Senin, 28 Desember 2015

Agen Poker Terpercaya - Aku Di Setubuhi 3 Orang TKI



Agen Poker Terpercaya - Aku gadis keturunan Chinese diman kulitku putih badanku ramping dengan tinggi 160 cm berat badan 51 kg ukuran braku sekita 34 B saat ini usiaku 21 tahun dan aku tinggal di kota Jakarta. Kata teman teman di kampus aku kalau berpakain terlihat sexy tapi aku tidak maui di bilang cewek penggoda.
Aku lebih suka memakai kaos longgar karena jika menunduk sedikit gundukan payudaraku terlihat dengan warna bra hitam favoritku, saat ini aku di rumah hanya sendiri jadi habis mandi aku selalu membungkus tubuhku dengan kimono yang berbahan handuk.
Seringkali karena habis tersiram air yang dingin, membuat puting susuku tercetak di balik kimono. Kamar mandiku sendiri terletak di ruang tamu, dan sering pada saat aku mandi, pacar ciciku datang sedang ngapelin ciciku. Walau aku tidak pernah berpikiran ngeres, tapi sering aku melihat pacar ciciku menelan ludah jika melihat aku habis mandi hanya berbalut kimono itu.
Ayahku adalah seorang penyalur TKI yang akan diberangkatkan ke luar negeri. Sering kali ada TKI baik pria maupun wanita menginap di rumah sebelum diberangkatkan ke luar negeri. Hari Minggu kemarin papa baru saja membawa pulang 3 orang TKI pria berusia sekitar 20 tahunan yang kuketahui bernama Maman, Ardi, dan Eko. Mereka bertiga orang desa yang bertubuh kekar dan berkulit gelap. Mereka sedang menunggu akan berangkat ke Malaysia.
Pagi itu hari Senin, aku sendirian di rumah bersama ke 3 orang calon TKI itu. Mamaku sedang pergi ke Jakarta bersama papaku ada keperluan mendadak. Sementara ciciku pergi bersama pacarnya entah kemana.
Aku waktu itu habis beraerobik ria di rumah, dan kemudian ingin mandi. Seperti biasa kubawa saja kimono biruku ke kamar mandi. Dan setelah aku beberapa saat aku selesai mandi, maka kubalut tubuh telanjangku itu dengan kimonoku tanpa apa-apa lagi di baliknya.
Kemudian aku berjalan ke halaman belakang hendak menjemur pakaian dalam yang baru kupakai semalam untuk tidur. Kulihat para TKI itu sedang menikmati sarapan pagi. Mereka menyapaku ramah.
Kulihat mereka memandangiku saat aku memeras BH hitam dan celana dalam kuningku yang sexy itu.
Sebenarnya aku risih juga dilihatin begitu, tapi aku pikir tanggung, sebentar lagi aku akan kekamar untuk ganti pakaian. Maka aku kemudian menjemur pakaian dalamku itu.
Pada saat aku berjinjit untuk menaruh pakaian dalamku di jemuran, tak terasa kimonoku sedikit tertarik ke atas, padahal kimono itu hanya sepaha. Maka, tak elak lagi, bulu bulu vaginaku yang tidak tertutup itu sedikit kelihatan membuat mereka melotot.
Tapi aku tak menyadari hal itu, kemudian aku berbalik dan masuk ke kamar. Kamarku sendiri ada jendela besar ke halaman belakang. Aku ingat ada para TKI itu, maka korden aku tutup, namun rupanya tidak tertutup rapat dan masih bisa kelihatan dari halaman belakang.
Aku melepas kimonoku, dan mulai melotioni tubuh telanjangku ini. Aku tak sadar ada 3 pasang mata yang melotot memandangi tubuh telanjangku ini. Beberapa saat kemudian aku baru sadar saat melihat bayangan di cermin.
Maka aku berteriak dan segera menutup payudara dan kemaluanku dengan tangan.
Ketiga TKI itu segera lari dan masuk ke kamarku yang memang tak pernah kukunci. Aku kaget melihat mereka bertiga masuk ke kamarku.
“Non, kami sudah melihat tubuh non yang mulus itu. Sebaiknya non tidak usah melawan karena di sini tidak ada siapa-siapa lagi ” kata Eko cengengesan. Aku masih berusaha galak dan menyuruh mereka keluar.
Namun Maman dan Ardi segera maju dan memegangi tanganku. Kemudian aku mereka banting di ranjang. Aku kemudian berpikir daripada aku melawan malah mendapat celaka, maka lebih baik aku pasrah saja dan tidak melawan.
“Sabar-sabar, jangan pada main kasar gitu donk. Saya kan belum pernah gituan.. pelan2 kek” tegurku.
Mereka kemudian tidak lagi beringas, dan mendekatiku. Maman segera memelukku dan menciumi bibirku dengan ganas.
Mula-mula aku berusaha menolak bibirnya yang bau itu, namun saat Ardi mulai menjilati payudaraku, dan Eko mulai mengelus-elus bibir vaginaku dengan tangannya yang kasar itu, aku mulai terangsang dan bibirku mulai membuka untuk membalas serbuan bibir Maman yang tangannya sibuk meremasi pantatku yang bulat itu.
Tanganku mulai meraba-raba celana mereka. Dan Ardi berinisiatif membuka celananya dan menyodorkan kontolnya yang lumayan besar itu ke tanganku. Aku agak kaget melihat kontol pria sebesar itu. Aku sudah sering melihat kontol milik pacar-pacarku namun tidak ada yang sebesar itu. Apalagi Maman dan Eko menyusul bugil. Ternyata kontol mereka begitu besar.
Aku sempat ketakutan, namun dengan halus, Eko memegang tanganku dan menaruhnya di batang penisnya. Akupun perlahan mulai mengelus penisnya. Maman melanjutkan menyusu di payudaraku yang montok itu.
Aku yang sudah makin terangsang, mulai bergantian menjilati batang penis Eko dan Ardi secara bergantian, sementara Maman kini mulai menjilati klitorisku yang memerah.
Tiba-tiba aku merasa ingin pipis dan akhirnya keluar cairan banyak dari vaginaku. Ketiga cowok itu segera saja berebut menjilati vaginaku sampai aku kegelian.
Ardi kemudian menelentangkan aku di ranjang. Aku merasa inilah saatnya aku akan kehilangan keperawananku. Saat Ardi menempelkan kepala kontolnya yang besar itu di bibir vaginaku aku sempat berusaha menolaknya. Namun dari belakang Eko mendorong Ardi sehingga kontolnya langsung amblas ke memekku. Aku menjerit kesakitan.
Namun Eko segera berinisiatif menjilati puting payudaraku sehingga aku kegelian. Ardi sendiri perlahan mulai menarik majukan kontolnya sehingga aku merasakan kegelian yang amat sangat di lubang vaginaku. Terasa kontolnya memenuhi lubang vaginaku.
Tiba-tiba sambil memelukku, Ardi menggulingkan aku sehingga aku berada di atasnya. Mulutnya segera menyerbu ke puting payudaraku yang menggantung bebas. Belum sempat aku berpikir tiba-tiba dari belakang Eko menyodokkan kontolnya yang besar itu ke dalam lubang anusku. Aku yang berteriak kesakitan, segera disumpal mulutku dengan kontol Maman samai aku nyaris muntah.
Kini dalam keadaan menelungkup, ketiga lubangku sudah dimasuki kontol yang berbeda. Namun aku merasakan sensasi yang luar biasa. Seluruh tubuhku serasa dilolosi. Aku mengalami orgasme sampai 3 kali.
Akhirnya aku merasa ingin orgasme lagi, dan bersamaan dengan orgasmeku, kurasakan Ardi menyemprotkan banyak sekali spermanya di dalam memekku. Kemudian aku jatuh lunglai di pelukan Ardi.
Eko kemudian segera menarikku duduk di pangkuannya sambil kontolnya masih menancap di lubang anusku. Dari belakang ia meremas-remas payudaraku yang berguncang-guncang. Maman yang belum klimaks, segera menyodokkan kontolnya ke dalam vaginaku yang nganggur itu.
Aku benar-benar sudah merasa kepayahan, hingga akhirnya aku merasa ingin keluar lagi. Tak lama kemudian aku benar-benar tak tahan lagi dan akhirnya aku menyemprotkan cairan orgasmeku yang kelima. Maman tak lama kemudian menyusul menyemprotkan maninya di dalam memekku.
Eko rupanya memang yang terkuat di antara mereka. Dia belum keluar, sehingga dia kemudian menunggingkan aku dan kontolnya pindah ke vaginaku. Dari belakang aku disodoknya sambil tangannya memeras-meras payudaraku.
15 menit kemudian dia akhirnya mencapai klimaks dan aku pun juga mencapai orgasmeku lagi. Kami berempat akhirnya lunglai di atas ranjang.
Kulihat jam, ternyata sudah hampir 2 jam kami melakukan pesta sex. Aku kemudian mengajak mereka untuk mandi bersama karena aku khawatir sebentar lagi papa mamaku pulang. Kemudian kami berempat mandi bersama. Di kamar mandi ketiga laki-laki itu selalu berebutan untuk menjamah tubuhku yang mulus ini.
Sungguh pengalaman ini tak terlupakan bagiku dan aku mulai mengerti nikmatnya sex sejak itu. Lain kali akan kuceritakan pengalamanku bersama tetanggaku.



