 14 tahun, mungkin ini dikarenakan tubuhnya yang tumbuh dengan pesat sehingga tonjolan di tubuhnya terlihat menggairahkan.
Perlu diketahui, nafsu sex ku sangat besar. Hampir setiap hari aku melakukan onani akibat ga kuat menahan gejolak sex, sampai akhirnya muncul cerita dewasa panas ini dikarenakan nafsu sex binalku ini.
Setelah 3 minggu aku tinggal bersama mereka, timbul nafsu birahiku untuk menyetubuhi ibuku. Bagaimana tidak terangsang melihat wajah cantik yang dewasa dan menggairahkan serta tubuh yang seksi luar biasa (mungkin dikarenakan ikut senam).
Setiap ibuku mandi, aku selalu menyempatkan diri untuk mengintipnya. Sambil melihat aku pun melakukan onani sampai-sampai maniku berceceran di lantai tempatku mengintip.
Disitulah setiap hari aku melakukan aktifitas ini tanpa takut ketahuan oleh ibu maupun adik dan pembantuku. Terkadang kalau tidak sempat, aku tidak membersihkan bekas maniku karena takut ibuku lebih dulu datang. Aku tidak tahu dia sadar akan hal ini atau tidak, tapi yang pasti sampai 3 minggu ini masih aman.
Pada pagi hari ibu menyiapkan sarapan untukku, aku duduk di meja makan menunggu sarapan tiba. Waktu itu adikku sudah berangkat sekolah, sedangkan pembantuku belanja ke pasar. Kulihat ibuku hanya memakai celana dalam, sedangkan bagian atasnya dia hanya memakai kaos, sehingga tonjolan dadanya terlihat sekali.
Mungkin dia tidak risih berpakaian demikian karena seisi rumah biasanya hanya wanita, tetapi aku yang melihatnya membuat jantungku berdegup kencang dan darah mudaku pun mendesir. Apalagi sarapan yang kumakan kebanyakan menambah libido, sehingga birahiku pun semakin tinggi.
“Say.., celanamu kenapa..?” tanyanya.
Memang pada saat itu batang kemaluanku tegang sekali sampai terlihat dari luar celana. Saking kagetnya ditanya demikian, gelas yang sedang kuminum pun tumpah, untung tidak pecah.
“Kalau minum pelan-pelan dong, Sayang..” sahutnya sambil mendekatiku dan mengelap tumpahan air di bajuku.
Begitu dia mendekat aku merasa tidak tahan lagi. Aku segera berdiri dan memeluknya serta menghisap lehernya. Waktu itu otakku sudah keruh dan tak perduli apa-apa lagi.
“Say, jangan.. aku ini ibumu..,” hanya itu yang dia katakan, tetapi dia sedikit pun tidak melawan, malah kemudian membiarkan aku membuka kaosnya sehingga tubuh indahnya pun terlihat.
Aku pun mulai menggerayangi seluruh tubuhnya, payudaranya yang besar kuhisap seperti pada waktu aku masih bayi, dan tanganku kupakai untuk memijat payudara sebelahnya serta untuk memeluknya.
Setelah itu daerah erotis lainnya pun segera kunikmati seperti dadanya, ketiak, sampai akhirnya aku terduduk mengarah persis di celana dalamnya. Kulihat waktu itu CD-nya sudah basah sekali, lalu kutarik CD-nya ke bawah dan langsung aku melakuan oral seks di liang kewanitaan ibuku.
Waktu itu terciumlah bau khas wanita yang sebenarnya kurang sedap, tapi bau itu merupakan bau terindah yang pernah kucium dikarenakan nafsuku sudah memuncak.
Aku pun menciumi permukaan kemaluannya sambil lidahku menari-nari di daerah paling sensitifnya, perbuatanku ini membuatnya melonjak seperti kesetrum.
“Cukup Jim, hentikanlaah.. aah..” katanya tetapi tangannya terus memegangi kepalaku yang tenggelam di selangkangannya, bahkan menahanku untuk tetap menjilatinya.
Saat lidahku menjilati klitorisnya dengan lembut, tidak lama kemudian tubuh ibuku mengejang dengan hebat, dan desahannya semakin keras. Aku tidak perduli lagi dan terus menjilati kemaluan ibuku yang memuncratkan cairan-cairan kental saat dia mencapai orgasme tadi. Kuhisap semua cairan yang keluar, meskipun rasanya aneh di lidah tetapi terasa nikmat sekali.
Kemudian ibuku yang terlihat lelah melepaskan kepalaku dan duduk di kursi makan. Aku pun segera berdiri dan melucuti pakaianku. Dia tampak terkesan melihat batang kemaluanku yang besar dengan panjang kira-kira 15 cm dan berdiameter 4 cm.
Ketika aku mendekat, ibuku mendorongku hingga aku terduduk di kursi makan dengan sisa tenaganya yang lemas. Kupikir ibuku menolak dan akan marah, tetapi dia segera berlutut mengarah ke batang kejantananku. Mulutnya begitu dekat ke kemaluanku tetapi dia diam saja. Aku yang sudah tidak tahan segera mendorong kepalanya menuju batang kejantananku.
Ibuku langsung mengulum senjataku dengan penuh nafsu. Hal itu terlihat dari kulumannya yang liar dan berirama cepat serta tangannya menggosok pangkal kemaluanku. Sambil dia melakukannya, kubelai rambutnya dan merasakan kenikmatan yang luar biasa, tidak terkira dan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata. Sampai akhirnya aku merasa tidak tahan lagi, air maniku menyembur di dalam mulut ibuku.
Dia segera memuntahkannya, dan kemudian membersihkan sisa-sisa air mani yang menetes di batang kejantananku dengan mulutnya. Melihat batang kejantananku masih tegang, dia segera naik ke pangkuanku dan membimbing burungku memasuki sarangnya.
Akhirnya tenggelamlah seluruh batang kemaluanku ini ke liang senggamanya. Gila.., rasanya luar biasa sekali. Meski aku sering jajan, tapi kuakui liang kewaniataan ibuku ini terasa nikmat luar biasa dibanding lainnya.
Dia mulai naik turun menggosok batang kejantananku sambil memeluk kepalaku sehingga aku berada persis di belahan payudaranya. Hal itu kumanfaatkan untuk menikmati sekitar wilayah dadanya.
Akhirnya dia berada di puncak orgasmenya, dan langsung mengerang kenikmatan. Aku pun mulai kewalahan menghadapi goyangannya yang semakin liar, dan akhirnya muncratlah air maniku untuk kedua kalinya di dalam liang senggamanya.
Kami pun lalu saling berciuman dengan mesra. Kemudian tanpa berkata apa-apa, dia langsung menuju kamar mandi dan membersihkan badannya.
Waktu itu aku sadar bahwa aku telah menyetubuhi ibu kandungku sendiri, karena merasa bersalah aku segera meninggalkannya untuk berangkat kuliah setelah berbenah, sementara dia masih di kamar mandi.




Judi Poker Pokercino.com

Agen Poker - Sepupuku Super Genitnya


Agen Poker - Aku punya sepupu cewek orangnya cantik dan yang paling genit, dia denganku hanya terpaut 3 tahun namanya Fika dia berkulit putih sperti primadona kayak di film blue japan, susunya juga pas dengan proporsi tubuhnya tidak terlalu besar maupun kecil, dia kalu bepenampilan selalu menggoda mataku sering aku ngelirik pahanya jika kita bersama.
Satu ketika, aku diminta Fika bantuin bikin desain logo acara skolah dia. Waktu itu, aku di kuliah dan Fika di sma. Kebetulan ditinggal orang rumah, aku dan Fika berduaan di kamar aku karena komputer aku ada di kamar.
“ko, kenapa koko lom punya pacar?”, tanya Fika memecah suasana. Aku yang lagi serius cuma bengong sambil menoleh ke Fika dan aku kaget karena mukanya deket banget am aku sampe aku bisa kerasa nafasnya dia (untung nafasnya ga bau hehehe). Dikit deg2an juga aku ngeliat muka manis Fika yang deket banget.
“eh..gak aja..maksud koko, lom mau”, jawab aku sekenanya sambil nerusin kerjaannya.
Puluhan menit lewat dan rupanya Fika mulai pegal karena dia duduk di kasur aku di lantai dan komputernya di deket kasur aku. Beberapa kali Fika harus merubah posisi dan kadang dia bertanya soal bentuk logonya. Entah disengaja ato gak, tiap kali dia ganti posisi duduk, pasti lengan kiri aku nyenggol tokednya yang sekel.
Berkali kali disenggol, batang aku merespon. Mulai on aku. Curi2 pandang, aku liat belahan kaos Fika. Siang itu dia pake hotpants hitam dan atasan putih longgar, membuat aku bisa ngeliat bebas ke dalam bajunya. Aku bisa intip bra biru Fika yang kayaknya kekecilan nampung tokednya yang putih bulat.
“ih na, jangan nempel2 gitu dong”
“napa ko?”
“gak enak aja. Itu kamu nempel di aku”
“apaan aku ko?”
“tuh..toked kamu”, jawab aku sekenanya sambil tetap liat monitor.
Diam sejenak.
“emang kenapa kalo nempel?”
“ya jadi bikin pengen kalee naa”
“pengen apa?”
“ya pengen megang hehehe”
“koko mau megang toked aku?”
Aku terkesiap. Aku nengok ke samping. Fika sedang tegak duduknya dengan cetakan toked bulat dan muka Fika yang kemerahan.
“emang boleh?”
“boleh ko”, lanjut Fika sambil langsung ngambil tangan kiri aku dan dia taro di tokednya yang empuuuk banget. Tanpa tunggu lama, aku langsung remes toked Fika.
“sshhhhhh……..koko……..aaaaahhhhhhhhhh……mmmmmhhhhhhh h”
“dua duanya boleh na?”
“sssshhh….iyaahh…boleh….”
Kini, 2 tangan aku sudah sibuk meremas toked Fika yang bener2 sekel. Gak puas disitu, aku minta ijin untuk meremas dari dalam. Fika dengan gampang mengiyakan permintaan aku dan tangan kanan aku mulai turun mencari ujung kaos dan mulai merambat masuk kaos Fika dan menemukan bra Fika. Aku remes dan aku gesek2
‘aakkkhhh…kokoo….teruss…enakk bangett..”
“toket kamu kenyal banget na..”, jawab aku sambil menikmati kekenyalan toked ini.
“na, bole aku kenyot gak?”, tanya aku yang langsung dijawab anggukan.
Aku tarik kaos Fika ke atas, dan aku dorong bra birunya ke atas. 2 toked putih bulat dan sekel menggantung bebas dengan pentil sedikit kemerahan. Langsung aku serbu toked2 itu. Aku isep gantian pentil kiri dan kanan. Fika merintih dan bergerak liar, terutama ketika aku gigit kecil pentilnya. Aku lirik, Fika mulai menggesek2an pangkal pahanya, Fika sudah siap rupanya.
Aku berputar ke arah belakang Fika, dan aku pelulk dia dari belakang. Aku cium tengkuknya dan aku remas toked nya dari belakang sedikit gemas.
“aaahhh…kokooo…pelan pelan…aaakkhhhh…….pentil ko….pelintirr….aaakkhhh”, aku ikutin kemauan Fika. Aku pelintir pentil toked nana kadang keras kadang lembut.
Melihat Fika makin horny, tangan kanan aku turun ke pangkal paha Fika. Aku gesek turun naik dan bikin Fika makin merintih keras dan mendorong tangan aku biar makin kegesek ama mekinya.ketika aku liat gerakan Fika makin gak beraturan dan dia merintih makin keras dengan mata tertutup, aku percepat gerakan tangan aku dan dia pun orgasme.
“aaakakhh….aku dapeeeeeeeeeeeeetttttttttttttttttttttt….aaaaaaaaaa aahhhhhhhhhhhhhhh!!!!!”
Tangan aku dijepit pahanya yang mengejang karena orgasme.
Setelah Fika buka mata, dia langsung mengarah ke aku dan meremas batang aku yang emang udah keras dari tadi.
“sekarang, buat koko”, Fika nurunkan celana dan cd aku dan mulia mengocok batang aku. Selang seling, Fika menghisap batang aku dan sangat enak. Apa anak ini uda pernah ya?., pengalaman sekali batin aku.
Makin lama, kocokan dan hisapan Fika membuat pertahanan aku hampir runtuh.