Agen Poker Terpercaya Pokerbatman.com

Agen Poker Terbaik - Di Entot Om Antok



Agen Poker Terbaik - Kejadian ini terjadi saat aku menginjak bangku kuliah dimana umurku saat itu 22 tahun, sedikit tentang diriku panggilan Dina tinggiku 170 cm dengan rambut hitam memanjang ukuran payudara 34 B biasanya teman temanku mengejek dengan panggilan gadis ala jepang.
Saat itu aku dan temanku Rina rencana menginap di rumahnya Ella, kami sering bertiga dari belajar sampai maen, karena sebentar lagi ada semesteran jadi kita bertiga fokus untuk belajar agara mendapatkan nilai yang memuaskan, rumah temanaku Ella tidaklah cukup besar cukup ada ruang tamu, ruang tamu, kamar Ella dan adiknya.
Satu kamar mandi, dan kamar pembantu dibelakang dekat dapur. Ella hanya tinggal bersama ibunya, Adiknya cowok bernama andri yang masih duduk dibangku SMP dan seorang pembantu.. Mbok Inah namanya.
Sore hari itu ketika kami sedang belajar di kamar Ella, tiba-tiba ibunya Ella masuk ke dalam kamar lalu:
“Wah.. Lagi pada belajar yaa..” serunya
“Iya Mah” jawab Ella
“O iya.. Ella.. Ini ada Om Antok..”
Lalu aku Melihat seorang pria masuk ke dalam kamar.. Orangnya biasa-biasa saja tidak ada yang istimewa.. Tidak terlalu tinggi.. Berkulit sawo matang dan usianya kira-kira menjelang 40 tahun, tapi masih tampak segar, dan Om Antok ini langsung menyalami kami semua.. termasuk aku.
“Ella.. Nanti Om Antok akan nginap disini.. Tapi sekarang Mama mau pergi dulu sama Om Antok..” seru ibunya Ella
“Kemana Maa..?”, tanya Ella,”
“Ah.. Hanya ke rumah Tante Nike aja.. Malam juga pulang” sahut ibunya Ella.
“Okee.. Maa.. Hati-hati yaa.. Om Antok.. Jagain Mama yaa” sahut Ella.
Lalu mereka pergi keluar kamar, dan kami meneruskan belajar lagi. Setelah belajar, diskusi dan becanda.. Tanpa disadari waktu sudah pukul 11 malam.. Lalu Ella mengusulkan agar kita tidur dulu. Maka kami bertigapun segera ganti baju.. Aku mengenakan baju daster biasa yang aku bawa dari rumah, dimana dasterku model terusan dan hanya sampai sebatas lutut saja.
Setelah ganti daster akupun pergi ke kamar mandi.. Untuk gosok gigi dan buang air kecil.. Lalu aku Melepas bra dan CD ku, sudah kebiasaan aku kalau tidur hanya pake daster saja tanpa CD dan bra, kembali kekamar.. Aku Melihat Ella dan Rina sudah berbaring diatas ranjang memakai selimut, dan akupun segera bergabung dengan mereka dan tidur dengan nyenyak.
Pagi harinya aku bangun jam 8 pagi dan aku lihat Ella dan Rina sudah mengenakan pakaian rapih,
“Eh.. Pada mau kemana?” tanyaku.
“Gue mau anterin Rina pulang..”sahut Ella.
“Jangan lama-lama dong.. Gue kan sendirian.. Ibu lu kemana Ella?” tanyaku lagi.
“O.. Mama tahu tuh tadi pergi..”
“Terus.. Om lu itu.. Om Antok kemana?”
“Dia nganterin Andri sekolah”
“Wah gue sendirian dong..” sahutku.
“Sudah.. Tenang aja.. Kan ada si mbok” sahut Ella.
Lalu mereka pergi meninggalkan aku sendiri di kamar, setelah menyisir rambut aku mengambil handuk dan keluar kamar.. Tampak sepi didalam rumah itu, dan akupun menuju ke kamar mandi, ketika aku sedang mandi.. Tiba-tiba terdengar suara.
“Non.. Non Dina”
Ah.. Ada apa nih si mbok.. Pikirku, “Kenapa mbok..?” seruku dari dalam kamar mandi.
“Non.. Mbok pergi kepasar dulu yaa..” serunya.
“Iya.. Mbok” sahutku.
Selesai mandi.. Aku menutupi tubuhku yang telanjang itu dengan handuk, tidak terlalu besar handuk itu.. Hanya sebatas leher sampai ke setengah paha, lalu aku keluar kamar mandi.. Dan memang tampak sepi sekali dalam rumah itu, dan akupun yakin.. Tidak ada siapa-apa lagi selain aku didalam rumah itu.
Lalu aku menuju kekamar.. Tanpa menutup pintu.. (suatu kesalahan bagiku, tetapi..) karena jendela aku tutup maka aku pun menyalakan lampu sehingga kamar terang benderang, aku berdiri di depan meja rias sembari menyisir rambutku yang panjang.
Tiba-tiba..”ting”.. Giwangku jatuh ke lantai dan Ellauncur kebawah ranjang, akupun segera berlutut dilantai dan menjulurkan tanganku kebawah ranjang.. Tapi tidak tersentuh giwangku itu, lalu aku semakin membungkukkan tubuh ku.
Sehingga posisi ku menungging dengan kepala masuk kebawah ranjang.. Aku tidak sadar kalau posisiku itu membelakangi pintu.. Dan yang lebih parah lagi aku tidak sadar kalau diambang pintu ada Om Antok yang sedang memperhatikan.
Jelas saja Om Antok itu dapat Melihat bentuk kemaluanku dengan jelas dari belakang.. Karena saat itu handukku pun tersibak ke atas.. Aku tidak tahu berapa lama Om Antok memperhatikan kemaluanku dari belakang karena cukup lama aku mencari-cari giwangku itu.
Tiba-tiba.. Ehmm.. Ehmm.. Terdengar batuk Om Antok.. Aku terkejut setengah mati, dan buru-buru berlutut lagi..
“Oh.. Om Antok..” seruku gugup, tampak Om Antok hanya tersenyum saja..
Akupun segera bangkit berdiri dengan perasaan tidak karuan.. Karena gugupnya.. Tiba-tiba.. Handukku terlepas dan jatuh kelantai.. Kini aku jadi tambah salah tingkah.. Dan didalam kegugupan itu aku hanya berdiri diam saja menghadap Om Antok.. Tampak mata Om Antok berbinar.. Memandangi tubuhku yang telanjang itu dari atas sampai kebawah.
Dalam kepanikan itu.. Aku bukannya mengambil handuk itu, tapi aku malah berjalan menuju kelemari.. Karena aku berDinat segera mengambil baju, belum sempat aku membuka lemari.. Tiba-tiba Om Antok sudah dibelakangku.
Segera ia memegang kedua bahuku.. Dan mendorong aku ke lemari.. Sehingga dadaku menempel kelemari.. Lalu dengan ganasnya Om Antok mulai menciumi belakang leherku, terdengar nafasnya yang memburu.. Aku meronta kecil.. Dan
“Jangan.. Jangan Om..” seruku, tetapi tampaknya Om Antok tidak peduli..
Ia terus menciumi leherku dari belakang dan tangannya segera mengelus-elus piinggiran tubuhku, aku mengelinjang kegelian.. Ciuman dan jilatan Om Antok membuat aku berhenti meronta dan membiarkan ciuman Om Antok yang makin lama makin kebawah.
Kepunggungku dan akhirnya sampai kebongkah pantatku.. Nggk.. Aahh.. Aku hanya bisa mendesah saja dengan tubuh merinding ketika Om Antok menyapu bongkah pantatku dengan lidahnya.. Tiba-tiba Om Antok merenggangkan kedua pahaku dan terasa lidahnya segera menjilati bibir vaginaku dari belakang.
Wowww.. Oohh.. Nikmat.. Sekali.. Sehingga tanpa sadar aku menungging-in sedikit pantatku kebelakang sampai kakiku berjinjit.. Aahh.. Nggkk.. Auuhh.. Rintihku dengan mata terpejam.. Dan kedua tanganku hanya bisa menahan tubuhku ke lemari.
“Aah.. Jangan.. Om.. Aakkhh” desisku ketika Om Antok membuka belahan pantatku dan segera lidahnya menjilat habis lobang pantatku.
Aku benar-benar merasakan nikmat atas permainan lidah Om Antok.. Sehingga tanpa sadar aku mengoyang-goyangkan pinggulku. Om Antok tampak mengetahui betul kalau aku sudah terangsang hebat, dan dia tidak sungkan-sungkan menjilati cairan yang keluar dari liang kemaluanku, akupun semakin lupa diri.
Tidak peduli siapa itu Om Antok, bahkan aku mengulurkan kedua tanganku kebelakang dan membuka belahan pantatku.. dalam hatiku “Jilat.. Jilat omm.. Jilatin seluruhnya”, dan tampaknya Om Antok mengetahui keinginanku.. Iapun segera menyapu lobang pantatku lagi sampai ke vaginaku dengan lidahnya.
Aku hanya bisa mengigit bibirku dengan mata terpejam menikmati permainan lidah Om Antok, terkadang aku harus berjinjit tinggi agar Om Antok leluasa menjilati vaginaku, emang kedua kakiku mulai terasa pegal dan lemas, tetapi aku tidak mau permainan ini berakhir, beberapa kali aku sempat menjerit kecil ketika lidah Om Antok mencolok-colok liang vaginaku.. Oohh.. Aahhkk.. Mhmm.
Lalu Om Antok bangkit berdiri dan dengan masih menciumi serta menjilati punggungku.. Kedua tangannya segera meremas-remas buah dadaku dari belakang, beberapa kali tubuhku tersentak nikmat ketika kedua puting payudarku dipijit-pijit oleh jari-jari Om Antok.. Oohh.. Nikmat sekali..
Tiba-tiba Om Antok memegang tangan kananku.. Dan dibimbingnya tangan kananku sehingga menyentuh celana Om Antok.. Terasa ada benda keras dibalik celana Om Antok itu.. Aku pun secara refleks segera merema-remas benda itu.
Dan mengurut-urutnya dari atas kebawah.. Lalu Om Antok membalikkan tubuhku, sehingga aku kini berdiri berhadapan dengan dia.
Aku tidak mau Melihat wajah Om Antok, jadi sengaja aku menoleh kesamping dengan mata setengah terpejam, dan aku meringis menahan nikmat ketika Om Antok mulai menjilati kedua buah dadaku.. Dan secara bergantian mengisap-isap kedua puting buah dadaku.
Aku sudah benar-benar terangsang hebat.. Apalagi ketika jari telunjuk tangan kanan Om Antok menyodok-nyodok ke dalam liang vaginaku.. Aku semakin merenggangkan kedua pahaku.. Oohh.. Nggkk.. Desahku.
Lalu Om Antok menghentikan permainannya tampak dia membuka celana panjangnya dan Melepasnya.. Kemudian celana kolor nyapun dilepas maka tampaklah batang kemaluan Om Antok yang besar, hitam, keras dan panjang itu.. Kemudian Om Antok duduk ditepian ranjang.. Aku tahu maksud Om Antok.. Dan tanpa disuruh akupun segera berlutut diantara kedua kaki Om Antok.
Tampak batang kemaluan Om Antok yang berdiri tegak dan keras sehingga tampak urat-uratnya menonjol. Segera aku mencekal batang kemaluan Om Antok dan dengan ganas aku ciumin batang kemaluan Om Antok itu.
Terdengar Om Antok sedikit mengerang sembari merebahkan tubuhnya ke atas ranjang.. Akupun segera beraksi.. Kujilati batang kemaluan Om Antok itu dari pangkal sampai kekepala.. Lalu kuisap, kukulum dalam mulut sementara tangan kiriku mengelus-elus biji pelirnya terasa beberapa kali tubuh Om Antok tersentak karena nikmat.
Lalu kujilati biji pelir Om Antok.. Terdengar.. Aaahhkk.. Om Antok mengerang kenikmatan, mendengar itu aku tambah gairah.. Terus ku jilati biji pelir Om Antok itu..
Sementara tangan kananku mengurut-urut batang kemaluannya.. Semakin lama aku semakin lost kontrol.. Dengan kedua tanganku ku angkat kedua paha Om Antok sehingga kedua lutut Om Antok hampir menyentuh dadanya.
Dengan posisi demikian aku leluasa menjilati batang kemaluan Om Antok.. Dari ujung kepala sampai ke sekitar biji pelirnya.. Lalu aku menjilat semakin kebawah.. Kebawah.. Dan akhirnya ujung lidahku menyentuh dubur Om Antok yang berbulu itu
Segera lidah ku menari-nari diatas dubur Om Antok.. Terasa sekali tubuh Om Antok beberapa kali bergetar.. Aakkh.. Oougghh.. Erangnya.. Mendengar itu aku tambah bernapsu.. Kucolok-colok lobang pantat Om Antok dengan ujung lidahku.. Semakin dalam ku julurkan lidahku ke dalam lobang pantat Om Antok.
Semakin bergetar tubuh Om Antok terasa beberapa kali batang kemaluan Om Antok yang ku kocok berdenyut-denyut rupanya Om Antok sudah tidak tahan.. Lalu ia memegang tanganku dan membimbing ku naik ke atas ranjang.
Aku disuruh menungging diatas ranjang.. Rupanya Om Antok menginginkan dogystyle.. Ah itu yang aku sukai.. Tetapi bagaimana kalau Om Antok menginginkan anal sex.. Ah.. Aku tidak membayangkan batang kemaluan Om Antok yang besar dan panjang itu masuk ke dalam duburku.. Oohh mudah-mudahan jangan.. harapku.
Sebelum mencobloskan batang kemaluannya.. Om Antok sekali lagi memperhatikan bentuk kemaluanku dari belakang, aku pun menanti penuh harap.. Dan akhirnya terasa batang kemaluan Om Antok menempel dibibir vaginaku dan masuk perlahan-lahan ke dalam liang kemaluan ku.. terasa seret.. tapi.. nikmat.
Oohh.. Nggk.. Ahh.. Desisku ketika seluruh batang kemaluan Om Antok amblas.. Lalu ia mulai Ellaakukan gerakan erotisnya.. Ahh.. Nikmat sekali.. Dan aku benar-benar mencapai klimaks dalam posisi demikian.. Rupanya Om Antok belum klimaks juga.
Lalu ia menyuruh aku berbaring miring.. Sementara dia berada dibelakang punggungku.. Aku segera menekuk kedua lututku.. Dan membiarkan Om Antok mencobloskan batang kemaluannya ke dalam vaginaku.. Ooucch.. Aahh.. Nikmat sekali
Dalam posisi demikian tangan kanan Om Antok leluasa meremas-remas buah dadaku dari belakang.. Hentakan Om Antok makin lama makin keras dan cepat.. Aku tahu kalau Om Antok hampir klimaks.. Tetapi aku enggak mau dia mengeluarkan air maninya dalam vaginaku.
Lalu aku memegang pinggul Om Antok.. Dan otomatis Om Antok menghentikan gerakannya.. Lalu aku mencopot batang kemaluan Om Antok dari vaginaku.. Dan dengan gesit akupun berlutut disamping Om Antok..
Tampak Om Antok tersenyum.. Tapi aku tidak peduli.. Aku segera menjilati batang kemaluan Om Antok yang berlendir itu.. Lalu kuisap-isap batang yang keras dan berurat itu.. Ooh.. Nggkk.. Aakk.. Om Antok mengerang keenakan.
Dan aku semakin mempercepat gerakan kepala ku naik turun, beberapa kali Om Antok mengerang sembari mengeliat, ternyata Om Antok ini kuat juga pikirku.. Lalu aku membasahi telunjuk tangan kiriku dengan ludahku, setelah itu kucucukan telunjuk jari ku itu ke dalam dubur Om Antok.
Tampak tubuh Om Antok sedikit tersentak ketika aku menekan jariku lebih dalam lagi kelobang pantat Om Antok.. Rupanya Om Antok merasakan nikmat luar biasa dengan isapanku pada batang kemaluannya dan sodokan jari ku di anusnya.
Hingga.. Aaahh.. Aaakkhh.. Om Antok mengerang hebat bersamaan dengan menyemburnya air mani Om Antok dalam mulutku.
Crott.. Croot.. Banyak sekali.. Akupun rada gelagapan.. Sehingga sebagian air mani Om Antok aku telan.. Sengaja aku mencabut jariku dari lobang pantat Om Antok secara perlahan-lahan dan hal ini membuat semburan air mani Om Antok tidak dapat ditahan, lalu aku Melepas batang kemaluan Om Antok dari dalam mulutku.. Tampak sedikit sisa-sisa air mani Om Antok keluar.. Dan aku segera menyapu dengan lidahku cairan kental itu..
“Hebat.. Hebat.. Sekali kau Dik Dina..” puji Om Antok, aku hanya tersenym saja.
Lalu Om Antok bangkit dan kembali mengenakan celananya..
“Kamu tidak menceritakan Kejadian ini sama siapa-apa kan?” tanya Om Antok yang memandangiku yang masih duduk berlutut diatas ranjang, lalu Om Antok menjulurkan tangannya dan menyeka sudut bibirku dari sisa airmaninya, aku hanya tersenyum saja.. Dalam hati.. Gila.. Mana mungkin aku cerita ke siapa-siapa.. Bertemu dengan dia lagi juga aku ogah.. pikirku.
Dan begitulah ceritanya.. Setelah Kejadian itu aku tidak mau berkunjung ke rumah kawanku itu.. Walau sampai sekarang aku masih berteman baik dengan Ella, memang beberapa kali Om Antok menelphonku.. Tetapi aku menghindar.. Bagiku itu hanya sebuah pengalaman saja.. Dan akupun tidak mau mengulang pada orang yang sama.. Kecuali pada tunanganku..





Agen Poker Terbaik Pokerbatman.com

Agen Poker - Saya Digilir Dua Orang Cowok



Agen Poker - Aku seorang mahasiswi umur aku 21 tahun dan kuliah di PTS Jakarta, aku asli dari Yogyakarta dan di Jakarta aku tinggal dengan kakaku yang tiga bulan yang lalu baru menikah jadi dia sedang hangat hangatnya bermesraan mereka sering jalan keluar malam atau keluar kota untuk beberapa hari.
Oy sampai lupa perkenalkan namaku Tiyas wajahku cukup cantik tinggi badanku 170 cm bodyku sangat langsing dan tentunya padat apalagi buah dadaku yang lumayan besar, biasanya jika kakakku dan suaminya keluar akulah yang sering menjaga rumahnya, cerita ini berawal dari saat malam itu teman teman kampusku bermain kerumah untuk menonton film bersama.
Setelah sekitar jam 10 malam, kebanyakan dari teman saya pulang dan tinggallah 2 teman laki-laki saya, Iwan dan Ropik. Mereka berpikir untuk menemani saya, karena tidak baik pikir mereka meninggalkan seorang gadis di rumah sendirian di waktu kakak saya “berbulan madu” dengan suaminya.
Kami berlima akhirnya nonton video yang kami sewa sampai akhirnya kami merasa mengantuk. Jam sudah menunjukkan pukul 01:00 dini hari dan kebetulan besok adalah hari Minggu, jadi kami tidak perlu khawatir untuk pergi kuliah.
Rumah kakak saya mempunyai 3 kamar, satu untuk kakak saya dan suaminya, satu untuk saya dan satu lagi adalah kamar tamu (pembantu pada sore hari sekitar pukul 19:00 pulang kembali ke rumahnya yang terletak di kampung yang dekat dengan perumahan kakak saya).
Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk tidur. Saya tidur di kamar saya sendiri, Ropik tidur di sofa di depan TV dan Iwan tidur di kamar untuk tamu. Saya tutup pintu kamar saya setelah pergi ke kamar mandi untuk sikat gigi, buang air kecil dan mencuci kaki dan muka (kebiasaan saya sebelum tidur).
Kemudian kebiasaan saya yang lain dalam hal tidur ini adalah saya menanggalkan semua pakaian saya kecuali celana dalam saya, lalu saya menutupi tubuh saya hanya dengan selimut tebal. Saya nyalakan lampu kecil di sudut ruangan kamar saya dan mematikan lampu kamar saya.
Saya tertidur seketika itu juga karena rasa lelah saya. Tidak lama kemudian saya merasa ada seseorang yang masuk kamar saya dan menyalakan lampu dengan tiba-tiba. Saya melihat Iwan di pintu dengan mata yang terbelalak.
Saya yang sempat belum sadar atas keadaan tubuh saya yang telanjang, tiba-tiba langsung terpekik dan spontan menutupi ketelanjangan dada saya.
“Aakkhh! aduhh.. aduhh.. kok nggak ketok-ketok dulu sih! gila loe Wan.. aduh..” kata saya dengan keadaan yang bingung dan sangat malu.
“Hah! astaga! sorry banget ya! aduh sorry banget! gue cuman mao nanya dimana kamar mandi.. gue kebelet banget nih!” Iwan dengan sedikit gagap menutup pintu kamar saya.
Tapi sebelum pintu benar-benar tertutup tiba-tiba Ropik datang ke kamar mencegah Iwan untuk menutup pintu kamar dengan alasan ingin melihat apa yang terjadi.
“Gila.. seksi banget loe, ya,” tiba-tiba Ropik menyeletuk dan berjalan cepat menuju saya. Saya bisa melihat di sorot matanya nafsu yang entah datang darimana,
“Wan! buruan ke sini! cepet!” teriak Ropik lagi kepada Iwan. Otomatis Iwan datang ke arah saya dengan sorot mata yang kesetanan juga.
“Oi.. apa-apaan ini! lepasin gue! lepasiinn!” teriak saya sekuat tenaga, dan tiba-tiba Ropik berteriak kepada saya sambil membungkam mulut saya,
“Diem loe Sya! gila.. siapa suruh loe nunjukin tubuh loe ke kita-kita! seksi banget loe Sya! Sorry nih gue mau nyoba dikit badan loe.. bolehkan Sya?”
Mereka bertiga tertawa kecil seraya membuka selimut saya. Dengan cepat Ropik menggenggam kedua pergelangan tangan saya dengan erat lalu melumat bibir saya habis-habisan. Saya sempat tidak bisa bernafas karenanya dan terus berusaha memberontak.
Entah darimana datangnya tiba-tiba saya merasakan sesuatu yang lain ketika Iwan membuka kedua kaki saya dan menggesek-gesekkan jarinya di luar celana dalam saya yang berwarna merah muda. Saya kemudian mulai menikmati keadaan saat itu dan mulai berhenti meronta.
Setelah Iwan puas mencium bibir saya, dia bangun dan langsung menanggalkan semua pakaiannya. Begitu juga dengan Ropik, mereka berdua dalam keadaan telanjang bulat dalam beberapa menit.
Saya sangat terangsang melihat tubuh mereka yang sangat bagus, tidak atletis tapi melihat tubuh mereka yang cukup tinggi dan berisi membuat saya kagum.
Di bagian tengah tubuh mereka saya melihat penis mereka yang sudah sangat menegang dan ini membuat jantung saya berdetak dengan kencang karena ini pertama kali saya melihat penis laki-laki dan sangat besar untuk saya.
Ukurannya sekitar 18 cm (rata-rata) dan penis Iwan lah yang paling besar, karena badannya yang sangat tegap dan agak sedikit berbidang. Terus terang saya menaruh perasaan suka padanya sejak melihatnya pertama kali di kampus.
Iwan mendekati saya dan langsung memeluk tubuh saya dengan mesra. Kami berpagutan lagi sampai saya merasakan kenikmatan yang luar biasa saat Iwan menyentuhkan jarinya dengan klitoris vagina saya yang masih terbungkus celana dalam.
“Aahh.. Wan.. gue sayang sama loe.. sayang banget..” tanpa tersadar saya berkata itu. Saya tidak tahu lagi bagaimana cara menyampaikan perasaan saya padanya. “Gue juga sayang sama loe dari dulu.. make love sama gue yah Sya..” kata Iwan yang membuat saya terkejut.
Iwan kemudian mulai menuruni tubuh saya dan beralih ke payudara saya yang berukuran 34A.
“Aahh..Wann.. aahh.. enak banget.. aahh.. aa.. aduhh.. pelan Wan..” kataku saat merasakan kenikmatan atas kuluman Iwan di puting dan sekitar payudaraku.
Sesaat itu juga Ropik kemudian berlutut di atas muka saya dan mengarahkan penisnya ke mulut saya. Perlahan-lahan dia memasukkan penisnya ke mulut saya dan dengan segera saya mengulum penisnya.
Ropik segera mendesis keenakan, “Aahh.. aakkhh.. anjir enak banget Sya.. isepin dong Sya.. aakkhh.. hh..” sambil menarik keluar masuk penisnya di mulut saya.
Saya merasakan cairan asin keluar sedikit demi sedikit dari ujung penisnya dan ini membuat saya merasakan sedikit aneh sekaligus nikmat.
Iwan sendiri menambah kenikmatan saat itu dengan menjilati bibir vagina dan klitoris saya dengan sangat lahap. Iwan kelihatan sangat seksi dengan posisi dan wajah itu.
“Aaakkhh!Wann.. loe apain memek gue.. aahh terusin Wan.. aahh.. aahh!” saya merasakan tubuh saya menegang dan kaki saya kaku, vagina saya terasa hangat yang menandakan saya sudah mencapai orgasme untuk yang pertama kali.
Iwan segera menjilati dan menelan habis cairan yang keluar dari vagina saya.Sementara itu Ropik meneruskan memasukkan batang kemaluannya ke dalam mulut saya sampai akhirnya saya merasakan penisnya panas dan mengeluarkan semburan sperma yang cukup banyak.
Sekitar tiga semburan sperma ke mulut saya dan mau tidak mau saya menelan spermanya habis.
“Aaakkhh! Hhh.. hh.. enak banget Sya.. thnaks! loe lanjutin aja sama Iwan,” terlihat Ropik mengedipkan mata yang nakal kepada Iwan. Iwan hanya tersenyum lalu melanjutkan permainan kami berdua.
Iwan kemudian memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang vagina saya secara perlahan-lahan lalu keluar masuk ke lubang saya berulang sampai tubuh saya menggelinjang.
“Wan.. pelan-pelan yah Wan.. ini pertama kali, gue masih perawan,” kataku kepada Iwan untuk berhati-hati. “Iya, Sya.. trust me,” katanya seraya memasukkan jarinya ke dalam lubang vagina saya. Ia kemudian mengeluarkan kembali jarinya dan memegang penisnya yang sudah mengeras sejak tadi.
Ia lalu menggesek-gesekkan ujung penisnya ke permukaan vaginaku dan ini membuatku semakin penasaran terhadap “barang”-nya itu.
“Ah Wan.. dimasukkin enak yah Wan.. cobain donk Wan.. ahh.. hh..” kataku sambil memejamkan mata dan berpegangan pada kedua lengannya karena mencoba menahan rasa birahi dan penasaran yang bertubi-tubi.
“OK.. tahan sakitnya yah Sayang,” katanya sambil mengecup bibirku, lalu mengambil posisi untuk memasukkan penisnya ke dalam vaginaku.Iwan dengan tangannya yang kuat mengangkat kedua kakiku ke atas dan membukanya sehingga lubang vaginaku membuka dengan sempurna.
“Punya kamu kecil.. jadi bakalan agak sakit.. tahan ya!” katanya lagi sambil menusuk pelan-pelan penisnya ke dalam lubang vaginaku.
“Aakkhh! aauucch! aakkhh.. sakiitt.. sakitWann! jangan dimasukin! aakkhh..” aku berteriak kesakitan karena memang penisnya yang sangat besar itu sangat mustahil untuk masuk ke liang senggamaku yang masih sangat sempit.
Tapi tanpa memperdulikan teriakanku, dia malah makin mengganas bahkan mungkin teriakanku itu membuatnya makin terangsang dan menjadi kesetanan. Ditusuknya berkali-kali sampai akhirnya hanya ujung penisnya yang masuk setelah 5 menit berlalu.
Tubuh kami berkeringat, terutama saya yang menahan sakit dan berpegangan kuat kepada ujung bantal. Saya sudah mulai menangis kesakitan dan Iwan memeluk saya sambil menciumi saya untuk menenangkan diri saya.
Sewaktu rasa sakit sudah berkurang karena ciuman bibir kami berdua, dia mulai mendorong pelan-pelan supaya penisnya dapat masuk ke dalam vagina saya.
“Aakkhh aahh.. sempit banget Sya.. ahh.. aahh,” Bless! akhirnya dengan beberapa kali sentakan yang sangat kuat dan penuh rasa sakit, penisnya mampu masuk semuanya ke dalam vagina saya.
Setelah kami berdua mampu mengatasi keadaan, Iwan mulai memeluk tubuh saya dan menggenjot penisnya keluar-masuk vagina saya. Kenikmatan yang begitu luar biasa yang belum pernah saya rasakan selama masturbasi membuat saya mendesah keenakan.
“Aahh.. hh.. aahh.. ahh.. uummhh.. eenaakk..Wann.. gue sayang.. loe.. bangett.. hh.. hh..”
“Memek Tiyas enak banget! aakkhh! aakkhh..”
Saya sempat orgasme beberapa kali yang menghasilkan banyak kontraksi di lubang senggama saya (yang memancing kenikmatan bagi Iwan) sebelum akhirnya Iwan mencapai puncaknya.
“Gue nyampe Sya.. aahh.. hh.. aakkhh!”
“Crott.. croott..”
Entah berapa kali Iwan menyemburkan air maninya dan jatuh lemas di atas tubuh saya. Kami berpelukan sangat erat dan berciuman sampai akhirnya kami tertidur berdua dalam keadaan sangat basah karena keringat. Keesokan paginya kami madi berdua dan bermain lagi sampai puas sampai akhirnya saatnya Iwan untuk pulang ke rumahnya.
Sampai sekarang Iwan dan saya berpacaran dan masih melakukan hubungan seksual. Kadang kami berempat (saya, Iwan, Ropik dan pacarnya) bermain bersama.