“na….aahh….koko dah mau dapet..”, kata aku sambil memegang kepala Fika dan menyodok lebih keras.
Fika sedikit gelagapan dan tepat aku mau keluar, Fika menarik kepalanya dan mengocok kencang serta ujung lidahnya menyapu ujung batang aku. Aku muncrat. Pipi, hidung, mulut, dada dan baju Fika dan sprei aku terkena muncratan.
Setelah kondisi reda, aku melihat Fika yang masi ngeliatin aku dengan muka belepotan sperma aku sambil senyum. Makin cakep aja nih sepupu aku.
“kok kamu mau ginian am aku?”
“abis aku uda suka ama koko dari dulu”
“kamu tapi kayanya uda pernah ya sebelum barusan?”
“gak kok, cuma liat di bf aja (blue fillm)”
“ooo. Tapi kamu hebat na, koko puas banget”
“heheh makasi ko. Aku ke toilet dulu ya, bersih2”
Ditinggal Fika ke toilet, aku melihat postur sepupu aku ini. Dengan baju masi berantakan, bra terangkat, dengan hotpants hitam, Fika bbener2 cewek sempurna. Putih, mulus, cantik dan badannya nafsuin. Melalui pintu kamar mandi aku yang gak dia tutup, aku liat dia beresin baju dan dalemannya.
“ko, da selesai lom logonya?”, tanya Fika memecahkan lamunan jorok aku.
“eh..bentar lagi selesai”, jawab aku gugup sambil nerusin kerjaan.
Sejak saat itu, kita berdua lebih deket tapi gak pernah terulang lagi kejadian sama Fika waktu itu. Entah kenapa., aku kangen peristiwa itu terulang kembali.
Bunyi ringtone hp aku membuyarkan lamunan.
Fika menelepon.
Dia butuh bantuan untuk membuat pelajaran komputernya. Wah, asik nih pikir aku.
Gak nyampe sejam, Fika sudah datang. Aku denger dia ngobrol ama nyokap dan masuk kamar aku.
Aku uda seneng aja dan langsung masuk kamar.
“hallo a….”, teriakan aku terputus saat liat ternyata Fika membawa temannya.
Sebut saja Dewi.
Dewi ternyata sahabat Fika. Dewi sedikit lebih pendek dari Fika dengan berat proporsional, berkulit putih mulus, rambut hitam panjang sepunggung dan terlbih dari semua, toked yang bulat penuh dan mancung sekali, jelas lebih besar dari punya Fika.
“Dewi”, dewi mengulurkan tangan.
“Erik”, jawab aku smbil menikmati tangan dewi yang halus berbulu.
“ko, dewi minta dibantuin kerjaan Excel nih, soal fungsi2 gitu”
“ooh…bisa, gampang kok. Ayok”, ajak aku ke mereka. Dewi mengambil posisi di kiri aku sedangkan Fika di kiri dewi. Ternyata harapan aku menjadi nyata, kali ini dewi yang toketnya selalu tersenggol tangan aku ketika dia ubah posisi duduk. Beda dengan Fika, dewi terlihat perubahannya, nafasnya mulai gak teratur dan kakinya mulai disatukan dan bergerak sana sini. Sudah horny dewi.
“ko, aku mau keluar bentar ya”, Fika ngeloyor pergi.
“koko uda punya pacar lom?”
“lom wi, kenapa?”
“mau jadi pacar dewi gak?”, kaget aku dengernya. Sejenak aku liat dewi dengan muka cantiknya dan gak tahu gimana, aku uda fk ama dewi. Dewi ahli bermain lidah, terbukti dewi membalas geraakan liar lidah aku di mulutnya. Tangan aku uda gtel pengen remes tokednya.
Dengan tangan kiri mengelus punggungnya, tangan kanan aku langsung meremas toked dewi kanan dan kiri.
“akkhhhh..koko…….enak…terus ko…….remess toked dewiiii…..”
“wi, toked kamu bagus banget. Ukuran berapa sih?
“36B ko..”
“wow, gede banget..isep yah?”, Fika langsung mengangguk.
Dengan tangan kiri di punggung dewi, tangan kanan aku menyibak kaos dewi yang hari itu memakai kaos ketat coklat muda sehingga bongkahan tokednya bener2 terlihat bentuknya.
Aku sedikit kesusahan mendorong bra nya karena montoknya toked dewi. Tangan kiri aku berusaha cari pengait bra dan terlepas sudah. Toked nana terdorong keluar dan menggantung bebas. Aku remes dengan gemes dan lansgung aku jilat bagian bawah tokednya.
“aaaaaaiihhhh….gellliiiiiiiiii….aaaahhh……kokooo……. .geliiiiiii”
“tapi enak gak..”
“enakkkkk….”
“kokooo….pentilnyaaaaa isep doongg…gatelll”, cerocos dewi yang bikin aku tambah semangat.
Isapan dan remasa aku makin kenceng dan aku dorong dewi sampe terlentang. Dengan 2 tangan, aku remes toket dewi dan aku pasang misionaris. Walaupun masi baju lengkap, celana basket aku bsa membuat dewi yang hari itu pake legging hitam merasakan batang aku. Aku tempelin dan aku gesek2.
“aaaahhhh…..teruuusss….iseeeeppp pentilnyyyaaa lagi kooooo…..dewi sukaaaaa”
Aku percepat gesekan aku.
“kokoo….dewiiii….aaaaahhhhh…….maauuu keluarrrr”
Aku konsentrasiin isapan aku di sekitar pentil dewi. Dan ketika pas sudah mau dapet, aku gigit kecil pentil dewi.
“aaauuuu….aaaaaakkkkkkkhhhhhhhhhhh……kokooooooooooo oooooooo…!!!”, aku sumpel mulut dewi dengan fk karena teriakannya mayan kenceng. Aku fk terus selama dewi mendpat orgasmenya.
Merasa yakin, aku pelorotin celana dan cd aku dan aku pelorotin juga legging dewi. Dewi gak pake cd.
Aku liat mekinya yang berbulu jarang, dan putih mulus. Aku deketin batang aku dan aku gesekin ke bibir meki dewi yang uda berlendir.
“wi, masukin ya?”
“iya ko…masukin aja…buat koko”, jawab dewi sambil menutup mata dan menggigit bibir ketika aku dorong batang aku masuk. Ternyata dewi sudah gak perawan. Dengan susah aku masukin batang aku.
Sempitnya meki dewi mmbuat batang aku mulai perih. Aku rangsang dewi lagi. Masih dengan batang di meki dewi, aku remes tokednya dan aku permainin pentilnya. Merasa mulai licin lagi, aku mulai pompa dewi.
“uuuuuuhhhhhhh…..kooooooo…..truuuussss”
Suara ini yang terdengar dari dewi terus menerus. Aku lirik ke arah pintu, pintu kamar aku masi terkunci. Sembari mompa, aku mikir juga, kemana Fika? Kok bisa tepat gini? Gimana klo dia masuk? Semua pikiran ada di otak aku tapi dikalagkan nafsu yang sedang menggenjot dewi.
Aku cabut batang aku, aku minta dewi nungging.
Dengan posisi ini, aku pengen remes tokednya sembari ml. ketika aku dapat tokednya, aku remes smbari aku maju mundur.
“oookkhhh….koko…enak bangettt….sssshhhh….aaaakkkhhhhh…..sshhh….sshhhh…. .terus koo..”
Main dengan posisi ini membuat aku cepet orgasme. Beberapa saat kemudian, aku akan orgasme, akupegang pantat putih montok dewi dan aku percepat goyangan pantat aku.
“ooh…aahh…oohh..aahhh…koko…aaahh…ooohhh…koo…”
“wi…aku keluarrr”
“samaa kooo”
Tepat batang aku akan muncrat, aku tarik batang aku dan aku muncrat di pantat dewi. Masih aku gesek2 ujung batang aku dengan bibir meki nya tapi gak berani ampe masuk, bsa hamil anak orang nih.
Aku terduduk lemas di kasur aku. Di depan aku, dewi masi nungging lemas. Mekinya terlhat terbuka dan berlendir bening. Melihat pemandangan ini, aku horny lagi. Aku gesek2 mekinya pake telapak aku dari belakang.
“aaahhh…kokooo….enaaakkk”, di luar dugaan, dewi masi ingin lagi. Aku gesek2 terus sampe suatu ketika, dewi mulai bergerak cepat dan badangnya mengejang. Pahanya lagi2 menjepit tangan aku. Aku biarin sampe ototnya mengendur.
Aku terbangun. Aku liat dewi tidur telanjang di samping aku. Sejenak aku kaget, dan duduk seketika. Mana Fika? Aku cek hp.
“koko, aku ada perlu sebentar nanti balik sorean. Have fun ya ama dewi mmuachh”, tulis Fika di sms aku. Sedikit bingung aku bacanya.
Nengok ke dewi, dewi sedang tidur tengkurap dengan kaki kiri sedikit naik sehingga mekinya bisa terlihat. Tokednya yang terjepit juga terlihat menantang. Batang aku mulai minta disarungkan lagi. Pelan2 aku deketin meki dewi dan aku elus2. Ternyata gak lama, mulai licin mekinya, aku terusin sampe dewi mulai mengerang. Aku tengok, dia masi teratur nafasnya.
Perlahan aku angkat kakinya dan aku dorong batang aku.
“aahh..ko? mau lagi..?”, dewi mengerjap2kan mata sambil melihat posisi aku.
“iya wi, abis kamu seksi banget”
“ayo ko…lanjutin”, sambut dewi sambil menutup mata.
Dengan posisi ini, batang aku bisa lebih terasa bergesekan dengan dinding meki dewi yang sangat soft dan licin. Bertahan di gaya ini, aku remas toked dewi dan aku maini pentilnya keras2.
“uuuuuuuhhhhhh….kokooo…dewi mau dapet lagiiiii…..kokoooo….aaaahhhh”
“sama sayang…koko juga….”
Makin semagat aku pompa, toked putih dewi terguncang2 atas bawah.
Tiba2 aku cabut batang aku membuat dewi kaget.
“loh kok?…..aaakkkhhhh kokoo…”, ucapan dewi terhenti ketika aku balik dia dan aku isep pentilnya.
“kokooo…teruuuussss…mau dapetttttt”
Dengan satu gerakan panjang, aku jepit pentil nya smentar jari lain di toked satunya. Aku tarik ke atas berbarengan aku tusuk batang aku dan aku goyang sedikit kasar.
“aaaahhhh kokooooo…..aaaaaakkkkkkkkhhhhhhhhhh!!!!!!!!!”
“aaaahh…dewiiiiiii”
Kedua kaki dewi mengunci pantat aku. Aku muncrat di rahim dewi.
Aku kaget dan berusaha lepasin pantat aku tapi kuncian kaki dewi membuat aku merasakan angetnya mani aku sendiri di meki dewi. Aku akhirnya cabut batang aku dan keliatan dikit mani aku bercampur sama cairan nikmat dewi.
Aku terbaring di kasur dan melhat dewi. Mata terpejam, toked putih bulat basah keringat naik turun, dengan pentil tegak ke atas. Turun ke bawah, bulu2 jarang meki dewi bergerak2 kecil tertiup angin AC.
Aku deketin dewi dan aku fk dia. Setelah beberapa lama, aku lepas bibir dia.
“kok kamu mau si ama aku?”
“abis koko jago katanya”
“hah? Kata sapa?”
“Fika”
Terkesiap aku dengernya. Berarti sepupu aku ini nakal juga yah.
Melihat dewi yang masih ngos2an, aku naik horni lagi. Kali ini aku fk dia sambil tangan aku remes2 tokednya. Sampe lama, aku gak sentuh daerah mekinya.
“kokooo….aaahhhh….gatelll…kokoooo….aaaahhhh….maauu u….”
Karena aku yang uda ngilu bangt, tangan aku yang menggantikan batang, dengan cepat, tangan aku menggesek meki dewi.
“ssshhhhhhhhhhaaaahhhhh…..aaaaaaaaaaakkkhhhhhhhh!! !!”, seketika itu juga dewi orgasme lagi..
“aaaahhh….hhhhhmmmm…mmmfff…aaahhh…kokoo nakall…..aaahhhh”
Aku pelintir pentilnya dan aku peluk dewi. Tangan dewi mencari pantat aku dan meremas-remas. Bener2 posisi nyaman waktu itu.
Menjelang sore, dewi aku suruh bersih2 dulu sebelum Fika dateng.
Fika dateng sore itu dan mereka meninggalkan rmh aku.