Agen Poker Pokerbatman.com

Agen Poker - Bercinta Dengan Kekasihku Tika Yang Masih Perawan



Agen Poker - Saat ini yang berstatus sebagai mahasiswa swasta Jakarta dimana kebanyakan dikampus adalah mahasiswi perempuan aku dan temanku Bayu mengambil jurusan komunikasi yang pastinya kami sering melihat cewek cewek yang seksi, temanku Bayu sering menggoda cewek cewek dikampus matanya jelalatan jika ada cewek seksi.
Kebetulan di kelas kami hanya kami berdua mahasiswa yg pria,sedangkan sisanya adalah wanita.ada 3 wanita yang cukup cantik dan sexy di kelas kami,sebut saja Tika,Indah,dan Agnes(masing2 berumur19-20 thn).
Aku dan Bayu cukup akrab dgn mereka bertiga,karena mereka agak berbeda dgn gadis2 yg biasa kami temui.mereka memberi tanggapan positif jika Bayu bicara dan bercanda ttg hal2 nyerempet sex di depan mereka.kadang mereka hanya tertawa,atau kadang mereka senyum2 saja.
Suatu ketika entah ada angin apa,Bayu memiliki sebuah ide gila yaitu membuat film panas dengan 3 gadis tersebut di sebuah vila pada malam tahun baru.kontan aku kaget mendengarnya.mulanya aku pikir ia hanya bercanda,tp sepertinya dia serius.
Ini terbukti saat aku melihat Bayu membujuk Tika,Indah,dan Agnes menginap di vilanya di puncak untuk merayakan tahun baru bersama.mulanya Bayu gagal,tetapi dgn akal bulus dan rayuan2 gombalnya,akhirnya ketiga gadis itu mengiyakan.
Tidak lupa Bayu mengajak aku.Belakangan penisku suka tegang melulu klo ketemu Tika,sudah begitu lamanya aku dan Tika sering saling tatap mata tanpa sepatah katapun,jadi tentu saja tak kulewatkan kesempatan ini.gelora cintaku yang tak tertahankan pada Tika membuatku meminta pada Bayu agar pada malam tahun baru nanti Tika eksklusif untukku saja,dan supaya adil akupun berjanji tidak akan coba2 menjamah Indah dan Agnes pada malam itu.
Akhirnya hari yg dinanti-nantikan pun tiba.Aku dan Bayu membawa handycam masing2.lalu kami pergi naik mobil menjemput Tika,Indah,dan Agnes.Tika seperti heran melihat kami bawa handycam.Itu handycam mau dipake buat apa?,tanya Tika.
Kami hanya ingin mengabadikan pesta tahun baru kita nanti,tp Bayu ngotot mau bawa handycam sendiri.,ujarku pada Tika.Aku sempet deg2an waktu ditanyain begitu sama Tika,tp untung saja ia percaya.kamipun pergi berlima ke sebuah vila di puncak.setelah tiba di sana,kami berlagak alim seperti biasanya agar gadis2 tsb tidak curiga.sengaja kami biarkan mereka tidur nyenyak malam itu,sementara kami menyusun siasat sebelum tidur.
Malam tahun baru pun tiba pd esok harinya.kamipun siap menggelar pesta setelah seharian jalan2 keluar dari vila.sambil menunggu tahun datang kami makan2,pertanda dimulainya operasi.aku dan Bayu menyuguhi minuman (yg sebelumnya telah diberi obat perangsang) pada Tika,Indah,dan Agnes.merekapun minum tanpa curiga,malah mereka sempat minum bir segala.aku dan Bayu pun was-was menunggu efek obat bekerja.
Sekitar 10 menit kemudian,efek obatpun mulai bekerja.ketiga gadis itu terlihat mulai berkeringat dan gelisah,bahkan mereka malah jd bersikap manja.akupun segera melancarkan aksi.kubawa Tika ke sebuah kamar di lantai atas.
Sejenak kupandangi kecantikan gadis itu,sikap manja gadis itu membuat nafsu birahiku meluap-luap.dgn segera aku meletakkan handycamku pd posisi yg pas dan tersembunyi.tanpa babibu lagi,kucium bibir Tika yang merah merona itu,sambil tanganku menjamah-jamah bagian2 tubuhnya.
Tika sempat berontak,tetapi krn aku terus memaksa iapun hanya bisa pasrah saja.Kamu ini apa-apaan sih??,tukas Tika padaku.Maafkan aku sayang,tapi ini adalah bukti cintaku padamu.,ujarku.Kupepetkan tubuh Tika ke dinding,lalu kulumat kembali bibirnya dengan agresif.
Aku mulai menciumi tubuh Tika,hmm wangi tubuhnya akan membuat pria manapun ingin menyetubuhinya.kuselipkan tanganku ke dalam kaos dan celana jeans Tika,seraya aku mulai menjamah payudara dan memeknya.Memek tsb sudah hangat dan basah krn pengaruh obat perangsang tadi.
Lalu kumasukkan jari telunjukku secara perlahan pd lubang vaginanya.Ah..ah..ah,itulah desahan Tika saat aku menjamah memek dan payudaranya.Kemudian dengan perlahan aku mulai memeloroti pakaian Tika,mulai dari celana jeansnya,kaos,bh,dan celana dalam.Tika pun sudah telanjang bulat,terlihat payudaranya yang tidak terlalu besar tp cukup sexy untuk gadis sepertinya.
Kuletakkan dia di tempat tidur,lalu aku membuka celana dan mulai menggesekkan penisku pada memek Tika.Tika mulai mengerang-ngerang karena kegelian.Kupandangi memek Tika yg basah tsb dari dekat,lalu kujilat dengan lidahku.Ah..ah enak,terus2?,u jar Tika.Kalo dedeku udah masuk memekmu dijamin jauh lebih enak deh.,kataku pada Tika.Tika hanya tersenyum manis mendengar perkataanku.
Tanpa menunggu lagi aku mulai mencoba menancapkan penisku pada memek Tika.sebagaimana gadis perawan,memek Tika masih sangat sempit sehingga aku sempat kesulitan.pelumas yg ada sudah mulai mengering,sehingga aku terpaksa melakukan foreplay kombinasi(ngelumat bibir Tika sambil tangan kiri ngejamah puting dadanya dan telunjuk tangan kanan berulang kali masuk lubang vaginanya).
Saat memeknya mulai basah,kembali kutancapkan penisku.masih sulit masuk juga,tp setelah sedikit memaksa akhirnya bisa juga,walaupun akibatnya memek Tika jadi lecet & membuat Tika sempat menangis kesakitan.
Pelan2 donk mas,sakit nih.,tukas Tika sambil ngeringis kesakitan.Maaf sayang,tadi aku telalu semangat.Bentaran juga ilang kok sakitnya & brubah jadi nikmat,he he he.Siap ya??,jawabku.
Aku mulai menggenjot penisku secara cepat,membuat Tika mengerang-ngerang sakit dan nikmat sekaligus dengan hebatnya. Tika pun mulai berteriak kencang krn aksiku,melihat itu aku bereaksi dengan mencium bibirnya dan kamipun saling melumat bibir.
Lumayan untuk menghentikan teriakannya.genjotan penisku semakin cepat dan Tika mulai mendesah-desah dlm kenikmatan.Terus,terus mas,jgn berenti,enak bgt nih,ahhh..,ujar Tika.tangan Tika mulai menjambak rambutku,membuatku makin bersemangat.
Akhirnya aku mencapai puncak dan tanpa terasa spermaku sudah menyembur ke dalam memek Tika,hangat2 rasanya menurut Tika.Kami berdua saling berpelukan di ranjang dengan mesra,sambil kubisikkan rayuan2 gombal pd Tika.klo aku hamil nanti mas harus tanggung jawab yah??,tukas Tika.jangankan tanggung jawab,klo jd suami kamu sih aku juga mau kok.,ujarku pada Tika.
Tika hanya tersenyum manis mendengar perkataanku.krn penasaran dgn apa yg dilakukan Bayu skrng,aku pun bangun meninggalkan Tika di kamar utk mengintip Bayu.Aku melihat Agnes sudah berbaring lemas diranjang,sementara Indah sedang menghisap penis Bayu dgn mulutnya.
Lalu Bayu menyodok memek Indah dgn penisnya,membuat Indah mengerang dgn hebatnya.Hebat juga Bayu,udah ngegarap si Agnes masih kuat aja ngegarap si Indah.,ujarku dalam hati.melihat itu live show tsb membuatku kembali bergairah,lalu dgn segera aku kembali pada Tika.Dimana Indah ama Agnes,mas??,tanya Tika padaku.Oo mereka lagi ngelayanin Bayu tuh.,tukasku.
Spontan Tika terlihat takut,berpikir bahwa Bayu akan menggarapnya nanti.Tenang aja sayang,malam ini kamu hanya milikku seorang.Ga akan kubiarkan Bayu menyentuhmu.,kataku pada Tika.Kusuruh Tika bangun dr ranjang dan berdiri,lalu kupeluk dia dari belakang,seraya penisku menjelajah memeknya kembali.
Kugenjot penisku sehingga pantat Tika bergerak naik turun,sementara tangan kiriku menopang tubuhnya dan tangan kananku mengelus rambut panjangnya yang hitam lembut.Tak lupa aku mencium dan mencupang leher dan tubuhnya.Tika sudah berkeringat dan menggeliat seperti cacing kepanasan saja.
Spermaku kembali tersembur ke dalam memeknya.Kami lakukan semua itu selama kurang lebih 1 jam,lalu kamipun terbaring di ranjang krn kelelahan.Sejenak kami saling tatap mata tanpa sepatah katapun,lalu kami pun saling tersenyum.Sebelum tidur,tdk lupa aku mematikan handycam yg dr td merekam adegan seksku dgn Tika.Tak terasa malam tahun baru berlalu dengan cepat sekali.
Esok paginya,aku bangun lebih dulu sementara Tika masih tertidur.Kubangunkan dia dgn maksud mengajaknya mandi.Kunyalakan handycam di kamar mandi,lalu kugendong Tika menuju shower.Kami pun mandi sambil berpelukan,lalu kami saling menyabuni satu sama lain dengan mesranya.
Setelah kami berpakaian rapi,kami ke lantai bawah untuk ketemu dengan Bayu,Indah,dan Agnes.Ciee,ada pengantin baru nih di kampus kita.,ledek Bayu padaku.Aku hanya tersipu malu mendengarnya.Lalu aku dan Bayu menjelaskan semuanya pada ketiga gadis tersebut.
Mereka sempat marah dan takut jika videonya beredar ke masyarakat.Tetapi kami berhasil meyakinkan mereka agar tidak khawatir.Setelah berbenah,kamipun kembali ke Jakarta dan ke rumah masing2.
Setelah kejadian itu,aku dan Tika menjadi semakin dekat.Bahkan anak2 di kampus bilang kami berdua seperti perangko saja.Aku selalu memangku Tika saat jam istirahat.Tidak jarang kami bermesraan di kampus.Kami resmi pacaran sejak saat itu,bahkan kami berencana akan menikah tahun depan jika memungkinkan.
Aku jadi sering berkunjung ke tempat kos Tika dan menginap disana,yah kalian tahu deh apa yg kami lakukan disana beduaan,he he.Namun nasib berkata lain untuk Bayu,Indah,dan Agnes.
Video cabul mereka tak sengaja tersebar ke masyarakat,sehingga mereka harus berhenti kuliah dan berpisah ke luar kota untuk menghindari polisi dan sorotan publik.Untung saja aku membuat video cabulku dgn handycam sendiri,sehingga sampai skrng video tersebut masih aman dari sentuhan publik.Oh Tika,bibir dan memekmu kutunggu.