Aku gak pernah lagi ketemu ama dewi. Kata Fika, dewi kuliah di luar kota dan kabar terbaru, dia sudah merid. Thank you dewi untuk pengalaman seks sama kamu.



Agen Poker Pokercino.com

Agen Poker Terpercaya - Digilir Di Sekolah


Agen Poker Terpercaya - Namaku Mirna. Cerita ini terjadi saat usiaku masih 17 tahun. Waktu itu, aku duduk di kelas 2 SMA swasta yang amat terkenal di Surabaya. Tinggi 157 cm, berat 45 kg, rambutku hitam panjang sepunggung. Kata orang orang, wajahku cantik dan tubuhku sangat ideal.
Namun karena inilah aku mengalami malapetaka di hari Sabtu, tanggal 18 Desember. Seminggu setelah perayaan ultahku yang ke 17 ini, dimana aku akhirnya mendapatkan SIM karena sudah cukup umur, maka aku ke sekolah dengan mengendarai mobilku sendiri, mobil Fauziah ultahku.
Sepulang sekolah, jam menunjukkan waktu 18:30 (aku sekolah siang, jadi pulangnya begitu malam), aku merasa perutku sakit, jadi aku ke WC dulu. Karena aku bawa mobil sendiri, jadi dengan santai aku buang air di WC, tanpa harus kuatir merasa sungkan dengan sopir yang menungguku.
Tapi yang mengherankan dan sekaligus menjengkelkan, aku harus bolak balik ke wc sampai 5 kali, mungkin setelah tak ada lagi yang bisa dikeluarkan, baru akhirnya aku berhenti buang air. Namun perutku masih terasa mulas. Maka aku memutuskan untuk mampir ke UKS sebentar dan mencari minyak putih. Sebuah keputusan fatal yang harus kubayar dengan kesucianku.
Aku masuk ke ruang UKS, menyalakan lampunya dan menaruh tas sekolahku di meja yang ada di sana, lalu mencari cari minyak putih di kotak obat. Setelah ketemu, aku membuka kancing baju seragamku di bagian perut ke bawah, dan mulai mengoleskan minyak putih itu untuk meredakan rasa sakit perutku. Aku amat terkejut ketika tiba tiba tukang sapu di sekolahku yang bernama Fauzi membuka pintu ruang UKS ini.
Aku yang sedang mengolesi perutku dengan minyak putih, terkesiap melihat dia menyeringai, tanpa menyadari 3 kancing baju seragamku dari bawah yang terbuka dan memperlihatkan perutku yang rata dan putih mulus ini.
Belum sempat aku sadar apa yang harus aku lakukan, ia sudah mendekatiku, menyergapku, menelikung tangan kananku ke belakang dengan tangan kanannya, dan membekap mulutku erat erat dengan tangan kirinya. Aku meronta ronta, dan berusaha menjerit, tapi yang terdengar cuma “eeemph… eeemph…”.
Dengan panik aku berusaha melepaskan bekapan pada mulutku dengan tangan kiriku yang masih bebas. Namun apa arti tenaga seorang gadis yang mungil sepertiku menghadapi seorang lelaki yang tinggi besar seperti Fauzi ini? Aku sungguh merasa tak berdaya.
“Halo non Mirna… kok masih ada di sekolah malam malam begini?” tanya Fauzi dengan menjemukan. Mataku terbelalak ketika masuk lagi tukang sapu yang lain yang bernama bernama Yoyok. “Ropikoo”, ia melongok keluar pintu dan berteriak memanggil satpam di sekolahku.
Aku sempat merasa lega, kukira aku akan selamat dari cengkeraman Fauzi, tapi ternyata Yoyok yang mendekati kami bukannya menolongku, malah memegang pergelangan tangan kiriku dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya mulai meremasi payudaraku.
“Wah baru kali ini ada kesempatan pegang susu amoy.. ini non Mirna yang sering kamu bilang itu kan Had?” tanya Yoyok pada Fauzi, yang menjawab “iya Yok, amoy tercantik di sekolah ini. Betul gak?” tanya Fauzi. Sambil tertawa Yoyok meremas payudaraku makin keras.
Aku menggeliat kesakitan dan terus meronta berusaha melepaskan diri sambil berharap semoga Ropik yang sering kuberi tips untuk mengantrikan aku bakso kesukaanku tiap istirahat sekolah, tidak setega mereka berdua yang sudah seperti kerasukan iblis ini.
Tapi aku langsung sadar aku dalam bahaya besar. Yang memanggil Ropik tadi itu kan Yoyok. Jadi sungguh bodoh bila aku berharap banyak pada Ropik yang kalau tidak salah memang pernah aku temukan sedang mencuri pandang padaku. Ataukah… ?
Beberapa saat kemudian Ropik datang, dan melihatku diperlakukan seperti itu, Ropik menyeringai dan berkata, “Dengar! Kalian jangan gegabah.. non Mirna ini kita ikat dulu di ranjang UKS ini. Setelah jam 8 malam, gedung sekolah ini pasti sudah kosong, dan itu saatnya kita berpesta kawan kawan!”.
Maka lemaslah tubuhku setelah dugaanku terbukti, dan dengan mudah mereka membaringkan tubuhku di atas ranjang UKS. Kedua tangan dan kakiku diikat erat pada sudut sudut ranjang itu, dan dua kancing bajuku yang belum lepas dilepaskan oleh Fauzi, hingga terlihat kulit tubuhku yang putih mulus, serta bra warna pink yang menutupi payudaraku.
Aku mulai putus asa dan memohon “Pak Ropik.. tolong jangan begini pak..”. Ratapanku ini dibalas ciuman Ropik pada bibirku. Ia melumat bibirku dengan penuh nafsu, sampai aku megap megap kehabisan nafas, lalu ia menyumpal mulutku supaya aku tak bisa berteriak minta tolong. “Non Mirna, tenang saja.
Nanti juga non bakalan merasakan surga dunia kok”, kata Ropik sambil tersenyum memuakkan. Kemudian Ropik memerintahkan mereka semua untuk kembali melanjutkan pekerjaannya, dan mereka meninggalkanku sendirian di ruang UKS sialan ini.
Ropik kembali ke posnya, Fauzi dan Yoyok meneruskan pekerjaannya menyapu beberapa ruangan kelas yang belum disapu. Dan aku kini hanya bisa pasrah menunggu nasib.
Aku bergidik membayangkan apa yang akan mereka lakukan terhadapku. Dari berbagai macam cerita kejahatan yang aku dengar, aku mengerti mereka pasti akan memperkosaku ramai ramai. Sakit perutku sudah hilang berkat khasiat minyak putih tadi.
Detik demi detik berlalu begitu cepat, tak terasa setengah jam sudah berlalu. Jam di ruang UKS sudah menunjukkan pukul 20:00. tibalah saatnya aku dibantai oleh mereka. Fauzi masuk, diikuti Yoyok, Ropik, dan celakanya ternyata mereka mengajak 2 satpam yang lain, Urip dan Soleh.
“Hai amoy cantik.. sudah nggak sabar menunggu kami ya?”, kata Fauzi. Dengan mulut yang tersumpal sementara tangan dan kakiku terikat, aku hanya bisa menggeleng nggelengkan kepala, dengan air mata yang mengalir deras aku memandang mereka memohon belas kasihan, walaupun aku tahu pasti hal ini tak ada gunanya.
Mereka hanya tertawa dan dengan santai melepaskan baju seragam sekolahku, hingga aku tinggal mengenakan bra dan celana dalam yang warnanya pink. Mereka bersorak gembira, mengerubutiku dan mulai menggerayangi tubuhku, tanpa aku bisa melawan sama sekali.
Aku masih sempat memperhatikan, betapa kulit mereka itu hitam legam dan kasar dibandingkan kulitku yang putih mulus, membuatku sedikit banyak merasa jijik juga ketika memikirkan tubuhku dikerubuti mereka, untuk kemudian digangbang tanpa ampun..
Aku terus meronta, tapi tiba tiba perasaanku tersengat ketika jari-jari Ropik menyentuh selangkanganku, menekan nekan klitorisku yang masih terbungkus celana dalam. Aku tak tau sejak kapan, tapi bra yang aku pakai sudah lenyap entah kemana, dan payudaraku diremas remas dengan brutal oleh Fauzi dan Yoyok, membuat tubuhku panas dingin tak karuan.
Selagi aku masih kebingungan merasakan sensasi aneh yang melanda tubuhku, Urip mendekatiku, melepas sumpalan pada mulutku, dan melumat bibirku habis habisan. Ya ampun.. aku semakin gelagapan, apalagi kemudian Soleh meraba dan membelai kedua pahaku.
Dikerubuti dan dirangsang sedemikan rupa oleh 5 orang sekaligus, aku merasakan gejolak luar biasa melanda tubuhku yang tanpa bisa kukendalikan, berkelojotan dan mengejang hebat, berulang kali aku terlonjak lonjak, ada beberapa saat lamanya tubuhku tersentak sentak, kakiku melejang lejang, rasanya seluruh tubuhku bergetar.
“oh.. oh… augh.. ngggg.. aaaaaaagh…” aku mengerang dan menjerit keenakan dan keringatku membanjir deras. Lalu aku merasa kelelahan dan lemas sekali, dan mereka menertawakanku yang sedang dilanda orgasme hebat.
“Enak ya non? Hahaha… nanti Non pasti minta tambah”. Aku tak melihat siapa yang bicara, tapi aku tahu itu suara Yoyok, dan aku malas menanggapi ucapan yang amat kurang ajar dan merendahkanku itu.
Kemudian Ropik berkata padaku, “Non Mirna, kami akan melepaskan ikatanmu. Jika nona tidak macam macam, kami akan melepaskan nona setelah kami puas. Tapi jika nona macam macam, nona akan kami bawa ke rumah kosong di sebelah mess kami.
Dan nona tahu kan apa akibatnya? Di situ nona tidak hanya harus melayani kami berlima, tapi seluruh penghuni mess kami. Mengerti ya non?”.
Mendengar hal itu, aku hanya bisa mengangguk pasrah, dan berharap aku cukup kuat untuk melalui ini semu. “Iya pak. Jangan bawa saya ke sana pak. Saya akan menuruti kemauan bapak bapak. Tapi tolong, jangan lukai saya dan jangan hamili saya. Dan lagi, saya masih perawan pak. Tolong jangan kasar.
Tolong jangan keluarkan di dalam ya?” pintaku sungguh sungguh, dan merasa ngeri jika aku harus dibawa ke mess mereka. Aku tahu penghuni mess itu ada sekitar 60 orang, yang merupakan gabungan satpam, tukang sapu dan tukang kebun dari SMA tempat aku sekolah ini, ditambah dari SMP dan SD yang memang masih sekomplek, maklum satu yayasan.
Daripada aku lebih menderita digangbang oleh 60 orang, lebih baik aku menuruti apa mau mereka yang ‘cuma’ berlima ini. Dan aku benar benar berharap agar tak ada yang melukaiku, berharap mereka tidak segila itu untuk menindik tubuhku, trend yang kudengar sering dilakukan oleh pemerkosanya… menindik puting susu korbannya. Aku benar benar takut.
“Hahaha, non Mirna, sudah kami duga non memang masih perawan. Nona masih polos, dan tidak mengerti kalo kami suka memandangi tubuh nona yang sexy, dan selalu memimpikan memperawani non Mirna yang cantik ini sejak non masih kelas 1 SMA.
Minggu lalu, ketika non ulang tahun ke 17 dan merayakannya di kelas, bahkan memberi kami makanan, kami sepakat untuk mengFauziahi non kenikmatan surga dunia. Tenang saja non. Kami memang menginginkan tubuh non, tapi kami tak sekejam itu untuk melukai tubuh non yang indah ini.
Dan kalo tentang itu tenang non, kami sudah mempersiapkan semua itu. Seminggu terakhir ini, aqua botol yang non titip ke saya, saya campurin obat anti hamil. Sedangkan yang tadi, saya campurin obat anti hamil sekaligus obat cuci perut.
Non Mirna tadi sakit perut kan? Hahaha…” jelas Ropik sambil tertawa, tertawa yang memuakkan. Jadi ini semua sudah direncanakannya! Kurang ajar betul mereka ini. Aku memberi mereka makanan hanya karena ingin berbagi, tanpa memandang status mereka.