Agen Poker Pokercino.com

Judi Poker - Kehangatan dari Tante



Judi Poker - Awal cerita ini terjadi saat semsteran dimana saat itu aku kelas 2 SMA, dimana lingkungan rumahku ada pendatang baru tepat berada di depan rumahku, dari berita sekitar dia berasal dari Gorontalo dengan sepasang kekasaih dan 2 orang anak, katanya suaminya bekerja sebagai pejabat pemerintah di Jakarta.
Tak taunya kakaku yang kedua kenal betul dengan suaminya jadi antara keluargaku dan keluarganya cepat akrab dan mendapat info yang sebenarnya biasanya aku sering panggil om tante dengan sebutan U (tentunya aku samarkan) biar terjaga rahasianya.
Tante U seoarang wanita berdarah Menado, cantik, putih dan sangat menarik hati. Penampilannya selalu nampak OK dan sangat serasi. Kedua anak tante U, sangat akrab denganku, yang sulung perempuan usianya baru 3,5 tahun, sedangkan adiknya 2 tahun.
Sering aku mengajak mereka bermain, maklum aku anak laki-laki bungsu dari enam bersaudara. Aku disukai anak-anak kecil, dan cepat sekali akrab dengan mereka.
Hingga akhir cawu III, kehidupan rumah tangga mereka harmonis saja. Tante U memang sering pergi esaat setelah Oom U berangkat ke kantor, biasanya pukul 13.00 sampai sekitar 14.00 WIB tante U sudah kembali. Hal itu sering tante U lakukan setelah mereka bertempat tinggal kira-kira enam bulan di rumah tersebut.
Jika Oom U ke luar kota, tante U pulang agak lebih sore, kadang malah sehabis maghrib baru tante U pulang mengendarai mobil sedan HONDA PRESTIGE warna merahnya.
Beberapa kali aku yang membukakan pintu garasinya, karena saat itu aku sedang di rumahnya bermain dengan kedua anaknya. Biasanya jika tante U pergi anak-anak biasa dijaga oleh pembantunya dan adik perempuan Oom U.
Adik perempuan Oom U sebaya denganku, tapi walaupun aku sering bermain dengan-nya aku nggak tertarik padanya. Aku hanya merasa kasihan kepadanya, karena seringkali dia mengeluh karena perlakuan tante U kepadanya tidak baik. Pernah aku melihat dia dimarahi tante U dan disiram air bekas cucian pakaian yang banyak sabunnya. Namun aneh kepadaku tante U sangat baik, namun hal itu aku anggap hal yang biasa saja.
Cawu I kelas tiga berakhir, saat libur dua minggu aku gunakan waktuku untuk jalan-jalan sama temen-teman ke suatu tempat rekreasi di dekat kotaku. Jaraknya lebih kurang 45 km dari kotaku, tempat itu terletak di lereng gunung dan berhawa sejuk, berbeda dengan kotaku yang panas.
Aku masih ingat saat itu hari Senin, kira-kira jam 10.00 WIB, saat aku berlibur di tempat rekreasi itu kulihat mobil tante U diparkir di halaman sebuah restaurant; aku tak berpikiran apa-apa waktu itu,
Bahkan ketika uberpapasan dengan tante U yang digandeng mesra oleh seorang lelaki dan di belakang mereka bergandengan pula sepasang teman tante U aku tetap belum paham dan mengerti apa sebenarnya yang terjadi dan tante U lakukan bersa-ma teman-temannya.
Mungkin karena memang saat itu secara kejiwaan aku masih polos dan lugu serta belum mengenal arti cinta atau hubungan laki-laki dan perempuan aku menganggap hal tersebut biasa saja, bahkan aku menyapa tante U dengan sopan.
Mendengar dan melihat aku spontan tante U nampak terperanjat dan kaget dan segera melepaskan pelukan lelaki temennya tadi. Kemudian dia menghampiriku dan basa-basi menanyakan acaraku di tempat itu. Sebelum kami berpisah tante U menggamitku seraya memasukkan sesuatu ke dalam kantong bajuku, kemudian dia berpesan agar aku merahasiakan pertemuan tadi dengan siapapun.
Aku mengangguk dan berjanji tak akan bercerita pada siapapun tentang pertemuanku dengannya di tempat rekreasi tersebut. Sesaat setelah kami berpisah kurogoh saku bajuku, ternyata tante U memberiku uang sejumlah Rp. 50.000,- , aku heran bercampur senang. Aku gunakan uang itu untuk mentraktir temen-temen.
Seusai liburan, seperti biasanya kujalani masa-masa studiku seperti biasa. Di kelas aku boleh dikata sebagai murid dengan prestasi belajar yang baik, kelasku termasuk kelas unggulan yang murid-muridnya dipilih dari 10 terbaik di masing-masing kelas 2.
Dari kelas satu hingga kelas tiga, aku biasa menduduki rangking tiga besar. Aku setiap hari berangkat dan pulang sekolah dengan jalan kaki bersama teman-temanku. Pada hari Sabtu kelasku pulang agak cepat dari biasanya, karena dua orang guru yang seharusnya mengajar d kelasku tidak masuk, dan waktu kosong diisi dengan mencatat pelajaran dari guru mata pelajaran lain yang berikutnya.
Seperti biasa aku pulang jalan kaki, kira-kira 1 kilo meter dari sekolahanku tiba-tiba sebuah mobil merah berhenti di sampingku dan segera kukenali siapa pengemudinya, dialah tante U. Aku sempat terkesima melihat penampilannya,
Dia nampak cantik sekali apalagi dengan kacamata hitamnya wah sungguh bukan main. Dia buka jendela pintu mobilnya dan memintaku segera naik ke mobilnya, mengajak-ku pulang bersama. Kuterima ajakannya dan aku segera masuk dan duduk di dalam mobilnya yang ber AC dan empuk jok kursinya.
Dia tidak mengajakku langsung pulang, tetapi jalan muter-muter dengan mobil-nya. Kulirik dia, sungguh sangat cantik, dan secara tak sengaja kulihat paha putih dan mulus miliknya yang terbuka diantara belahan rok spannya, benar-benar membuatku terkesima.
Setelah beberapa menit kami berjalan tante U berdehem, membuatku terperanjat dan segera memalingkan mukaku ke luar jendela.
Diajaknya aku ngobrol tentang pertemuanku di tempat rekreasi dahulu, dan menanyakan padaku apakah aku bercerita pada orang lain. Aku jawab bahwa aku tak bercerita pada siapapun dan aku katakan sekali lagi bahwa aku tak akan bercerita kepada siapapun tentang hal itu. Mendengar hal itu tante U nampak lega dan menghela nafas panjang.
Sesampainya di rumah, seperti biasanya aku membantu membukakan pintu pagar dan garasi rumahnya. Diparkirnya mobilnya dan saat aku menutup pintu pagar rumah serta berpamitan pulang dipanggilnya aku. Aku mendekatinya dan mengikutinya masuk ke ruang keluarga.
Dia segera duduk di sofa di depan TV ruang keluarga, dan memintaku duduk didekatnya. Serta merta dipeluknya aku dan diciumnya pipiku kanan dan kiri, sambil dia mengucapkan terima kasih.
Aku diam saja. Kemudian dipegangnya mukaku dengan kedua belah tangannya dan secepat kilat diciumnya bibirku dan mulutku dilumatnya, aku hanya terperangah kaget dan tak bereaksi apapun. Sesaat kemudian dilepas pelukannya dan dia tersenyum padaku. Segera dia bangkit dan memintaku
pulang.
Entah kenapa sejak kejadian itu aku jadi semakin membayangkan dia, aku ingin semakin sering ketemu dengannya, di dalam mimpikupun sering terbayang tante U. Setiap kali bertemu dia selalu melempar senyum padaku. Aku jadi semakin sering melamun dan membayangkan dia.
Sebulan sejak kejadian itu kudengar kabar bahwa tante U ketahuan selingkuh. Kulihat tante dan oom U sering bertengkar. Oh.. ya, adik perempuan oom U sekarang nggak tinggal di rumah itu lagi., anak tante U yang sulung sudah masuk playgroup.
Sejak terdengar berita itu, tante U jarang keluar lagi seperti biasanya, paling-paling dia keluar hanya sebentar untuk keperluan antar jemput anaknya yang playgroup.
Aku tetap seperti biasa, tetap main ke rumah tante U dan ngobrol dengan tante dan oom U, bagiku mereka seperti kakaku sendiri.
Pada suatu hari menjelang terima rapor dan libur Cawu II di sekolahku seperti biasa diadakan lomba-lomba kesenian dan olah raga, dan kami pulang lebih awal. Aku masih ingat hari itu hari Kamis, aku pulang sekitar jam 09.00 WIB.
Sesaat setelah aku masuk ke rumah dan berganti pakaian, kudengar telepon berdering. Segera kuangkat dan dari seberang sana terdengar suara tante U. Mengetahui aku yang menerima tante U bilang wah kebetulan nih. katanya, tante mau minta tolong sebentar.
Tante U memintaku segera ke rumahnya. Aku segera mengunci pintu-pintu rumah dan meletakkan anak kunci di tempat biasanya, maklum di rumah nggak ada siapa-siapa. Bapak, Ibu dan kakak-kakaku tak ada di rumah.
Segera aku pergi ke ruamah tante U. Suasana rumah tante U nampak sepi, segera aku pencet bel rumah dan tante U nampak membukakan pintu dan mempersilakan aku segera masuk. Aku terpesona melihatnya, dia sungguh cantik dan seksi sekali,
Dengan gaun tipis warna pink yang kadang menampakkan lekuk indah tubuhnya, dengan belahan lebar di dadanya, sehingga sedikit nampak tersembul buah dadanya yang putih dan halus kulitnya. Jantungku berdetak keras ketika pandang mata kami beradu, tante U tersenyum dan kubalas senyum manisnya dengan senyum pula.
Kami mengobrol di ruang keluarga sambil menonton TV, aku menanyakan tentang kedua anaknya, tante U bilang mereka berdua ke Jakarta; ke rumah uwaknya diantar oom U. Jadi rumah saat itu sepi, cuman kami berdua saja.
Tante U mengobrol sambil menyilangkan kaki kanannya ke atas kaki kirinya, sehingga, gaun tipisnya terbuka dan terlihat jelas pahanya yang putih dan halus. Aku tak henti-henti melirik dan memper-hatikannya.
Tante U pura-pura tak tahu, bahkan secara sengaja gaunnya ditarik ke samping, sehingga paha mulusnya nampak tersembul keluar, sungguh suatu pemandangan yang sangat merangsang, dan tanpa terasa batang kemaluanku langsung berdiri tegak dan keras.
Sesaat setelah ngobrol, tante U berjalan ke arah TV dan mengambil sesuatu di rak VCD. Segera dipasang dan dinyalakan VCD tadi, aku kaget dan malu; karena ternyata VCD tersebut VCD porno dan baru sekali itu seumur hidupku melihat adegan-adegan panas di dalam VCD tersebut.
Tante U duduk di dekatku dan merapatkan badannya ke tubuhku. Diletakkan tangan kanannya di paha kiriku dan dielus-elusnya, kemudian di raihnya tangan kiriku dan diletakkannya di atas paha kanannya, dimintanya aku mengelus pahanya,
Secara naluri tanganku tidak hanya berhenti mengelus pahanya, bahkan lebih dari itu, langsung menuju ke celah pahanya yang tertutup celana dalam pink tipis. Kugosok dan kutekan tanganku ke vagina yang masih tertutup celana, nampak tante U senang dan kadang dikepitnya pahanya untuk menjepit anganku yang nakal menyelusup masuk ke dalam Cd-nya dan menusukkan jariku kedalam memiawnya.
Sesaat kami melakukan hal itu yakni saling mengelus sambil melihat adegan TV yang sangat merangsang. Tiba-tiba diraih dan dipeluknya kepalaku, dan segera dibenamkannya mukaku ke dadanya, ternyata tante U tak mengenakan BH,
Sehingga mukaku langsung menyentuh buah dadanya yang hangat dan lunak. Aku menurut saja dan segera tanganku bereaksi, menjalar kian kemari, membuka ikatan gaun tipis yang dikena-kan tante U, dan segera mencampakkannya jauh-jauh ke lantai. Dan nampak seluruh tubuh tante U tak tertutup apapun kecuali CD pink yang masih melekat ketat di memiawnya.
Buah dada tante U sekarang sudah tak tertutup apa-apa lagi, dan segera tante U menempelkannya di mukaku. Aku bereaksi mencium dan mengulum puting susunya, kemudian bibirku menjalar kelehernya, akhirnya mulut kami saling mengulum.
Tangan tante U bergerak melepas kaos dan membuka resleiting celana pendek jeans yang kukenakan, kemudian secara sigap di raihnya batang kemaluanku dan digosoknya dengan tangan kanannya. Pelan-pelan direbahkannya badanya di sofa, dan ditariknya badanku sehingga menindihnya.
Kami saling mencium kembali, dan secara naluri aku meniru adegan yang ada di VCD porno tadi, pelan-pelan bibirku bergerak ke bawah, menyusuri lehernya yang putih. Terus turun dan turun ke bawah, hingga mencapai buah dadanya,
Dan segera kuhisap dan kuremas buah dadanya yang putih dan sudah mengeras. Terdengar tante U mengerang dan merintih. Di remas-remas batang kemaluanku yang sudah mengeras dan dikocoknya pelan. Sungguh luar biasa rasanya, sebab baru pertama ali aku merasakan hal tersebut.
Tiba-tiba di dorongnya tubuhku, lalu dia duduk di sofa menghadapku, di suruhnya aku berdiri dan segera dilepas CD ku. Dengan terlepasnya CD tadi nampak tugu monasku tegak berdiri dengan keras, segera dihisap dan dikulum dengan mulutnya, aku mengerang dan mendesis keenakkan.
Sesaat kemudian dia lepas pula celana dalamnya, dan segera dibaringkan tubuhnya di sofa sambil dibuka ke dua belah pahanya. Aku terkesima takjub melihat pemandangan di depanku, nampak jelas celah vagina yang berwarna kemerahan diantara ke dua belah pahanya yang putih.
Segera mukaku menyerbu ke vaginanya dan aku jilati vaginanya seperti apa yang kulihat di adegan VCD . Tante U mengerang dan melenguh, pantatnya sesekali didorongnya ke atas, sehingga mulut dan lidahku semakin keras menempel di vaginanya.
Adegan tersebut berlangsung sekitar lima menit, setelah itu di raihnya bahuku dan ditariknya badanku sehinga menindih tubuhnya lagi, mulutnya meraih dan mencium mulutku serta dimainkan lidahnya, tangan-nya memegang penisku dan menempel serta menggosoknya di liang kemaluannya.
Sesaat kemudian dibimbingnya ku memasuki vaginanya dan kemudian kami berpacu mengumbar nafsu sepuas hati kami. Aku benar-benar merasakan nikmat yang luar biasa, belum pernah sekalipun aku ku dalam liang vaginanya.
Tante U mengerang, merintih dan menggerak-gerakkan pinggulnya naik turun seirama dengan gerakkanku. Mulutku menciumi lehernya, kadang ke buah dadanya dan akhirnya mengulum bibirnya sambil menggerakkan pinggulku naik turun untuk menarik dan mendorong ku dalam liang vagina tante U.
Sesaat kemudian tante U terdengar mengerang keras dan memintaku untuk mempercepat gerakkan pinggul-ku. , tiba-tiba dia mempererat pelukkannya dan mengejang keras sambil dari mulutnya keluar teriakkan teriakan agak keras,
Tak lama kemudian terasa sesuatu yang hangat membasahi batang kemaluanku dan terasa vaginanya bertambah licin, tiba-tiba dia mengendurkan pelukkannya dan menghela nafas panjang ooooh..nugi. oohh.., dan segera diraihnya muka dan dilumatnya mulutku dengan ciuman yang panjang., sementara pinggulku tetap bergerak naik turun.
Pelan-pelan di dorongnya badanku dan dikempitkan kedua kakinya di pantatku, sehingga pantatku tak dapat bergerak naik turun.
Nampak rasa puas dan senyum manisnya.., oohh.. nugi.., kau belum keluar ya..? Terus terang aku nggak tahu maksud perkataannnya.., tiba-tiba di gulingkan tubuhku, sehingga kami berdua jatuh di lantai di atas karpet.
Tubuhku menelentang, di raihnya CD nya dan di lap vaginanya, sesaat kemudian tante U jongkok tepat di atas ku. Dipegang dan dibenamkannya ku ke dalam vaginanya, lalu dia gerakkan tubuhnya naik turun, sehingga ku menggosok dinding dalam liang vaginanya.
Kedua belah tangannya menekan dadaku, dan kepalanya mengangguk-angguk seirama gerakan tubuhnya. Cepat tangganku meraih dan meremas-remas buah dadanya. Rambutnya tergerai lepas dan berulang kali menyentuh wajahku.
Tante U mengerang dan sesekali memiawik agak keras., untung rumah tante U agak besar, sehingga erangan dan teriakannya nggak terdengan dari luar.
Ohhh. aah… aduh. nugi.. Enak. sungguh enak.. Ohh., yach.. Yach.. Sambil digerakkannya tubuhnya, persis seperti orang menunggang kuda liar.., aku mengimbangi gerakkannya dengan menaik turunkan pantatku, sehingga membuat tante U semakin liar dan histeris.
Tiba-tiba dia membungkuk dan menggerakkan tubuhnya semakin cepat, sambil jarinya memutar-mutar dinding luar vaginanya. Suara erangannya semakin keras dan tiba-tiba tubuhnya mengejang, serta memeluk tubuhku erat sekali.
Terasa kembali cairan hangat membasahi ku, saat itu ku sudah mulai berdenyut-denyut, seperti hendak memuntahkan sesuatu. Keringat sudah membasahi tubuh kami berdua, desakan dan dorongan letupan diujung ku semakin terasa, tapi gerakan tante U sudah mulai lemah dan pelan dan akhirnya berhenti, tubuhnya terkulai lemas menindih tubuhku.
ku masih keras, namun desakan, dorongan dan denyutan kembali hilang…, kembali lagi tante U tersenyum dan mengulum mulutku..ohh. nugi.. Tante puuaaasss… Sambil tetap dalam posisi telungkup di atas tubuhku, tante U, menghujani mukaku dengan ciuman yang bertubi-tubi..
ku masih menancap keras dan dalam di memiawnya, bila pinggul tante U bergerak, maka terasa enak dan nikmat rasanya. Dalam posisi seperti itu mulut kami saling berpagut, dan ciuman yang panjang yang seolah tak akan selesai kami lakukan, lidah tante U menyulusuri sekujur wajahku, ke leherku dan kembali kemulutku dengan batang kemaluanku masih tetap di liang vaginanya.
Saat kami sedang asyik bercumbu, terdengar dering telepon berbunyi. Tante U segera bangkit dan menuju ke pesawat telepon. Diangkatnya gagang telepon sambil jari telunjuknya ditempelkan dimulutnya sebagai isyarat agar aku diam.
Tante U menerima telepon sambil berdiri merapat ke dinding, ternyata telepon dari oom U di kantor. Mataku tak hentinya menatap tubuh dan wajahnya; sungguh pemandangan yang indah dan hampir aku tak percaya dengan apa yang baru saja aku alami sesaat tadi.
Aku cubit tanganku terasa sakit, berarti ini bukan mimpi. Melihat apa yang aku lakukan tante U tersenyum geli, dilambaikan tangannya agar aku mendekatinya. Tanpa disuruh untuk kedua kalinya aku segera bangkit dan menghampirinya.
Kupeluk tubuhnya dari belakang dan mulutku langsung menyerbu leher putihnya, sementara tanganku meremas-remas buah dadanya. Matanya terpejam, menikmati apa yang aku perbuat, tangan kirinya meraih kepalaku dan ditariknya menuju buah dadanya.
Segera kurobah posisi tubuhku sehinga menempel tubuhnya dalam posisi berhadapan. Tangan kiri tante U meraih ku yang masih tegang dan keras, digosok dan dikocoknya pelan, aduh. nikmat sekali
Sambil menelepon tante U tetap memintaku mencumbuinya, namun jika aku mau mencium mulutnya, maka segera didorongnya mukaku.., aku mengerti maksudnya maka bagian tubuh lainnya yang menjadi sasaranku. Lidahku menjilati sekujur tubuhnya.., menghisap pentil susunya, meremas buah dadanya dan terus ke bawah.
Kaki kirinya segera kuangkat dan kuletakan di atas meja di dekat kami bercumbu, sehingga celah vaginanya terbuka menganga, yang dengan segera kujilati. Tangan kiri tante U memegang dan menekan kepalaku ke memiawnya, sementara tangan kanannya tetap memegang gagang telepon.
Dia nampak menahan rasa nikmatnya agar tak keluar erangan dari mulutnya…, tiba-tiba didorongnya mukaku menjauh dari memiawnya dan jarinya memberi isyarat agar aku sementara menghentikan cumbuannku.
Sesaat kemudian diletakkannya gagang telepon dan langsung diraih tanganku dan segera ditariknya aku menuju kamarnya. Segera ditutup dan dikunci pintunya, langsung diraihnya tubuhku dan kami berguling-guling dan saling tindih di atas kasur tempat tidurnya.
Tempat tidurnya nyaman, empuk dan bersih. Kembali kami saling mencumbu dan merangsang satu sama lain. Tante U menelentangkan badannya, dan memintaku menindih tubuhnya dalam posisi terbalik. ku tepat dimukanya dan memiawnya persis dimukaku, aku segera tahu maksudnya..
Dan segera kami bereaksi, kujilati memiawnya yang tanpa rambut, bau memiawnya membuatku semakin mabuk kepayang.., dikulum dan disedotnya ku., sehingga semakin keras dan tegang.
Lebih kurang 10 menit hal itu kami lakukan, selanjutnya tanpa diminta kubalik posisi tubuhku dan segera kumasukan batang penisku ke liang vaginanya dan kugerakkan pantatku naik turun dengan cepat dan keras.., tante U mengerang-ngerang..dan teriakkannya sesekali terdengar lepas tak ditahannya… Kugenjot terus memiawnya,
Kupacu gerakkanku dan lagi-lagi dia mempererat dan mengencangkan pelukannnya.. sambil merintih oohhh..aahhh..uuuh. nugi.nugi. teruusss.teruss sayang..auuw.enak nugi. teruus.., diraihnya mukaku.dan dilumatnya mulutku.., eehmm.ehmm..suara yang keluar dari mulut tante U saat menciumku,
Setiap kali kuhentakkan ku keras-keras ke memiawnya, sesaat kemudian tubuhnya mengejang dan kepalanya bergoyang-goyang kekiri dan ke ke kanan, sambil mulutnya mengerang keras. Pinggulnya menghentak-hentak dengan keras mengimbangi gerakanku, keringat kami bercucuran, membasahi tubuh kami.
Dan pada suatu hentakan yang keras tante U mendekap kepalaku keras-keras dan melolong histeris dan akhirnya kedua kakinya terkulai lemas., saat itu diujung ku. terasa ada yang berdenyut dan sepertinya mau kencing..,aku bilang sama tante U..tante aku pengin pipis rasanya tante.., tante U menjawab biar.. terus. aja .biarkan pipis di memiaw tante aja..ayo.
Mendengar jawabannya aku sudah nggak peduli lagi., kupercepat gerakan pantatku dan terasa desakan dan denyutan di ku semakin menjadi saat ujung ku menggesek dinding dalam liang vagina tante U. Dan akhirnya aku tak dapat menahan lagi kencingku.
Kubuang air kencingku dalam vagina tante U, tapi aneh.rasanya nikmat sekali tidak seperti bila aku kencing biasa di kamar mandi… ooh.. Aah. tante…tante.. Setelah itu aku merasa lega dan nikmat…, dan sesaat kemudian gerakan dan hentakan tubuhku berhenti., badanku terasa ringan dan lemas sekujur.dan aku telungkup di atas tubuh tante U.
Kupandang wajahnya dan kami saling menatap. Tante U tersenyum, tangannya mengusap wajahku dan meyibak rambutku yang tergerai. Ohh..ya. aku lupa menceritakan bahwa peraturan di sekolahku cukup memberi keluasaan kepada murid,
Sehingga murid laki-laki tidak dilarang memelihara rambut panjang. Mengikuti hal itu, akupun mempunyai rambut ikal panjang sebahu…, sehingga membuat penampilaku layaknya pemain band saja.
Tante U mencium mulutku dan mengusap rambutku. Dia berbisik.., gimana rasanya ? Enak apa nggak ?
Aku tak menjawab namun tersenyum saja, dan langsung kupeluk dia dan kucium mulutnya. Nugi., kau jangan cerita siapapun ya. tentang apa yang kita lakukan barusan. Aku mengangguk mengiyakan.
Pelan-pelan didorongnya tubuhku kesamping dan kami berbaring sambil berpelukan., kami bercumbu dan bercanda seperti anak kecil. Kadang aku gemas dan kuremas buah dadanya, jika tante U gemas padaku diremasnya ku.
Sesaat kemudian kami bangun dan tante U segera menggandengku ku kamar mandi yang memang ada di dalam kamarnya. Segera diguyur dan disiramnya tubuhnya dengan air, dari shower sambil berendam di bathtub warna pink.
Kubantu tante U menggosok dan menyabuni tubuhnya. Saat aku menyabuni kakinya, tanganku iseng meraba memiawnya dan memasukkan jariku ke dalam memiawnya. Tante U mendesis., secara naluri aku segera menjilati memiawnya.., dan terdengar erangan dan rintihannya.
Kembali kami bercumbu dan bercinta sepuas-puasnya di kamar mandi, di atas lantai kamar mandi yang dingin kugenjot memiawnya dengan keras dan bernafsu., sampai akhirnya tante U mencapai klimaks-nya, yang kami lanjutkan hingga kemudian akupun kembali mencapai klimaks pula.
Jam berdentang 12 kali, jadi sudah tiga jam aku di rumah tante U, 2 jam lagi oom U datang. Segera kami berpakaian, tante U ke luar kamar mengambil pakaianku dan pakaiannya yang berserakan di lantai ruang tamu.
Setelah kukenakkan dan kurapikan pakainku aku segera pulang. Saat aku hendak keluar, tante U meraih tubuhku dan menciumku, sambil berpesan..agar rahasia kami tersimpan rapat, serta berjanji besok akan mengulang lagi apa yang kami lakukan pagi tadi.
Inilah pengalaman pertamaku dengan wanita, yang tak lain tetanggaku sendiri. Aku bersyukur bisa bercinta dengan wanita cantik tetanggaku. Wanita cantik yang sering dikagumi oleh gadis-gadis mahasiswi yang kost di rumahku.
Dan selanjutnya selama liburan cawu II, kami tak pernah melewatkan kesempatan untuk bercumbu setiap hari, hingga suatu hari tante U bilang kalau oom U hendak kursus di Jakarta selama 4 bulan. Mendengar itu aku amat gembira. Bisa kubayangkan hari-hari yang menyenangkan saat aku dan tante U bercinta sepuas hati setiap hari.
Benar kata tante U, hari minggu malam oom U berangkat ke Jakarta naik kereta api, aku diminta tante U menemaninya mengantar oom U ke stasiun. Tentu saja dengan senang hati kulakukan hal tersebut. Saat mau berangkat oom U berpesan kepadaku untuk menemani tante U dan anak-anaknya di rumah.
Aku mengangguk mengiyakan dan melirik tante U, tante U tersenyum penuh arti padaku. Saat pulang dari stasiun tante U menyetir mobilnya sambil tangannya meremas tanganku, sementara dua anaknya duduk di jok belakang sambil bercanda.
Kuremas tangannya dan kucium punggung tangannya, tante U tersenyum penuh arti. Selanjutnya selama 4 bulan kami lalui hari-hari indah kami, aku sering diminta tante U menemaninya ke super market untuk belanja atau untuk keperluan lain, padahal kesempatan itu sering kami gunakan untuk bercinta di rumah seoarang kenalan tante U, yang bernama tante H.