Tapi kini balasannya aku harus melayani mereka berlima. Aku akan digangbang mereka, dan mereka akan mengeluarkan sperma mereka di dalam rahimku sepuasnya tanpa kuatir menghamiliku. Lebih tepatnya, tanpa aku kuatir harus hamil oleh mereka. Membayangkan hal ini, entah kenapa tiba tiba aku terangsang hebat, dan birahiku naik tak terkendali.
Mereka semua mulai melepas semua pakaian mereka, dan ternyata penis penis mereka sudah ereksi dengan gagahnya, membuat jantungku berdegup semakin kencang melihat penis penis itu begitu besar. Ropik mengambil posisi di tengah selangkanganku, sementara yang lain melepaskan ikatan pada kedua pergelangan tangan dan kakiku.
Ropik menarik lepas celana dalamku, kini aku sudah telanjang bulat. Tubuhku yang putih mulus terpampang di depan mereka yang terlihat semakin bernafsu. “Indah sekali non Mirna, mem*knya non.
Rambutnya jarang, halus, tapi indah sekali”, puji Ropik. Memang rambut yang tumbuh di atas vaginaku amat jarang dan halus. Semakin jelas aku melihat penis Ropik, yang ternyata paling besar di antara mereka semua, dengan diameter sekitar 6 cm dan panjang yang sekitar 25 cm.
Aku menatap sayu pada Ropik. “Pak, pelan pelan pak ya..” aku mencoba mengingatkan Ropik, yang hanya menganguk sambil tersenyum. Kini kepala penis Ropik sudah dalam posisi siap tempur, dan Ropik menggesek gesekkannya ke mulut vaginaku.
Aku semakin terangsang, dan mereka tanpa memegangi pergelangan tangan dan kakiku yang sudah tidak terikat, mungkin karena sudah yakin aku yang telah mereka taklukkan ini tak akan melawan atau mencoba melarikan diri, mulai mengerubutiku kembali.
Kedua payudaraku kembali diremas remas oleh Fauzi dan Yoyok, sementara Urip dan Soleh bergantian melumat bibirku. Rangsangan demi rangsangan yang kuterima ini, membuat aku orgasme yang ke dua kalinya. Kembali tubuhku berkelojotan dan kakiku melejang lejang, bahkan kali ini cairan cintaku muncrat menyembur membasahi penis Ropik yang memang sedang berada persis di depan mulut vaginaku.
“Eh.. non Mirna ini.. belum apa apa sudah keluar 2 kali, pake muncrat lagi. Sabar non, kenikmatan yang sesungguhnya akan segera non rasakan. Tapi ada bagusnya juga lho, mem*k non pasti jadi lebih licin, nanti pasti lebih gampang ditembus ya”, ejeknya sambil mulai melesakkan penisnya ke vaginaku.
“Aduh.. sakit pak” erangku, dan Ropik berkata “Tenang non, nanti juga enak”. Kemudian ia menarik penisnya sedikit, dan melesakkannya sedikit lebih dalam dari yang tadi.
Rasa pedih yang amat sangat melanda vaginaku yang sudah begitu licin, tapi tetap saja karena penis itu terlalu besar, Ropik kesulitan untuk menancapkan penisnya ke vaginaku, namun dengan penuh kesabaran, Ropik terus memompa dengan lembut hingga tak terlalu menyakitiku.
Lambat laun, ternyata memang rasa sakit di vaginaku mulai bercampur rasa nikmat yang luar biasa. Dan Ropik terus melakukannya, menarik sedikit, dan menusukkan lebih dalam lagi, sementara yang lain terus melanjutkan aktivitasnya sambil menikmati tontonan proses penetrasi penis Ropik ke dalam vaginaku.
Fauzi dan Yoyok mulai menyusu pada kedua puting payudaraku yang sudah mengeras karena terus menerus dirangsang sejak tadi. Tak lama kemudian, aku merasakan selangkanganku sakit sekali, rupanya akhirnya selaput daraku robek.
“Ooooooh… aaaauuuugggh… hngggkk aaaaaaagh… “Aku menjerit kesakitan, seluruh tubuhku mengejang, dan air mataku mengalir, dan kembali aku merasakan keringatku mengucur deras. Aku ingin meronta, tapi rasa sesak di vaginaku membatalkan niatku. Aku hanya bisa mengerang, dan gairahku pun padam dihempas rasa sakit yang nyaris tak tertahankan ini.
“Aduh.. sakit pak Ropik.. ampun”, erangku, namun Ropik hanya tertawa tawa puas karena berhasil memperawaniku, dan yang lain malah bersorak,
“terus.. terus..”. Aku menggeleng gelengkan kepalaku ke kanan dan ke kiri menahan sakit, sementara bagian bawah tubuhku mengejang hebat, tapi aku tak berani terlalu banyak bergerak, dan berusaha menahan lejangan tubuhku supaya vaginaku penuh sesak itu tak semakin terasa sakit.
Namun lumatan penuh nafsu pada bibirku oleh Urip ditambah belaian pada rambutku serta dua orang tukang sapu yang menyusu seperti anak kecil di payudaraku ini membuat gairahku yang sempat padam kembali menyala.
Tanpa sadar, dalam kepasrahan aku mulai membalas lumatan itu. Ropik terus memperdalam tusukannya penisnya yang sudah menancap setengahnya pada vaginaku. Dan Ropik memang pandai memainkan vaginaku, kini rasa sakit itu sudah tak begitu kurasakan lagi, yang lebih kurasakan adalah nikmat yang melanda selangkanganku.
Penis itu begitu sesaknya walaupun baru menancap setengahnya, dan urat urat yang berdenyut di penis itu menambah sensasi yang luar biasa. Sementara itu Ropik mulai meracau, “Oh sempitnya non.
Enaknya.. ah.. “ sambil terus memompa penisnya sampai akhirnya amblas sepenuhnya, terasa menyodok bagian terdalam dari vaginaku, mungkin itu rahimku. Aku hanya bisa mengerang tanpa berani menggeliat, walaupun aku merasakan sakit yang bercampur nikmat.
Mulutku ternganga, kedua tanganku mencengkeram sprei berusaha mencari sesuatu yang bisa kupegang, sementara kakiku terasa mengejang tapi kutahan. Aku benar benar tak berani banyak bergerak dengan penis raksasa yang sedang menancap begitu dalam di vaginaku.
Dan setelah diam untuk memberiku kesempatan beradaptasi, akhirnya Ropik memulai pompaanya. Aku mengerang dan mengerang, mengikuti irama pompaan si Ropik.
Dan erangangku kembali tertahan ketika kali ini dengan gemas Urip memasukkan penisnya ke dalam mulutku yang sedang ternganga ini. Aku gelagapan, dan Urip berkata “Isep non. Awas, jangan digigit ya!” Aku hanya pasrah, dan mulai mengulum penis yang baunya tidak enak ini, tapi lama kelamaan aku jadi terbiasa juga dengan bau itu.
Penis itu panjang juga, tapi diameternya tak terlalu besar disbanding dengan penisnya Ropik. Tapi mulutku terasa penuh, dan ketika aku mengulum ngulum penis itu, Urip memompa penisnya dalam mulutku, sampai berulang kali melesak ke dalam tenggorokanku.
Aku berusaha supaya tidak muntah, meskupun berulang kali aku tersedak. Selagi aku bejruang beradaptasi terhadap sodokan penis si Urip ini, Soleh meraih tangan kananku, menggengamkan tanganku ke penisnya.
“Non, ayo dikocok!”, perintahnya. Penis itu tak hampir tak muat di genggaman telapak tanganku yang mungil, dan aku tak sempat memperhatikan seberapa panjang penis itu, walaupun dari kocokan tanganku, aku sadar penis itu panjang.
Aku menuruti semuanya dengan pasrah, ketika tiba tiba pintu terbuka, dan pak Edy, guru wali kelasku masuk, dan semua yang mengerubutiku menghentikan aktivitasnya, tentu saja penis Ropik masih tetap bersemayam dalam vaginaku.
Melihat semuanya ini, pak Edy membentak, “Apa apaan ini? Apa yang kalian lakukan pada Mirna?”.
Aku merasa ada harapan, segera melepaskan kulumanku pada penis Urip, dan sedikit berteriak “Pak Edy, tolong saya pak. Lepaskan saya dari mereka”. Pak Edy seolah tak mendengarku, dan berkata pada Ropik,
“Kalian ini.. ada pesta kok tidak ngajak saya? Untung saya mau mencari bon pembelian kotak P3K tadi. Kalo begini sih, itu bon gak ketemu juga tidak apa apa… hahaha…”. Aku yang sempat kembali merasa ada harapan untuk keluar dari acara gangbang ini, dengan kesal melanjutkan kocokan tanganku pada penis Soleh juga kulumanku pada penis Urip.
Memang aku harus mengakui, aku menikmati perlakuan mereka, tapi kalau bisa aku juga ingin semua ini berakhir. Setelah sadar bahwa pak Edy juga sebejat mereka, semuanya tertawa lega, dan sambil mulai melanjutkan pompaan penisnya pada vaginaku, Ropik berkata,
“Pak Edy tenang saja, masih kebagian kok. Itu tangan kiri non Mirna masih nganggur, kan bisa buat ngocok punya pak Edy dulu. Tapi kalo soal mem*knya, ngantri yo pak. Abisnya, salome sih”.
Pak Edy tertawa. “Yah gak masalah lah. Ini kan malam minggu, pulang malam juga wajar kan?” katanya mengiyakan sambil melepas pakaiannya dan ternyata (untungnya) penisnya tidak terlalu besar, bahkan ternyata paling pendek di antara mereka.
Tapi aku sudah tak perduli lagi. Vaginaku yang serasa diaduk aduk mengantarku orgasme yang ke tiga kalinya. “aaaaagh.. paaak… sayaaa… keluaaaar….”, erangku yang tanpa sadar mulai menggenggam penis pak Edy yang disodorkan di dekat tangan kiriku yang memang menganggur.
Pinggangku terangkat sedikit ke atas, kembali tubuhku terlonjak lonjak, entah ada berapa lamanya tersentak sentak, namun kini cairanku tak keluar karena vaginaku yang masih sangat sempit ini seolah dibuntu oleh penis Ropik yang berukuran raksasa.
Dalam kelelahan ini, aku harus melayani 6 orang sekaligus. Sodokan sodokan yang dilakukan Ropik membuat gairahku cepat naik walaupun aku baru saja orgasme hebat. Tapi aku tak tahu, kapan Ropik akan orgasme, ia begitu perkasa. Sudah 15 menit berlalu, dan ia masih memompaku dengan garangnya.
Desahan kami bersahut sahutan memenuhi ruangan yang kecil ini. Kedua tanganku mengocok penis dari Soleh dan pak Edy, wali kelasku yang ternyata bejat, membuatku bingung memikirkan apa yang harus kulakukan jika bertemu dengannya mulai senin besok dan seterusnya saat dia mengajar.
Urip mengingatkanku untuk kembali mengulum penisnya yang kembali disodokkannya ke kerongkonganku, membuat aku tak sempat terlalu lama memikirkan hal itu.. Kini aku sudah mulai terbiasa, bahkan sejujurnya mulai menikmati saat saat tenggorokanku diterjang penis si Urip ini. Kepasrahanku ini membuat mereka semua semakin bernafsu.
Tiba tiba Ropik menarikku hingga aku terduduk, lalu dia tiduran di ranjang, hingga sekarang aku berada dalam posisi woman on top, dan penis itu terasa semakin dalam menancap dalam vaginaku. Aku masih tak tahu apa yang ia inginkan, tiba tiba aku ditariknya lagi hingga rebah dan payudaraku menindih tubuhnya.
Urat penisnya terasa mengorek ngorek dinding vaginaku.
“Eh, daripada satu lubang rame rame, kan lebih nikmat kalo dua, eh, tiga sekalian, tiga lubang rame rame?” tanya Ropik pada yang lain, yang segera menyetujui sambil tertawa.
“Akuuur… “, seru mereka, dan Urip segera ke belakangku, kemudian meludahi anusku. “Oh Tuhan… aku akan disandwich.. bagaimana ini..”, kataku dalam hati.
“Jangaaaan…. Jangan di situuu…!!” teriakku ketakutan. Namun seperti yang aku duga, Urip sama sekali tidak perduli. Aku memejamkan mata ketika Urip menempelkan kepala penisnya ke anusku, dan yang lain bersorak kegirangan, memuji ide Ropik.
“aaaaaagh…” erangku ketika penis Urip mulai melesak ke liang anusku. Mataku terbeliak, tanganku menggenggam erat sprei kasur tempat aku aku dibantai ramai ramai, tubuhku terutama pahaku bergetar hebat menahan sakit yang luar biasa.
Ludah Urip yang bercampur dengan air liurku di penis Urip yang baru kukulum tadi, tak membantu sama sekali. Rasa pedih yang menjadi jadi mendera anusku, dan aku kembali mengerang panjang.
“aaaaaaaaaaaaagh…. sakiiiiiit…. Jangaaaaan…..”, erangku tanpa daya ketika akhirnya penis itu amblas seluruhnya dalam anusku. Selagi aku mengerang dan mulutku ternganga, Soleh mengambil kesempatan itu untuk membenamkan penisnya dalam mulutku, hingga eranganku teredam.
Sial, ternyata penis Soleh ini agak mirip punya Urip yang sedang menyodomiku. Begitu panjang, walaupun diameternya tidak terlalu besar, tapi penis itu cukup panjang untuk menyodok nyodok tenggorokanku. Kini tubuhku benar benar bukan milikku lagi.
Rasa sakit yang hampir tak tertahankan melandaku saat Urip mulai memompa anusku. Setiap ia mendorongkan penisnya, penis Soleh menancap semakin dalam ke tenggorokanku, sementara penis Ropik sedikit tertarik keluar.
Tapi sebaliknya, saat Urip memundurkan penisnya, penis Soleh juga sedikit tertarik keluar dari kerongkonganku, tapi akibatnya tubuhku yang turun membuat penis Ropik kembali menancap dalam dalam di vaginaku, ditambah lagi Ropik sedikit menambah tenaga tusukannnya, hingga rasanya penisnya seperti menggedor rahimku.
Sedikit sakit memang, tapi perlahan rasa sakit pada anusku sudah berkurang banyak, dan ketika rasa sakit itu reda, aku sudah melayang dalam kenikmatan. Hanya 2 menit dalam posisi ini, aku sudah orgasme hebat, namun aku hanya bisa pasrah.
Tubuhku hanya bisa bergetar, aku tak bisa bergerak banyak karena semuanya seolah olah terkunci. Dalam keadaan orgasme, mereka tanpa ampun terus bergantian memompaku, membuat orgasmeku tak kunjung reda bahkan akhirnya aku mengalami multi orgasme!
Tanpa terkendali lagi, aku mengejang hebat susul menyusul, dan cairan cintaku keluar berulang ulang, sangat banyak mengiringi multi orgasmeku yang sampai lebih dari 3 menit. namun semua cairan cintaku yang aku yakin sudah bercampur darah perawanku tak bisa mengalir keluar, terhambat oleh penis Ropik.
Tanganku yang menumpu pada genggaman tangan Ropik bergetar getar. Sementara Soleh membelai rambutku dan Urip meremas remas payudaraku dari belakang. Sungguh, aku tak kuasa menyangkal. Kenikmatan yang aku alami sekarang ini benar benar dahsyat, belum pernah sebelumnya aku merasakan yang seperti ini.
Aku memang pernah bermasturbasi, namun yang ini benar benar membuatku melayang. Mereka terus menggenjot tubuhku. Desahan yang terdengar hanya desahan mereka, karena aku tak mampu mengeluarkan suara selama penis Soleh mengorek ngorek tenggorokanku.
Entah sudah berapa kali aku mengalami orgasme, sampai akhirnya, “hegh.. hu… huoooooooh..”, Ropik melenguh, penisnya berkedut, kemudian spermanya yang hangat menyemprot berulang ulang dalam liang vaginaku, diiringi dengan keluarnya cairan cintaku untuk yang ke sekian kalinya.
Akhirnya Ropik orgasme juga bersamaan denganku, dan penisnya sedikit melembek, dan terus melembek sampai akhirnya cukup untuk membuat cairan merah muda meluber keluar dengan deras dari sela sela mulut vaginaku, yang merupakan campuran darah perawanku, cairan cintaku dan sperma Ropik.
“Oh.. enake rek, mem*k amoy seng sek perawan…” kata Ropik, yang tampak amat puas. Nafasku sudah tersengal sengal. Untungnya, Urip dan Soleh cukup pengertian. Urip mencabut penisnya dari anusku, dan Soleh tak memaksaku mengulum penisnya yang terlepas ketika aku yang sudah begitu lemas karena kelelahan, ambruk menindih Ropik yang masih belum juga melepaskan penisnya yang masih terasa begitu besar untukku.
Kini aku mulai sadar dari gairah nafsu birahi yang menghantamku selama hampir satu jam ini. Namun aku tidak menangis. Tak ada keinginan untuk itu, karena sejujurnya aku tadi amat menikmati perlakuan mereka, bahkan gilanya, aku menginginkan diriku digangbang lagi seperti tadi.
Apalagi mereka cukup lembut dan pengertian, tidak sekasar yang aku bayangkan. Mereka benar benar menepati janji untuk tidak melukaiku dan menyakitiku seperti menampar ataupun menjambak rambutku.
Bahkan Ropik memelukku dan membelai rambutku dengan mesra dan penuh kasih saying, setidaknya menurut perasaanku, sehingga membuatku semakin pasrah dan hanyut dalam pelukannya. Apalagi yang lain kembali mengerubutiku, membelai sekujur tubuhku seolah ingin menikmati tiap senti kulit tubuhku yang putih mulis ini.
Entah kenapa aku merasa aku rela melayani mereka berenam ini untuk seterusnya, membuatku terkejut dalam hati. “Hah? Apa yang baru saja aku pikirkan? Aku ini kan diperkosa, kok aku malah berpikir seperti itu?” pikirku dalam hati.
Tapi tak bisa kupungkiri, tadi itu benar benar nikmat, belum pernah aku merasakan yang seperti itu ketika aku bermasturbasi. Lagian, apakah ini masih bisa disebut perkosaan? Selain aku pasrah melayani apa mau mereka, aku juga menikmatinya, bahkan sampai orgasme berkali kali.
Lamunanku terputus saat Ropik mengangkat tubuhku hingga penisnya yang sudah mengecil terlepas dari vaginaku.
“Non, kita lanjutin ya”, kata Soleh yang sudah tiduran di bawahku yang sedikit mengkangkang.
Aku hanya menurut saja dan mengarahkan vaginaku ke penisnya yang tegak mengacung. Aku memegang dan membimbing penis itu untuk menembus vaginaku yang sudah tidak perawan lagi ini. “Ooh… aaah….”, erang Soleh ketika penisnya mulai melesak ke dalam vaginaku.
Lebih mudah dari punya Ropik tadi, karena diameter penis si Soleh memang lebih kecil. Namun tetap saja, panjangnya membuat aku sedikit banyak kelabakan. “Ooh.. aduuuuh… “, erangku panjang seiring makin menancapnya penis Soleh hingga amblas sepenuhnya dalam vaginaku.
Penisnya terasa hangat, lebih hangat dari punya si Ropik yang kini duduk di kursi tengah ruang ini sambil merokok. Mereka memberiku kesempatan untuk bernafas sejenak, kemudian Urip mendorongku hingga aku kembali telungkup, kali ini menindih Soleh yang langsung mengambil kesempatan itu untuk melumat bibirku.
Baru aku sadar, Soleh ini pasti tinggi sekali. Dan rupanya si Urip belum puas dan ingin melanjutkan anal seks denganku. Kembali aku disandwich seperti tadi. Namun kali ini aku lebih siap. Aku melebarkan kakiku hingga semakin mengkangkang seperti kodok, dan… perlahan tapi pasti, anusku kembali ditembus penis Urip yang amat keras ini, membuat bagian bawah tubuhku kembali terasa sesak.
Walaupun memang tidak sesesak tadi, namun cukup untuk membuatku merintih mengerang antara pedih dan nikmat.
Kini Fauzi dan Yoyok ikut mengepungku. Mereka masing masing memegang tangan kiri dan kananku, mengarahkanku untuk menggenggam penis mereka dan mengocoknya. Selagi aku mulai mengocok dua buah penis itu, wali kelasku yang ternyata bejat ini mengambil posisi di depanku, memintaku mengoral penisnya.
“Dioral sekalian, daripada nganggur nih”, katanya dengan senyum yang memuakkan. Tapi aku terpaksa menurutinya daripada nanti ia berbuat atau mengancam yang macam macam. Kubuka mulutku walaupun dengan setengah hati, membiarkan penis pak Edy yang berukuran kecil ini masuk dalam kulumanku.
Jadi kini aku digempur 5 orang sekaligus, yang mana justru membuat gairahku naik tak karuan. Apalagi Soleh dan Urip makin bersemangat menggenjot selangkanganku, benar benar dengan cepat membawaku orgasme lagi.
“eeeeeemmmmph….”, erangku keenakan. Tubuhku mengejang, dan kurasakan cairan cintaku keluar, melumasi vaginaku yang terus dipompa Soleh yang juga merem melek keenakan. Tiba tiba penis pak Edy berkedut dalam mulutku, dan tanpa ampun spermanya muncrat membasahi kerongkonganku. Baru kali ini aku merasakan sperma dalam mulutku, rasanya aneh, asin dan asam.
Mungkin karena sudah beberapa kali melihat film bokep, tanpa disuruh aku sudah tahu tugasku. Kubersihkan penis pak Edy dengan kukulum, kujilati, dan kusedot sedot sampai tidak ada sperma yang tertinggal di penis yang kecil itu.
Soleh mengejek pak Edy, “Lho pak, kok sudah keluar? Masa kalah sama sepongannya non Mirna? Bagaimana nanti sama mem*knya? Seret banget lho pak”, kata Soleh, yang disambung tawa yang lain. Pak Edy terlihat tersenyum malu, dan tak berkata apa apa, hanya duduk di sebelah si Ropik.
Aku tertawa dalam hati, namun ada bagusnya juga, kini tugasku menjadi sedikit lebih ringan. Fauzi yang juga ingin merasakan penisnya kuoral, pindah posisi ke depanku, dan mengarahkan penisnya ke mulutku.
Aku mengulum penis itu tanpa penolakan, dan kocokan tangan kananku pada penis Yoyok kupercepat, mengimbangi cepatnya sodokan demi sodokan penis Soleh dan Urip yang semakin gencar menghajar vagina dan anusku. Urip tiba tiba mendengus dengus dan melolong panjang “oooooooouuuuggghh…. “, seiring berkedutnya penisnya dalam anusku, dan menyemprotkan maninya berulang ulang.
Terasa hangat sekali anusku di bagian terdalam. Kini aku tinggal melayani 3 orang saja, namun entah aku sudah orgasme berapa kali. Aku amat lelah untuk menghitungnya. Dan Yoyok menggantikan Urip membobol anusku.
Baru aku sadar, dari genggaman tanganku tadi pada penis Yoyok, aku tahu penis Yoyok tidak panjang, tapi… diameternya itu.. rasanya seimbang dengan punya si Ropik. Oh celaka… penis itu akan segera menghajar anusku. “ooooh… oooooogh… sakiiiit…”, erangku ketika Yoyok memaksakan penisnya sampai akhirnya masuk.
Namun seperti yang tadi tadi, rasa sakit yang menderaku hanya berlangsung sebentar, dan berganti rasa nikmat luar biasa yang tak bisa dilukiskan dengan kata kata. Aku semakin tersengat birahi ketika Soleh yang ada di bawahku meremas remas payudaraku yang tergantung di depan matanya, sementara Fauzi menekan nekankan kepalaku untuk lebih melesakkan penisnya ke kerongkonganku. Di sini aku juga sadar, ternyata penis si Fauzi ini setipe dengan punya Urip atau Soleh.
Dengan pasrah aku terus melayani mereka satu per satu sampai akhirnya mereka orgasme bersamaan. Dimulai dari kedutan penis Soleh dalam vaginaku, tapi tiba tiba penis Fauzi berkedut lebih keras dan langsung menyemburkan spermanya yang amat banyak dalam rongga mulutku.
Aku gelagapan dan nyaris tersedak, namun aku usahakan semuanya tertelan masuk dalam kerongkonganku. Selagi aku berusaha menelan semuanya, tiba tiba dari belakang Yoyok menggeram, penisnya juga berkedut, kemudian menyemprotkan sperma berulang ulang dalam anusku, diikuti Soleh yang menghunjamkan penisnya dalam dalam sambil berteriak penuh kenikmatan.