Judi Poker Pokercino.com

Bandar Poker - Puas Bercinta Dengan Pak Erik Penjaga Villa



Bandar Poker - Pak Erik berkata kalau misal ada perlu , Bapak ada dirumah neng tinggal datang kerumah saja. Setelah dia pamit dari hadapanku aku langsung menuju ke kasur dan membereskan semua bawaanku dengan nafas panjang aku sangat lega lepas dari pelajaran kuliah. Cuaca di hari itu sangat bersahabat tidak terlalu panas dengan angin yang sepoi sepoi masuk kekamarku.
Aku jadi ingin berenang rasanya, apalagi setelah kulihat kolam renang di belakang airnya bersih sekali, Pak Erik memang telaten merawat vila ini. Segera kuambil perlengkapan renangku dan menuju ke kolam.
Sesampainya disana kurasakan suasanya enak sekali, begitu tenang, yang terdengar hanya kicauan burung dan desiran air ditiup angin. Tiba-tiba muncul kegilaanku, mumpung sepi-sepi begini, bagimana kalau aku berenang tanpa busana saja, toh tidak ada siapa-siapa lagi disini selain aku lagipula aku senang orang mengagumi keindahan tubuhku.
Maka tanpa pikir panjang lagi, aku pun melepas satu-persatu semua yang menempel di tubuhku termasuk arloji dan segala perhiasan sampai benar-benar bugil seperti waktu baru dilahirkan. Setelah melepas anting yang terakhir menempel di tubuhku, aku langsung terjun ke kolam.
Aahh.. enak sekali rasanya berenang bugil seperti ini, tubuh serasa lebih ringan. Beberapa kali aku bolak-balik dengan beberapa gaya kecuali gaya kupu-kupu (karena aku tidak bisa, hehe..)
20 menit lamanya aku berada di kolam, akupun merasa haus dan ingin istirahat sebentar dengan berjemur di pinggir kolam. Aku lalu naik dan mengeringkan tubuhku dengan handuk, setelah kuambil sekaleng coca-cola dari kulkas, aku kembali lagi ke kolam.
Kurebahkan tubuhku pada kursi santai disana dan kupakai kacamata hitamku sambil menikmati minumku. Agar kulitku yang putih mulus ini tidak terbakar matahari, kuambil suntan oilku dan kuoleskan di sekujur tubuhku hingga nampak berkilauan.
Saking enaknya cuaca di sini membuatku mengantuk, hingga tak terasa aku pun pelan-pelan tertidur. Di tepi kolam itu aku berbaring tanpa sesuatu apapun yang melekat di tubuhku, kecuali sebuah kacamata hitam. Kalau saja saat itu ada maling masuk dan melihat keadaanku seperti itu, tentu aku sudah diperkosanya habis-habisan.
Ditengah tidurku aku merasakan ada sesuatu yang meraba-raba tubuhku, tangan itu mengelus pahaku lalu merambat ke dadaku. Ketika tangan itu menyentuh bibir kemaluanku tiba-tiba mataku terbuka dan aku langsung terkejut karena yang kurasakan barusan ternyata bukan sekedar mimpi.
Aku melihat seseorang sedang menggerayangi tubuhku dan begitu aku bangun orang itu dengan sigapnya mencengkram bahuku dan membekap mulutku dengan tangannya, mencegah agar aku tidak menjerit. Aku mulai dapat mengenali orang itu, dia adalah Memet, si penjaga vila tetangga, usianya sekitar 30-an, wajahnya jelek sekali dengan gigi agak tonggos, pipinya yang cekung dan matanya yang lebar itu tepat di depan wajahku.
“Sstt.. mendingan Neng nurut aja, di sini udah ga ada siapa-siapa lagi, jadi jangan macam-macam!” ancamnya
Aku mengangguk saja walau masih agak terkejut, lalu dia pelan-pelan melepaskan bekapannya pada mulutku
“Hehehe.. udah lama saya pengen ngerasain ngentot sama Neng!” katanya sambil matanya menatapi dadaku
“Ngentot ya ngentot, tapi yang sopan dong mintanya, gak usah kaya maling gitu!” kataku sewot.
Ternyata tanpa kusadari sejak berenang dia sudah memperhatikanku dari loteng vila majikannya dan itu sering dia lakukan daridulu kalau ada wanita berenang di sini.
Mengetahui Pak Erik sedang tidak di sini dan aku tertidur, dia nekad memanjat tembok untuk masuk ke sini. Sebenarnya aku sedang tidak mood untuk ngeseks karena masih ingin istirahat, namun elusannya pada daerah sensitifku membuatku BT (birahi tinggi).
“Heh, katanya mau merkosa gua, kok belum buka baju juga, dari tadi pegang-pegang doang beraninya!” tantangku.
“Hehe, iya Neng abis tetek Neng ini loh, montok banget sampe lupa deh” jawabnya seraya melepas baju lusuhnya.
Badannya lumayan jadi juga, walaupun agak kurus dan dekil, penisnya yang sudah tegang cukup besar, seukuran sama punyanya si Wahyu, tukang air yang pernah main denganku (baca Tukang Air, Listrik, dan Bangunan).
Dia duduk di pinggir kursi santai dan mulai menyedot payudaraku yang paling dikaguminya, sementara aku meraih penisnya dengan tanganku serta kukocok hingga kurasakan penis itu makin mengeras. Aku mendesis nikmat waktu tangannya membelai vaginaku dan menggosok-gosok bibirnya.
“Eenghh.. terus Tar.. oohh!” desahku sambil meremasi rambut Memet yang sedang mengisap payudaraku.
Kepalanya lalu pelan-pelan merambat ke bawah dan berhenti di kemaluanku. Aku mendesah makin tidak karuan ketika lidahnya bermain-main di sana ditambah lagi dengan jarinya yang bergerak keluar masuk.
Aku sampai meremas-remas payudara dan menggigit jariku sendiri karena tidak kuat menahan rasanya yang geli-geli enak itu hingga akhirnya tubuhku mengejang dan vaginaku mengeluarkan cairan hangat.
Dengan merem melek aku menjambak rambut si Memet yang sedang menyeruput vaginaku. Perasaan itu berlangsung terus sampai kurasakan cairanku tidak keluar lagi, barulah Memet melepaskan kepalanya dari situ, nampak mulutnya basah oleh cairan cintaku.
Belum beres aku mengatur nafasku yang memburu, mulutku sudah dilumatnya dengan ganas. Kurasakan aroma cairan cintaku sendiri pada mulutnya yang belepotan cairan itu. Aku agak kewalahan dengan lidahnya yang bermain di rongga mulutku, masalahnya nafasnya agak bau, entah bau rokok atau jengkol.
Setelah beberapa menit baru aku bisa beradapatasi, kubalas permainan lidahnya hingga lidah kami saling membelit dan mengisap. Cukup lama juga kami berpagutan, dia juga menjilati wajahku yang halus tanpa jerawat sampai wajahku basah oleh liurnya.
“Gua ga tahan lagi Tar, sini gua emut yang punya lu” kataku.
Si Memet langsung bangkit dan berdiri di sampingku menyodorkan penisnya. Masih dalam posisi berbaring di kursi santai, kugenggam benda itu, kukocok dan kujilati sejenak sebelum kumasukkan ke mulut.
Mulutku terisi penuh oleh penisnya, itu pun tidak menampung seluruhnya paling cuma masuk 3/4nya saja. Aku memainkan lidahku mengitari kepala penisnya yang mirip helm itu, terkadang juga aku menjilati lubang kencingnya sehingga tubuh pemiliknya bergetar dan mendesah-desah keenakan.
Satu tangannya memegangi kepalaku dan dimaju-mundurkannya pinggulnya sehingga aku gelagapan.
“Eemmpp.. emmphh.. nngg..!” aku mendesah tertahan karena nyaris kehabisan nafas, namun tidak dipedulikannya.
Kepala penis itu berkali-kali menyentuh dinding kerongkonganku. Kemudian kurasakan ada cairan memenuhi mulutku. Aku berusaha menelan cairan itu, tapi karena banyaknya cairan itu meleleh di sekitar bibirku. Belum habis semburannya, dia menarik keluar penisnya, sehingga semburan berikut mendarat disekujur wajahku, kacamata hitamku juga basah kecipratan maninya.
Kulepaskan kacamata hitam itu, lalu kuseka wajahku dengan tanganku. Sisa-sisa sperma yang menempel di jariku kujilati sampai habis. Saat itu mendadak pintu terbuka dan Pak Erik muncul dari sana, dia melongo melihat kami berdua yang sedang bugil. Aku sendiri sempat kaget dengan kehadirannya, aku takut dia membocorkan semua ini pada ortuku.
“Eehh.. maaf Neng, Bapak cuma mau ngambil uang Bapak di kamar, ga tau kalo Neng lagi gituan” katanya terbata-bata.
Karena sudah tanggung, akupun nekad menawarkan diriku dan berjalan ke arahnya.
“Ah.. ga apa-apa Pak, mending Bapak ikutan aja yuk!” godaku.
Jakunnya turun naik melihat kepolosan tubuhku, meskipun agak gugup matanya terus tertuju ke payudaraku. Aku mengelus-elus batangnya dari luar membuatnya terangsang.
Akhirnya dia mulai berani memegang payudaraku, bahkan meremasnya. Aku sendiri membantu melepas kancing bajunya dan meraba-raba dadanya.
“Neng, tetek Neng gede juga yah.. enak yah diginiin sama Bapak?” Sambil tangannya terus meremasi payudaraku.
Dalam posisi memeluk itupun aku perlahan membuka celana panjangnya, setelah itu saya turunkan juga celana kolornya. Nampaklah kemaluannya yang hitam menggantung, jari-jariku pun mulai menggenggamnya.
Dalam genggamanku kurasakan benda itu bergetar dan mengeras. Pelan-pelan tubuhku mulai menurun hingga berjongkok di hadapannya, tanpa basa-basi lagi kumasukkan batang di genggamanku itu ke mulut, kujilati dan kuemut-emut hingga pemiliknya mengerang keenakan.
“Wah, Pak Erik sama majikan sendiri aja malu-malu!” seru si Memet yang memperhatikan Pak Erik agak grogi menikmati oral seks-ku.
Memet lalu mendekati kami dan meraih tanganku untuk mengocok kemaluannya. Secara bergantian mulut dan tanganku melayani kedua penis yang sudah menegang itu. Tidak puas hanya menikmati tanganku, sesaat kemudian Memet pindah ke belakangku, tubuhku dibuatnya bertumpu pada lutut dan kedua tanganku.
Aku mulai merasakan ada benda yang menyeruak masuk ke dalam vaginaku. Seperti biasa, mulutku menganga mengeluarkan desahan meresapi inci demi inci penisnya memasuki vaginaku. Aku disetubuhinya dari belakang, sambil menyodok, kepalanya merayap ke balik ketiak hingga mulutnya hinggap pada payudaraku.
Aku menggelinjang tak karuan waktu puting kananku digigitnya dengan gemas, kocokanku pada penis Pak Erik makin bersemangat.
Rupanya aku telah membuat Pak Erik ketagihan, dia jadi begitu bernafsu memperkosa mulutku dengan memaju-mundurkan pinggulnya seolah sedang bersetubuh. Kepalaku pun dipeganginya dengan erat sampai kesempatan untuk menghirup udara segar pun aku tidak ada.
Akhirnya aku hanya bisa pasrah saja disenggamai dari dua arah oleh mereka, sodokan dari salah satunya menyebabkan penis yang lain makin menghujam ke tubuhku. Perasaan ini sungguh sulit dilukiskan, ketika penis si Memet menyentuh bagian terdalam dari rahimku dan ketika penis Pak Erik menyentuh kerongkonganku, belum lagi mereka terkadang memainkan payudara atau meremasi pantatku.
Aku serasa terbang melayang-layang dibuatnya hingga akhirnya tubuhku mengejang dan mataku membelakak, mau menjerit tapi teredam oleh penis Pak Erik. Bersamaan dengan itu pula genjotan si Memet terasa makin bertenaga. Kami pun mencapai orgasme bersamaan, aku dapat merasakan spermanya yang menyembur deras di dalamku, dari selangkanganku meleleh cairan hasil persenggamaan.
Setelah mencapai orgasme yang cukup panjang, tubuhku berkeringat, mereka agaknya mengerti keadaanku dan menghentikan kegiatannya.
“Neng, boleh ga Bapak masukin anu Bapak ke itunya Neng?” tanya Pak Erik lembut.
Saya cuma mengangguk, lalu dia bilang lagi, “Tapi Neng istirahat aja dulu, kayanya Neng masih cape sih”.
Aku turun ke kolam, dan duduk berselonjor di daerah dangkal untuk menyegarkan diriku. Mereka berdua juga ikut turun ke kolam, Memet duduk di sebelah kiriku dan Pak Erik di kananku. Kami mengobrol sambil memulihkan tenaga.
Selama itu tangan jahil mereka selalu saja meremas atau mengelus dada, paha, dan bagian sensitif lainnya. Yang satu ditepis yang lain hinggap di bagian lainnya, lama-lama ya aku biarkan saja, lagipula aku menikmatinya kok.
“Neng, Bapak masukin sekarang aja yah, udah ga tahan daritadi belum rasain itunya Neng” kata Pak Erik mengambil posisi berlutut di depanku.
Dia kemudian membuka pahaku setelah kuanggukan kepala merestuinya, dia arahkan penisnya yang panjang dan keras itu ke vaginaku, tapi dia tidak langsung menusuknya tapi menggesekannya pada bibir kemaluanku sehingga aku berkelejotan kegelian dan meremas penis Memet yang sedang menjilati leher di bawah telingaku.
“Aahh.. Pak cepet masukin dong, udah kebelet nih!” desahku tak tertahankan.
Aku meringis saat dia mulai menekan masuk penisnya. Kini vaginaku telah terisi oleh benda hitam panjang itu dan benda itu mulai bergerak keluar masuk memberi sensasi nikmat ke seluruh tubuh.
“Wah.. seret banget memeknya Neng, kalo tau gini udah dari dulu Bapak entotin” ceracaunya.
“Brengsek juga lu, udah bercucu juga masih piktor, gua kira lu alim” kataku dalam hati.
Setelah 15 menit dia genjot aku dalam posisi itu, dia melepas penisnya lalu duduk berselonjor dan manaikkan tubuhku ke penisnya. Dengan refleks akupun menggenggam penis itu sambil menurunkan tubuhku hingga benda itu amblas ke dalamku.
Dia memegangi kedua bongkahan pantatku yang padat berisi itu, secara bersamaan kami mulai menggoyangkan tubuh kami. Desahan kami bercampur baur dengan bunyi kecipak air kolam, tubuhku tersentak-sentak tak terkendali, kepalaku kugelengkan kesana-kemari, kedua payudaraku yang terguncang-guncang tidak luput dari tangan dan mulut mereka.
Pak Erik memperhatikan penisnya sedang keluar masuk di vagina seorang gadis 21 tahun, anak majikannya sendiri, sepertinya dia tak habis pikir betapa untungnya berkesempatan mencicipi tubuh seorang gadis muda yang pasti sudah lama tidak dirasakannya.
Goyangan kami terhenti sejenak ketika Memet tiba-tiba mendorong punggungku sehingga pantatku semakin menungging dan payudaraku makin tertekan ke wajah Pak Erik. Memet membuka pantatku dan mengarahkan penisnya ke sana
“Aduuh.. pelan-pelan Tar, sakit tau.. aww!” rintihku waktu dia mendorong masuk penisnya.
Bagian bawahku rasanya sesak sekali karena dijejali dua batang penis besar. Kami kembali bergoyang, sakit yang tadi kurasakan perlahan-lahan berubah menjadi rasa nikmat yang menjalari tubuhku.
Aku menjerit sejadi-jadinya ketika Memet menyodok pantatku dengan kasar, kuomeli dia agar lebih lembut dikit. Bukannya mendengar, Memet malah makin buas menggenjotku. Pak Erik melumat bibirku dan memainkan lidahnya di dalam mulutku agar aku tidak terlalu ribut.
Hal itu berlangsung sekitar 20 menit lamanya sampai aku merasakan tubuhku seperti mau meledak, yang dapat kulakukan hanya menjerit panjang dan memeluk Pak Erik erat-erat sampai kukuku mencakar punggungnya. S
Selama beberapa detik tubuhku menegang sampai akhirnya melemas kembali dalam dekapan Pak Erik. Namun mereka masih saja memompaku tanpa peduli padaku yang sudah lemas ini. Erangan yang keluar dari mulutku pun terdengar makin tak bertenaga.
Tiba-tiba pelukan mereka terasa makin erat sampai membuatku sulit bernafas, serangan mereka juga makin dahsyat, putingku disedot kuat-kuat oleh Pak Erik, dan Memet menjambak rambutku. Aku lalu merasakan cairan hangat menyembur di dalam vagina dan anusku, di air nampak sedikit cairan putih susu itu melayang-layang. Mereka berdua pun terkulai lemas diantara tubuhku dengan penis masih tertancap.
Setelah sisa-sisa kenikmatan tadi mereda, akupun mengajak mereka naik ke atas. Sambil mengelap tubuhku yang basah kuyup, aku berjalan menuju kamar mandi. Eh.. ternyata mereka mengikutiku dan memaksa ikut mandi bersama.
Akhirnya kuiyakan saja deh supaya mereka senang. Disana aku cuma duduk, merekalah yang menyiram, menggosok, dan menyabuniku tentunya sambil menggerayangi. Bagian kemaluan dan payudaraku paling lama mereka sabuni sampai aku menyindir
“Lho.. kok yang disabun disitu-situ aja sih, mandinya ga beres-beres dong, dingin nih” disambut gelak tawa kami.
Setelah itu, giliran akulah yang memandikan mereka, saat itulah nafsu mereka bangkit lagi, akupun kembali digarap di kamar mandi.
Hari itu aku dikerjai terus-menerus oleh mereka sampai mereka menginap dan tidur denganku di ranjang spring bed-ku. Sejak itu kalau ada sex party di vila ini, mereka berdua selalu diajak dengan syarat jangan sampai rahasia ini bocor.
Aku senang karena ada alat pemuas hasratku, mereka pun senang karena bisa merasakan tubuhku dan teman-teman kuliahku yang masih muda dan cantik. Jadi ada variasi dalam kehidupan seks kami, tidak selalu main sama teman-teman cowok di kampus.
Lain hari aku akan menceritakan bagaimana jahilnya aku mengerjai teman-teman kuliahku sehingga mereka jatuh ke tangan Pak Erik dan Memet dan juga pengalaman-pengalamanku lainnya.