“Oooooooohh… aaaaaaargh”, seolah tak mau kalah, aku juga mengerang panjang. Bersamaan dengan berulang kali menyemprotnya sperma Soleh di dalam vaginaku, aku juga mengalami orgasme hebat. Fauzi jatuh terduduk lemas setelah penisnya kubersihkan tuntas seperti punya pak Edy tadi.
Lalu Soleh yang penisnya masih menancap di dalam vaginaku memeluk dan lembali melumat bibirku dengan ganas, sampai aku tersengal sengal kehabisan nafas. Yoyok yang penisnya tak terlalu panjang hingga sudah terlepas dari anusku, juga duduk bersandar di dinding. Kini tinggal aku dan Soleh yang ada di atas ranjang, dan kami bergumul dengan panas.
Soleh membalik posisi kami hingga aku telentang di ranjang ditindihnya, dan penisnya tetap masih menancap dalam vaginaku meskipun mulai lembek, mungkin dikarenakan penis Soleh yang panjang. Tanpa sadar, kakiku melingkari pinggangnya Soleh, seakan tak ingin penisnya terlepas, dan aku balas melumat bibir si Soleh ini.
Pergumulan kami yang panas, menyebabkan Ropik terbakar birahi. Tenaganya yang sudah pulih seolah ditandai dengan mengacungnya penisnya, yang tadi sudah berejakulasi. Namun ia dengan sabar membiarkan aku dan Soleh yang bergumul dengan penuh nafsu.
Namun penis Soleh yang semakin mengecil itu akhirnya tidak lagi tertahan erat dalam vaginaku, dan Soleh pun tampaknya tahu diri untuk memberikanku kepada yang lain yang sudah siap kembali untuk menggenjotku.
Ropik segera menyergap dan menindihku, tanpa memberiku kesempatan bernafas, dengan penuh nafsu Ropik segera menjejalkan penisnya yang amat besar itu ke dalam vaginaku.
Aku terbeliak, merasakan kembali sesaknya vaginaku. Ropik yang sudah terbakar nafsu ini mulai memompa vaginaku dengan ganas, membuat tubuhku kembali bergetar getar sementara aku mendesah dan merintih merasakan nikmat berkepanjangan ini.
Gilanya, aku mulai berani mencoba lebih merangsang Ropik dengan pura pura ingin menahan sodokan penisnya dengan cara menahan bagian bawah tubuhnya. Benar saja, dengan tatapan garang ia mencengkram kedua pergelangan tanganku dan menelentangkannya, membuatku tak berdaya.
Dan sodokan dem sodokan yang menghajar vaginaku terasa semakin keras. Aku menatap Ropik dengan pandangan sayu memelas untuk lebih merangsangnya lagi, dan berhasil. Dengan nafas memburu, Ropik melumat bibirku sambil terus memompa vaginaku. Kini aku yang gelagapan.
Orgasme yang menderaku membuat tubuhku bergetar hebat, tapi aku tak berdaya melepaskannya karena seluruh gerakan tubuhku terkunci, hingga akhirnya Ropik menggeram nggeram, semprotan sperma yang cukup banyak kembali membasahi liang vaginaku.
Ropik melepaskan cengkramannya pada kedua pergelangan tanganku, namun aku sudah terlalu lelah dan lemas untuk menggerakkannya. Ia turun dari ranjang, setelah melumat bibirku dengan ganas, lalu memberi kesempatan pada pak Edy yang sudah ereksi kembali. Kali ini, ia terlihat lebih gembira, karena mendapatkan jatah liang vaginaku, yang kelihatannya sudah ditunggunya sejak tadi.
Dengan tersenyum senang, yang bagiku memuakkan, ia mulai menggesekkan kepala penisnya ke vaginaku yang sudah banjir cairan sperma bercampur cairan cintaku. Tanpa kesulitan yang berarti, ia sudah melesakkan penisnya seluruhnya.
Aku sedikit mendesah ketika ia mulai memompa vaginaku. Namun lagi lagi seperti tadi, belum ada 3 menit, pak Edy sudah mulai menggeram, kemudian tanpa mampu menahan lagi ia menyemprotkan spermanya ke dalam liang vaginaku.
Yang lain kembali tertawa, sedangkan aku yang belum terpuaskan dalam ‘sesi’ ini, memandang yang lain, terutama Fauzi yang belum sempat merasakan selangkanganku. Fauzi yang seolah mengerti, segera mendekatiku.
Terlebih dulu ia mencium bibirku dengan dimesra mesrakan, membuatku sedikit geli namun cukup terangsang juga. Tak lama kemudian, Fauzi sudah siap dengan kepala penis yang menempel di vaginaku, lalu mulai melesakkan penisnya dalam dalam.
Ia terlihat menikmati hal ini, sementara aku sedikit mengejang menahan sakit karena Fauzi cukup terburu buru dalam proses penetrasi ini. Selagi kami dalam proses menyatu, yang lain sedang mengejek pak Edy yang terlalu cepat keluar. Ingin aku menambahkan, penisnya agak sedikit lembek. Tapi aku menahan diri dan diam saja, karena aku tak ingin terlihat murahan di depan mereka.
Fauzi mulai memompa vaginaku. Rasa nikmat kembali menjalari tubuhku. Pinggangku bergerak gerak dan pantatku sedikit terangkat, seolah menggambarkan aku yang sedang mencari kenikmatan. Selagi aku dan Fauzi sudah mulai menemukan ritme yang pas, aku melihat yang lain yaitu Yoyok dan Urip akan pergi ke wc, katanya untuk mencuci penis mereka yang tadi sempat terbenam dalam anusku.
Sambil keluar Urip berkata, “nanti kasihan non Mirna, kalo mem*knya yang bersih jadi kotor kalo kont*lku tidak aku cuci”.
“iya, juga, kan kasihan, amoy cakep cakep gini harus ngemut ****** yang kotor seperti ini”, sambung Yoyok. Oh.. ternyata mereka begitu pengertian padaku.
Aku jadi semakin senang, dan menyerahkan tubuhku ini seutuhnya pada mereka. Kulayani Fauzi dengan sepenuh hati, setiap tusukan penisnya kusambut dengan menaikkan pantatku hingga penis itu bersarang semakin dalam.
Tanpa ampun lagi, tak 5 menit kemudian aku orgasme disusul Fauzi yang menembakkan spermanya dalam liang vaginaku, bersamaan dengan kembalinya Yoyok dan Urip. Namun mereka berdua ini tak langsung menggarapku.
Setelah Fauzi kembali terduduk lemas di bawah, mereka berdua mengerubutiku, tapi hanya membelai sekujur tubuhku, memberiku kesempatan untuk beristirahat setelah orgasme barusan. Mereka berdua menyusu pada payudaraku, sambil meremas kecil, membuatku mendesah tak karuan. Kini jam sudah menunjukkan pukul 21:00 malam.
Tak terasa sudah satu jam aku melayani mereka semua. Dalam keadaan lelah, aku minta waktu sebentar pada Urip dan Yoyok untuk minum. Keringat yang mengucur deras sejak tadi membuatku haus.
“Sebentar bapak bapak, saya mau minum dulu ya”, kataku. Kebetulan di tasku ada sekitar setengah botol air Aqua, sisa minuman yang tadi sore, tapi aku langsung teringat, minuman itu dicampur obat cuci perut yang mengantarku ke horor di ruang UKS ini.
“Pak Ropik. Itu air sudah bapak campurin obat cuci perut kan? Tolong pak, belikan saya minuman dulu. Tapi jangan dicampurin apa apa lagi ya pak”, kataku sambil akan turun dari ranjang untuk mencari uang dalam dompet yang ada di dalam tas sekolahku.
Tapi Ropik berkata, “Gak usah non. Saya belikan saja”. Ropik pergi ke wc sebentar untuk mencuci penisnya, kemudian kembali dan mengenakan celana dalam dan celana panjangnya saja. Lalu ia keluar untuk membeli air minum untukku.
Sambil menunggu, yang lain menggodaku, merayuku betapa cantiknya aku, betapa putih mulusnya kulit tiubuhku yang indah dan sebagainya. Aku hanya tersenyum kecil menanggapi itu semua. Tak lama kemudian, Ropik kembali sambil membawa sebotol Aqua, yang segelnya sudah terbuka.
Aku menatapnya curiga, dan bertanya dengan ketus. “Pak, masa bapak tega mencampuri air minum ini lagi? Nanti kan saya mulas mulas lagi?”.
Ropik dengan tersenyum menjawab, “nggak non. Masa lagi enak enak gini saya pingin non bolak balik ke WC lagi. Ini cuma supaya non Mirna gak terlalu capek. Buat tambah tenaga non”.
Yah.. pokoknya bukan obat cuci perut, aku akhirnya meminumnya sampai setengahnya, karena aku sudah semakin kehausan. Tak lupa aku mengambil botol sisa air minum yang tadi di dalam tasku, dan membuangnya ke tong sampah.
Kemudian aku kembali ke ranjang, menuntaskan tugasku melayani Urip dan Yoyok. Tiba tiba aku merasa aneh, tubuhku terasa panas terutama wajahku, keringat kembali bercucuran di sekujur tubuhku. Padahal mereka belum menyentuhku.
Aku langsung mengerti, ini pasti ada obat perangsang yang dicampurkan dalam minuman tadi. Sialan deh, aku kini semakin terperangkap dalam cengkeraman mereka. Urip dan Yoyok bergantian memompa vagina dan mulutku.
Awalnya Urip melesakkan penisnya dalam vaginaku, sementara Yoyok memintaku mengoral penisnya. Karena obat perangsang itu, sebentar sebentar aku mengalami orgasme, dan tiap aku orgasme mereka bertukar posisi.
Rasa sperma dari banyak orang, bercampur cairan cintaku kurasakan ketika mengoral penis mereka, dan membuatku semakin bergairah. Mereka akhirnya berorgasme bersamaan, Yoyok di vaginaku dan Urip di tenggorokanku.
Sedangkan aku sendiri sampai pada titik dimana aku kembali mengalami multi orgasme. Ada 3 sampai 4 menit lamanya, tubuhku terlonjak lonjak hingga pantatku terangkat angkat, kakiku melejang lejang sementara tanganku menggengam sprei yang sudah semakin basah dan awut awutan.
Aku melenguh panjang, kemudian roboh telentang pasrah, dalam keadaan masih terbakar nafsu birahi, tapi kelelahan dan nafasku yang tersengal sengal membuatku hanya bisa memejamkan mata menikmati sisa getaran pada sekujur tubuhku.
Kemudian bergantian mereka terus menikmati tubuhku. Aku sudah setengah tak sadar kerena terbakar nafsu birahi yang amat hebat, melayani dan melayani mereka semua tanpa bisa mengontrol diriku.
Akhirnya mereka sudah selesai menikmati tubuhku ketika jam menunjukan pukul 21:45. Mereka membiarkanku istirahat hingga staminaku sedikit pulih. Aku bangkit berdiri lalu melap tubuhku yang basah kuyup oleh keringat dengan handuk dan membersihkan selangkangan dan pahaku yang belepotan sperma.
Dan dengan nakal Ropik melesakkan roti hot dog ke dalam vaginaku. Aku mendesah dan memandangnya penuh tanda tanya, tapi Ropik hanya cengengesan sambil memakaikan celana dalamku, hingga roti itu semakin tertekan oleh celana dalamku yang cukup ketat.
Aku melenguh nikmat, dan mereka berebut memakaikan braku. Tanganku direntangkan, dan mereka menutup kedua payudaraku dengan cup bra-ku, memasang kaitannya di belakang punggungku. Lalu setelah memakaikan seragam sekolah dan rokku, mereka melingkariku yang duduk di atas ranjang dan sedang mengenakan kaus kaki dan sepatu sekolahku.
Kemudian aku menatap mereka semua, siap mendengarkan ancaman kalo tidak boleh bilang siapa siapa lah.. ah, kalo itu sih nggak usah mereka mengancam, memangnya aku sampai tak punya malu sehingga menceritakan bagaimana aku yang asalnya diperkosa kemudian melayani mereka sepenuh hati seperti yang tadi aku lakukan?? Dan tentang kalo mereka ingin memperkosaku lagi di lain waktu, aku juga sudah pasrah.
“Non Mirna, kami puas dengan pelayanan non barusan. Tapi tentu saja kami masih menginginkan non melayani kami untuk berikut berikutnya”, kata Ropik.
Aku tak terlalu terkejut mendengar hal ini, tapi aku berpura pura tidak mengerti dan bertanya, “maksud bapak?”. “Non tentu sudah mengerti, kami masih inginkan servis non di lain hari. Kebetulan, minggu depan hari kamis tu kan hari terima rapor semester 3.
Dua hari sebelum hari Natal. Tanggal 24 kan libur, kami ingin non Mirna datang ke sini jam 7 malam untuk melayani kami lagi. Seperti hari ini, non cukup melayani kami 2 jam saja.
Soal pertemuan berikutnya, kita bisa atur lagi nanti tanggal 24 itu. Non harus datang, karena kalo tidak wali kelas non bisa memberikan sanksi tegas. Iya kan pak Edy?” jelas Ropik panjang lebar.
Pak Edy mengiyakan dan berkata, “benar Mirna. Saya bisa membuatmu tidak naik kelas, dengan alasan yang bisa saya cari cari. Jadi sebaiknya kamu jangan macam macam, apalagi sampai melaporkan hal ini ke orang lain.
Lagipula, saya yakin kamu cukup cerdas untuk tidak melakukan hal bodoh seperti itu”. Mendengar semuanya ini, aku hanya bisa mengangguk pasrah. Oh Tuhan.. di malam Natal minggu depan, aku harus bermain sex dengan enam laki laki yang ada di sekitarku ini
Dan aku tak bisa menolak sama sekali.. Setelah semua beres, aku diijinkan pulang. Dalam keadaan loyo, aku berjalan tertatih tatih ke mobilku, selain sakit yang mendera selangkanganku akibat baru saja diperawani dan disetubuhi ramai ramai, roti yang menancap pada vaginaku sekarang ini membuat aku tak bisa berjalan dengan normal dan lancar. Untungnya tak ada yang melihatku dan menghadangku, akhirnya aku sampai ke dalam mobil, dan menyetir sampai ke rumah dengan selamat.
Sampai di rumah, sekitar pukul 22:30, aku memencet remote pintu pagar untuk membuka, lalu aku memasukkan mobilku halaman rumah. Setelah memencet remote untuk menutup pintu pagar, aku masuk ke dalam rumah, langsung menuju kamarku.
Roti ini benar benar mengganggu sejak aku menyetir tadi. Rasa nikmat terus mendera vaginaku tak henti hentinya, karena setiap kaki kiriku menginjak kopling, roti ini rasanya tertanam makin dalam. Kini hal yang sama juga terjadi setiap aku melangkahkan kakiku agak lebar.
Rasanya kamarku begitu jauh, apalagi aku harus naik tangga, kamarku memang ada di lantai 2. Akhirnya aku sampai ke kamarku. Di sana aku buka semua bajuku, lalu pergi ke kamar mandi yang ada di dalam kamarku, mencabut roti yang sudah sedikit hancur terkena campuran sperma dan cairan cintaku.
Aku menyemprotkan air shower ke vaginaku untuk membersihkan sisa roti yang tertinggal di dalamnya, sambil sedikit mengorek ngorek vaginaku untuk lebih cepat membersihkan semuanya.
Rasa nikmat kembali menjalari tubuhku, namun aku tahu aku harus segera beristirahat. Maka aku segera mandi keramas sebersih bersihnya, kemudian setelah mengeringkan tubuhku aku memakai daster tidur satin yang nyaman, dan merebahkan tubuhku yang sudah amat kelelahan ini di ranjangku yang empuk. Tak lama kemudian aku sudah tertidur pulas, setelah berhasil mengusir bayangan wajah puas orang orang yang tadi menggangbang aku.




Agen Poker Terpercaya Pokersuperman.com

Bandar Ceme - Surprise Dari Pak Sigit


Bandar Ceme - Edi (22) dan pacarnya Lusi (20) masih sama2 menempuh kuliah disebuah perguruan tinggi negeri terkenal dikota Malang.”
Anjrit , pacar lo bener2 Toge Pasar dech..hahaha”, hampir semua teman2 Edi bilang seperti itu. Ya Lusi memang memeliki dada dan pantat yang bisa dikatakan montok.
Cerita Panas Mesum Dengan Penjaga Villa – Tidak heran Banyak teman Edi yang berpendapat seperti itu. Setiap hari tertentu mereka sering menginap disebuah villa (atau lebih tepatnya losmen karena bentuknya yg seperti kamar2 kontrakan) favorit mereka didaerah wisata S********* dibilangan kota Batu.
Tanpa sadar setiap mereka menginap di villa itu ada sepasang mata yang selalu mengawasi mereka terutama Lusi. Sebut saja Sigit (45) suami dari Tarni (37) perawat villa yang biasa mengantarkan handuk bersih dan sabun setiap ada tamu yang datang.
Sigit berkerja sebagai penjaga gerbang divilla itu. Dan Sigit sangat hafal hari dan jam berapa Edi dan Lusi datang. Sore itu Tarni sudah berkemas2 karena ada keluarganya yang sakit di Surabaya. Namun karena ada tamu datang dia ingin menyiapkan keperluan tamunya dulu.
Disinilah niat jahat Sigit muncul, Karena sebenarnya Sigit sudah lama terpesona dengan kemolekan tubuh Lusi. Ketika Tarni hendak mengantarkan keperluan tamunnya dengan sigap Sigit menghentikannya “Bu’e berangkat saja…nanti kemaleman dijalan, biar saya saja yang mengantarkan keperluan tamu”, ujar Sigit.
“Baiklah pa’e..titip rumah sama villa ya..bu’e sama Tole (anak laki2nya) paling cuma pergi 2hari”, dan tidak lama setelah itu Tarni pulang kerumah yang memang berada dibelakang villa untuk kemudian pergi. Sigit pun tersenyum lebar mendengar ucapan Tarni.
Sementara itu didalam kamar Edi sedang memeriksa kado yang memang sudah dibawanya. Hari itu Lusi memang sedang berulang tahun dan Edi bermaksud ingin memberikan kejutan kepada Lusi.
” Yank aku punya kado special niy buat kamu ” sambil menunjukan sebuah bungkasan kecil kepada Lusi.
” Apa itu Yank…? ” Tanya Lusi sambil tersenyum. ” Wah tapi ada saratnya nih “. Jawab Edi.
” Apa sih saratnya? kamu bikin penasaran aja dech” ujar Lusi. ” Mata kamu harus ditutup dulu dan jgn dibuka sampai aku yang bukain “. ” OKe..!!
“jawab Lusi bersemangat.
Setelah menutup rapat mata Lusi , Edi berniat memasangkan cincin ketika Lusi sedang bugil,
dan mereka dikelilingi lilin2 ketika bercinta. Ketika sedang asik dengan lili2nnya Edi terkejut mendengar suara pintu kamar mereka diketuk. ” Sebentar ya yank itu paling Bu Tarni nganterin anduk sama sabun ” ujar Edi. Mendengar ucapan Edi, Lusi hanya menganggukan kepalanya.
Sempet kaget juga pas membuka pintu yang mengantarkan bukannya Bu Tarni tapi malah Pak Sigit. “Loh kok malah Bapak yang nganterin ??”, tanya Edi bingung. “iya mas istri baru saja menjenguk sodaranya yang sakit diSurabaya, karena takut kemalaman makanya biar saya saja yang mengantarkan”, jawab Sigit ramah.
Ketika sedang memberikan handuknya, tiba2 saja Sigit langsung mendekap tubuh Edi yang memang lebih kecil dari belakang. Lalu leher bagian belakang Edi dipukul dan seketika itu pula Edi pingsan.
Sebenarnya letak villa itu jauh dari keramaian dan sedikit terpencil, namun agar tidak menggangu aksi busuknya Sigit mengikat tangan dan kaki Edi juga tidak lupa menyumpal mulut Edi dengan kertas dan diplester.
Setelah merasa cukup aman Sigit mengunci pintu dan mendudukan Edi disebuah kursi yang dihadapkan kespring bed. Ketika melihat Lusi yang duduk diranjang dngn mata tertutup Sigit tampak senang ” Wah gak perlu susah payah ngentot nih anak, pasti dia pikir saya pacarnya ” ucap Sigit dalam hati.
” Yank kok lama sih surprisenya?? ” tanya Lusi semakin. ” Apa Surprise ?”. Senyum Sigit semakin mengembang.
Sigit Cuma diam dan dia langsung menghampiri Lusi lalu coba membuka resleting jaketnya. Sigit sangat terkejut setelah menanggalkan jaket Lusi, Karena ternyata dia langsung bisa melihat dua bukit kembar sebesar jeruk bali hanya ditutupi bra sedikit trasnparan bewarna merah.
Sigit membantu Lusi berdiri, karena yakin itu Edi Lusi mulai membuka bra dan jeans ketatnya. Sigit pun semakin melenelan ludah dalam2 dan setengah tak percaya apa yang sedang dilihatnya. “mimpi apa aku semalem?” pikir Sigit.
Lusi coba meranggkul dan mencium Sigit karena dia pikir itu Edi. Tapi buru2 Sigit menahan bibir mungil Lusi “ssssssssttttttt,,,,,,”. Lusi pun terdiam. Sigit menuntun Lusi berbaring diranjang dan mengikat kedua pergelangan tangannya diujung ranjang.
Lusi terlihat pasrah sambil berucap, “aduuh yank kok pake diiket2 segala sih, langsung kesurprisenya aja dong aku dah gak tahan nih…”.
Mendengar suara Lusi yang manja Sigit langsung memulai menjilati kaki Lusi yang sengaja tak diikatnya, “ sssshhh geli yank “ Lusi mendesah merasakan ada lidah yg mengjilati seluruh kakinya.
Desahan Lusi semakin menjadi ketika lidah Sigit mulai mengarah kepaha dan selangkangan. Lidah Sigit sempat terhenti didepan memek yang masih terbungkus G-string. Sigit sedikit menggeser dan mulai memainkan lidahnya dibibir vagina Lusi.
Sesekali lidahnya dimasukan dalam2 ke memek yang memang jauh lebih wangi dibandingkan milik istrinya. Lusi sedikit kaget ketika jari yang lebih besar mulai dimasukkan kedalam lobang nikmatnya. Tapi Lusi hanya bisa menikmati perlakuan “terus yank..lebih dalam lagi”.
Ujarnya semakin lirih karena birahinya mulai memuncak. Hampir 10 menit Sigit menjilat klirotis dan mengocok memek Lusi ketika tiba2 seluruh badan Lusi menegang dan menyemburkan cairan kewajah Sigit.
Tubuh Lusi masih lemas karena orgasme pertamanya ketika Sigit bangun dan membuka seluruh pakainnya.
Tamparan keras menyadarkan Edi . “ Hey bodoh jgn pingsan aja, kamu harus liat pacar kamu bakal ketagihan ngerasain rudal saya yang besar ini…hahaha”. kalimat itu yang dibisikan Sigit ketelinga Edi. “ Hhmmmmppphhhh”.
Cuma itu yang bisa Edi ucapkan. Edi sempat terpaku ketika melihat ukuran kontol Sigit yg 3x lebih besar dibanding miliknya. Tampak pas dengan badan kekar dan hitamnya. Tapi Edi hanya bisa menggoyang-goyangkan kursi sambil mengeluarkan suara2 aneh dari mulutnya yang terhalang plester.
Tampak wajah penuh penolakan melihat sebentar lagi wanita yang sangat dikasihinya akan digenjot oleh pria lain yang memiliki konti 3x lipat lebih besar dari miliknya. Edi hanya bisa pasrah menyaksikan peristiwa itu.
Edi hanya bisa melihat dari samping ranjang dengan tangan dan kaki terikat serta mulut yang disumpal ketika Sigit mulai menaiki ranjang melepas penutup terakhir di tubuh Lusi. Sigit melirik sambil tersenyum kearah Edi ketika rudal miliknya digesek-gesekkan kevagina Lusi yang memang baru dicukur.
“ Ssssshhh Yank ayo dimasukin aku udah gatel banget nih “. Desah Lusi. Sigit yang memang sudah sangat bernafsu mulai mencoba memasukan kontolnya perlahan, baru topi bajanya yang masuk bibir vagina & klirotis Lusi sudah ikut tertarik kedalam .
4 sampai 5 kali dorongan barulah seluruh kontol Sigit menghilang ditelan memek sempit Lusi.” aaaaaacchh “, erangan panjang dari mulut Lusi.
Dia sangat bingung kenapa konti Edi bisa jadi sangat besar , “apa ini surprise dari Edi…? “ pikir Lusi.
Yang jelas ada sensasi yg jauh lebih nikmat dirasakan Lusi ketika kontol yang jauh lebih besar menyundul mulut rahimnya seakan2 tidak ada tempat lagi dilobang vaginanya.
“ Kok bisa lobang sesempit itu dimasukin konti sebesar itu???”, pikir Edi. Sigit yg memang jauh lebih pengalaman coba memainkan birahi Lusi. Sambil memejamkan mata dia hanya mendiamkan kontol besarnya dilobang Lusi.
Dan saat merasa Lusi sudah mulai bisa menerima barulah Sigit memaju mundurkan pantatnya pelan2. “aaachh sssshh”,hanya suara itu yang bisa Lusi ucapkan.
Sigit pun makin bersemangat mendengarkan desahan2 Lusi. Melihat adegan ini tanpa sadar Batang Edi menegang. Karena belum pernah Edi melihat Lusi digenjot pria lain didepan matanya.
Hampir 20 menit tubuh putih mulus Lusi digarap Sigit. Lusi tampak lemas karena selama ditunggangi Sigit sempet 2x Lusi orgasme. Edi sampai terheran2 karena biasanya Lusi jarang bisa orgasme. Apalagi sering kali Edi sudah keburu keluar ketika Lusi baru mau sampai.
Mengetahui Lusi melemah Sigit menghentikan gerakannya. Ada rasa lega tapi juga kehilangan dirasakan Lusi ketika kontol Sigit dicabut dari lobangnya. Memahami kelelahan Lusi , kedua puting mungil Lusi dihisap dalam2 oleh Sigit.
Lidah Sigit perpetualang keseluruh dada dan leher Lusi. Sambil sesekali Sigit memasukan kepala kontolnya ke lobang Lusi. Terlihat bekas merah bekas cupangan Sigit didaerah dada dan leher Lusi. Menerima serangan ini birahi Lusi kembali naik .
“Yank masukin lagi ya” , ucapan terakhir Lusi karena ketika Sigit kembali menggenjot memek sempit Lusi hanya rintihan dan erangan yang keluar dari bibir Lusi. 5 menit berselah Sigit masih terlalu perkasa sampai akhirnya terpikir oleh Sigit untuk membuka penutup mata Lusi agar dia tau bahwa yang sebenanya sedang menungganginya bukan pacarnya melainkan Lelaki biadab bernama Sigit.
Sambil menghisap puting Lusi , Sigit coba membuka kain yang digunakan untuk menutup matanya. “Paaachh ooch jaanggannh’’, Lusi tak percaya apa yg sedang terjadi. Dihadapannya ada Bapak2 tua yg sedang mengerjainya.
“ampuuunnhh paaacckh , suudaaahh “, pinta Lusi memelas. Saat matanya menatap Edi tak berdaya ada rasa sedih tapi rasa itu berubah menjadi nikmat saat kontol Sigit terus menghujam vagina yang selama ini hanya diberikan kepada Edi.
Lusi juga kagum merasakan keperkasaan Sigit karena sudah hampir 1 jam Lusi digarap Sigit belum ada tanda2 Sigit mau mengeluarkan spermanya malahan Lusi terus mengalami orgasme beruntun. “
ssssshhhh aaaccch suuudaaah paaakkhh “, sesekali ucapan itu keluar saat serangan rudal raksasa milik Sigit terus menerus diterimanya. Sebenarnya Lusi juga menikmati pergumulan itu hanya saja di selalu memalingkan wajahnya dari hadapan Edi yang dari tadi memperhatikan mereka. Lusi masih menjaga perasaan Edi.
Lagi2 Lusi hampir mencapai puncak begitupun Sigit, mengetahui hal itu Sigit mempercepat gerakannya, tak hanya itu Sigit juga membuka ikatan tangan Lusi. “aakkuu keeeluuarrh paakhh” , Teriak Lusi. “ Iyaaa Saayaangg akkuu juuggaa..aaachhhh “.
Dan yang membuat Edi sangat tercengang melihat kejadian itu , dimana tangan Lusi yang sudah tidak terikat menekan erat2 pantat Pak Sigit seakan tau mau melepasnya ketika cairan hangat menyembur dari memek sempitnya.
Disaat yang sama Sigit menumpahkan begitu banyak sperma di liang vagina Lusi, hal yang belum pernah dilakukan Edi sebelumnya karna takut Lusi hamil. Tapi memang birahi Lusi yang sudah tidak terkontrol lagi Lusi sudah tidak peduli akan hal itu.
Edi berpikir Lusi juga menikmati perlakuan Sigit terhadapnya. Dan yang lebih membuat Edi cemburu sekaligus marah ketika sadar atau tidak Lusi melumat Sigit dengan penuh mesra dan tanpa paksaan layaknya suami istri yang kelelahan setelah habis2an bertarung diranjang.
Setelah rudal Sigit mulai mengecil barulah dia menariknya dan bangun. Lusi tampak sangat kelelahan . “ Nak cantik sekarang ayo kita mandi dan jangan melawan kalau masih mau selamat “ ujar Sigit dengan nada mengancam. Lusi sempat melihat Edi dan bilang “ sorry honey “.
Edi pun hanya pasrah melihat Lusi digiring kekamar mandi yang ada sudut kamar. Dan Edi hanya bisa membayangkan apa yang bakalan terjadi disana.
Akal bulus Sigit tidak berhenti sampai disitu sesampainya dikamar mandi Sigit teringat ucapan Lusi tentang Surprise akhirnya dia coba menghasut Lusi.
“ maaf ya cantik, saya sebenernya tidak mau melakukan hal ini ke wanita baik2 seperti kamu”.
Ujar Sigit coba mempengaruhi Lusi. “ Tapi sebenarnya semua ini rencana pacar kamu itu. Dia meminta saya menjalankan kemauannya untuk membuat kejutan kepadamu”.
“Pacarmu bilang dia pengen ngeliat kamu dientot lelaki lain”.
Sigit memperjelas lagi. “ Apaaa…!! Jadi ini scenarionya Edi. Sial betul dia, memang aku cewe apaan..” Lusi naik darah mulai terhasut kebohongan Sigit. “ Baiklah klo itu mau nya, dia akan melihat semuanya.” Ucap Lusi lagi.
Lusi yang emosi karena tipuan Sigit berubah menjadi binal. Dia membuka pintu kamar mandi dan menarik Sigit disudut kamar mandi. Dari arah itu Edi dapat melihat dengan sangat jelas Lusi dan Sigit saling bertukar lidah sambil berpelukan mesra.
Edi pun semakin binggung melihat perubahan sikap Lusi itu. Lusi yang tadinya pendiam dan sempat iba melihat Edi berubah menjadi binal dengan tatapan matanya seakan ingin menunjukan sesuatu kepada Edi.
“ aaachhh enakkhh sayaaanghh “ ringis Sigit keenakan ketika lidah Lusi mulai menjalar keleher dan menghisap puting hitam Sigit. Tidak berhenti sampai kesitu jilatan Lusi mulai turun keselangkangan Sigit. Kontol besar itu mulai dihisap Lusi, walau terlihat agak kesulitan tapi batang Sigit bisa dihisapnya dalam2 sambil sesekali jilatannya diarah kan ke buah pelir Sigit dengan lihai.
Sigit menarik Lusi berdiri dan membalik tubuh sexy Lusi menghadap ke pintu. Sigit jongkok dan mulai menghisap rakus kemaluan Lusi.
“ Yaa sayaanggh isaaaph teerrruuuzz sshhhh”, racau Lusi mulai bangkit lagi birahinya. Sigit mulai kesetanan dia berdiri dan mulai memasukan batangnya kevagina Lusi. “ sssshhh ooohhh” Desah Lusi saat seluruh batang Sigit dimasukkan.
Sigit mulai menggenjot sambil tangannya meraba dan memutar2 kedua puting Lusi dari belakang. “plok plok plok plok” terdengar suara dua kelamin yang beradu.
“kontol muuu enaaak sayaangg…teruuuzz entooot akuu…”.
Sigit tidak bisa menjawab karena tiba2 Lusi menengok kebelakang dan langsung menyambar bibir Sigit. Lusi yang birahinya sudah tak beraturan menahan gerakan Sigit dan melepaskan kemaluaannya, kemudian menyuruh Sigit duduk diclosed dan menaiki batang perkasa Sigit. Bak penunggang Rodeo Lusi bergoyang sangat liar.
15 menit berselang Sigit mencoba berdiri sambil menggendong Lusi dengan k*****l yang masih menancap. Dan tanpa aba2 Sigit menutup pintu kamar mandi untuk kemudian kembali mengerjai Lusi sepuas hatinya.
Edi penasaran akan apa yang terjadi didalam sana. Hanya jeritan kenikmatan Lusi dan Sigit yang bisa didengar Edi. Selama 40 menit didalam sana Edi sempat mendengar beberapa kali Lusi berteriak histeris menandakan lagi Lusi mendapat orgasme beruntun dan terakhir Sigit melenguh panjang.
Edi baru bisa bernafas lega ketika jeritan2 tadi menghilang dan hanya terdengar suara kucuran shower menandakan 2 insan didalamnya sedang mandi bersama layaknya kekasih yang sedang kasmaran.
Sigit dan Lusi sudah berlilitkan handuk sekeluarnya dari sana. Lusi menggandeng tangan Sigit dan bilang “ sayang abis ini kita makan dulu yuk, aku laper nih…” ajak Lusi manja. Sigit menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
Kemudian mereka berpakaian , Lusi sama sekali tidak melirik kearah Edi seakan-akan hanya ada Lusi dan Sigit diruangan itu. Akhirnnya Edi hanya bisa mendengar pintu ditutup dan suara motor yang mulai menjauh meninggalkannya sendiri. Udara kota Batu yang dingin membuat Edi tertidur.
2 jam berselang Edi masih tertidur diposisinya semula. Sampai akhirnya Edi terbangun dan melihat Sigit berjongkok membelakanginya sambil bibirnya menjelajahi seluruh kemaluan Lusi yang duduk dipinggir ranjang sambil tangannya menjambak rambut Sigit. Menyadari korbannya terbangun Sigit menghentikan aktifitasnya.
“ Sayang aku mau liat dong , seberapa kuat laki2 sialan ini “. Lusi tersenyum seolah tau kemaun Sigit dengan sigap Lusi pun membuka celana Edi dan langsung memasukan batang Edi yang memang sudah berdiri melihat adegan Lusi dan Sigit barusan.
Tanpa komando Lusi mulai bergoyang dipangkuan Edi. Lusi merasakan hambar karena batang Edi memang tidak seperkasa milik Sigit.
15 detik bertahan akhirnya Edi mengeluarkan spermanya. Lusi semakin mempercepatnya kocokannya tapi tersadar karena kontol Edi tiba2 menciut dan keluar sendiri dari lobang Lusi. Sambil berdiri Lusi membersihkan vaginanya dengan handuk.
“ Ach bikin kotornya aja nih..!!! emang dasar cowo loyo…!!!”, Lusi marah2. Sambil tersenyum puas Sigit mengampiri Edi , “Hey tolol Cuma segitu kemampuanmu ?”. bentak Sigit
“ Sekarang kamu liat bagaimana seharusnya memperlakukan wanita secantik ini” ucapnya terhadap Edi.
Merasa tersanjung Lusi pun memeluk mesra tubuh kekar Sigit seraya berucap,
“ Ach sayang kamu bisa aja, ayo kita mulai lagi…aku dah gak tahan disodok punyamu yang perkasa ini, gak kaya punya cowo sialan itu…LOYO …!!!sambil menggengam batang Sigit. Edi Cuma semakin lemas dan pasrah mendengar ucapan Lusi tadi.
Sepanjang malam itu Lusi dan Sigit menumpahkan birahinya diatas ranjang tentunya dihadapan Edi. Semua posisi dicoba oleh Sigit . Entah berapa kali Sigit sudah memuncratkan spermanya divagina sempit itu.
Sedangkan Edi juga berulang kali mendengar jeritan histeris dari Lusi saat mendapatkan orgamse. Barulah sekitar pukul 3 pagi Lusi tertidur dipelukan Sigit.
Edi dapat melihat Sigit dan Lusi yang tidak berbusana ketika tertidur sambil berpelukan mesra layaknya suami istri yang kelelahan setelah bertarung habis-habisan diranjang.
Edi hanya bisa terdiam menyaksikan kejadian itu dan akhirnya Edi pun tertidur tanpa bisa berbuat apa-apa




Bandar Ceme Pokersuperman.com