Bandar Poker Pokercino.com

Agen Bola - Nindy Wanita Yang Imut Dan Seksi



Agen Bola - Sekarang aku yang ngekos di sebuah rumah dengan ibu kos yang memiliki 3 orang anak yang mana anak pertama dan kedua laki laki dan yang terakhir perempuan yang masih berumur 11 tahun, saat itu aku sedang tidur sore dia suka jahil untuk membangunkanku dan mnyuruh untuk segera mandi, dia namanya Nindy.
Tak lupa setelah itu dia membawakan PR-nya untuk kami kerjakan bersama. Tentu saja aku suka, karean Nindy memang anak yang baik, bersih, berkulit putih. Ayah ibunya sangat senang, karena aku suka mengajarinya menyanyi oleh vocal.
Sebagai mahasiswa Fakultas Kesenian jurusan etnomusikologi, aku juga senang memainkan gitar klasikku. Terkadang dari seberangkamarku, ibu Nindy suka mengikuti nyanyianku. Apalagi kalau aku memetik gitarku dengan lagu-lagu nostalgia seperti Love Sotery atau send me the pillow.
Sore itu, aku gerah sekali. Aku mengenakan kain sarung. Biasa itu aku lakukan untuk mengusir rasa gerah. Semua keluargatau itu. Kali ini seperti biasanya aku mengenakan kain sarung tanpa baju seperti biasanya, hanya saja kali ini aku tidak mengenakan CD.
“Wawan (nama samaran)…ibu pergi dulu ya. Temani Nindy, ya,” ibu kosku setengah berteriak dari ruang tamu.
“Ok…bu!”jawabku singkat. Aku duduk di tempat tidurku sembari membaca novel Pramoedya Ananta Toer. AKu mendengar suara pintu tertutup dan Nindy menguncinya. Tak lama Nindy datang ke kamarku. Dia hanya memakai minishirt.
Mungkin karean gerah juga. Terlihat jelas olehku, teteknya yang mungil baru tumbuh membayang. Pentilnya yang aku rasa baru sebesar beras menyembul dari balik minishirt itu. Nindy baru saja mandi. Memakai celana hotpant.
Entah kenapa, tiba-tiba burungku menggeliat. Saat Nindy mendekatiku, langsung dia kupeluk dan kucium pipinya. Mencium pipinya, sudah menjadi hal yang biasa. Di depan ibu dan ayahnya, aku sudah beberapa kali mencium pipinya, terkadang mencubit pipi montok putih mulus itu.
Nindy pun kupangku. Kupeluk dengannafsu. Dia diam saja, karen tak tau apa yang bakal tejadi. Setelah puas mencium kedua pipinya, kini kucium bibirnya. Biobir bagian bawah yang tipis itu kusedot perlahan sekali dengan lembut. Nindy menatapku dalam diam. Aku tersenyum dan Nindy membalas senyumku. Nindy berontak sat lidahku memasuki mulutnya. Tapi aku tetap mengelus-elus rambutnya.
“Ulurkan lidahmu, nanti kamu akan tau, betapa enaknya,” kataku berusaha menggunakan bahasa anak-anak.
“Ah…jijik,”katanya. Aku terus merayunya dengan lembut. Akhirnya Nindy menurutinya. Aku mengulum bibirnya dengan lembut. Sebaliknya kuajari dia mkenyedot-nyedot lidahku. Sebelumnya aku mengatakan, kalau aku sudah sikat gigi.
“Bagaimana, enak kan?” kataku. Nindy diam saja. Aku berjanji akan memberikan yang lebih nikmat lagi. Nindy mengangukkan kepalanya. Dia mau yang lebih nikmat lagi. Dengan pelan kubuka minishirt-nya.
“Malu dong kak?” katanya. Aku meyakinkannya, kalau kami hanya berdua di rumah dan tak akan ada yang melihat. Aku bujuk dia kalau kalau mau tau rasa enak dan nanti akan kubawa jajan. Bujukanku mengena. Perlahan kubuka minishirt-nya.
Bul….buah dadanya yang baru tumbuh itu menyembul. Benar saja, pentilnya masih sebesar beras. Dengan lembut dan sangat hati-hati, kujilati teteknya itu. Lidahku bermain di pentil teteknya. Kiri dan kanan. Kulihat Nindy mulai kegelian.
“Bagaimana…enakkan? Mau diterusin atau stop aja?” tanyaku. Nindy hanya tersenyum saja.
Kuturunkan dia dari pangkuanku. Lalu kuminta dia bertelanjang. Mulanya dia menolak, tapi aku terus membujuknya dan akupun melepaskan kain sarungku, hingga aku lebih dulu telanjang. Perlahan kubuka celana pendeknya dan kolornya. Lalu dia kupangku lagi. Kini belahan vaginanya kurapatkan ke burungku yang sudah berdiri tegak bagai tiang bendera. Tubuhnya yang mungil menempel di tubuhku.
Kami berpelukan dan bergantian menyedot bibir dan lidah. Dengan cepat sekali Nindy dapat mempelajari apa yang kusarankan. Dia benar-benar menikmati jilatanku pada teteknya yang mungil itu.
“Nindy mau lebih enak lagi enggak?” tanyaku. Lagi-lagi Nindy diam. Kutidurkan dia di atas tempat tidurku.
Lalu kukangkangkan kedua pahanya. Vagina mulus tanpa bulu dan bibir itu, begitu indahnya. Mulai kujilati vaginanya. Dengan lidah secara lembut kuarahkan lidahku pada klitorisnya. Naik-turun, naik-turun. Kulihat Nindy memejamkan matanya.
“Bagaimana, nikmat?” tanyaku. Lagi-lagi Nindy yang suka grusah grusuh itu diam saja. Kulanjutkan menjilati vaginanya. Aku belum sampai hati merusak perawannya. Dia harus tetap perawan, pikirku. Nindy pun menggelinjang.
Tiba-tiba dia minta berhenti. Saat aku memberhentikannya, dia dengan cepat berlari ke kamar mandi. Aku mendengar suara, Nindy sedang kencing. AKua mengerti, kalau Nindy masih kecil. Setelah dia cebok, dia kembali lagi ke kamarku.
Nindy meminta lagi, agar teteknya dijilati. Nanti kalau sudah tetek di jilati, memek Nindy jilati lagi ya Kak? katanya. Aku tersenyum. Dia sudah dapat rasa nikmat pikirku. Aku mengangguk. Setelah dia kurebahkan kembali di tempat tidur, kukangkangkan kedua pahanya.
Kini burungku kugesek-gesekkan ke vaginanya. Kucari klitorisnya. Pada klitoris itulah kepala burungku kugesek-gesekkan. Aku sengaja memegang burungku, agar tak sampai merusak Nindy. Sementara lidahku, terus menjilati puting teteknya.
Aku merasa tak puas. Walaupun aku laki-laki, aku selalu menyediakan lotion di kamarku, kalau hari panas lotion itu mampu mengghilangkan kegerahan pada kulitku. Dengan cepat lotion itu kuolesi pada bvurungku. Lalu kuolesi pula pada vagina Nindy dan selangkangannya. Kini Nindy kembali kupangku.
Vaginanya yang sudah licin dan burungku yang sudah licin, berlaga. Kugesek-gesek. Pantatnya yang mungil kumaju-mundurkan. Tangan kananku berada di pantatnya agar mudah memaju-mundurkannya. Sebelah lagi tanganku memeluk tubuhnya.
Dadanya yang ditumbuhi tetek munguil itu merapat ke perutku. Aku tertunduk untuk menjilati lehernya. Rasa licin akibat lotion membuat Nindy semakin kuat memeluk leherku. Aku juga memeluknya erat. Kini bungkahan lahar mau meletus dari burungku.
Dengan cepat kuarahkan kepala burungku ke lubang vaginanya. Setelah menempel dengan cepat tanganku mengocok burung yang tegang itu. Dan crooot…crooot…crooot. Spermaku keluar. Aku yakin, dia sperma itu akan muncrat di lubang vagina Nindy. Kini tubuh Nindy kudekap kuat. Nindy membalas dekapanku. Nafasnya semakin tak teratur.
“Ah…kak, Nindy mau pipis nih,” katanya.
“Pipis saja,” kataku sembari memeluknya semakin erat. Nindy membalas pelukanku lebih erat lagi. Kedua kakinya menjepit pinggangku, kuat sekali. Aku membiarkannya memperlakukan aku demikian. Tak lama. Perlahan-lahan jepitan kedua aki Nindy melemas.
Rangkulannya pada leherku, juga melemas. Dengan kasih sayang, aku mencium pipinya. Kugendong dia ke kamar mandi. Aku tak melihat ada sperma di selangkangannya. Mungkinkah spermaku memasuki vaginanya? Aku tak perduli, karean aku tau Nindy belum haid.
Kupakaikan pakaiannya, setelah di kamar. Aku makai kain sarungku. Mari kita bobo, kataku. Nindy menganguk.
“Besok lagi, ya Kak,” katanya.
“Ya..besok lagi atau nanti. Tapi ini rahasia kita berdua ya. Tak boleh diketahui oleh siapapun juga,” kataku. Nindy mengangguk. Kucium pipinya dan kami tertidur pulas di kamar.
Kami terbangun, setelah terdengar suara bell. Nindy kubangunkan untuk membuka pintu. Mamanya pulang dengan papanya. Sedang aku pura-pura tertidur. Jantungku berdetak keras. Apakah Nindy menceritakan kejadian itu kepada mamanya atau tidak. Ternyata tidak. Nindy hanya bercerita, kalau dia ketiduran di sampingku yang katanya masih tertidur pulas.
“Sudah buat PR, tanya papanya.
“Sudah siap, dibantu kakak tadi,” katanya. Ternyata Nindy secara refleks sudah pandai berbohong. Selamat, pikirku.
Setelah itu, setiap kali ada kesempatan, kami selalu bertelanjang. Jika kesempatan sempit, kami hanya cipokan saja. Aku menggendongnya lalu mencium bibirnya.
Hal itu kami lakukan 16 bulan lamanya, sampai aku jadi sarjana dan aku harus mencari pekerjaan.
Malam perpisahan, kami melakukannya. Karena terlalu sering melaga kepala burungku ke vaginanya, ketika kukuakkan vaginanya, aku melihat selaput daranya masioh utuh. Masa depannya pasti masih baik, pikirku. Aku tak merusak vagina mungil itu.
Sesekali aku merindukan Nindy, setelah lima tahun kejadian. AKu tak tahu sebesar apa teteknya sekarang, apakah dia ketagihan atau tidak. Kalau ketagihan, apakah perawannya sudah jebol atau tidak. Semoga saja tidak.




Agen Bola Hokbet88.net

Agen Bola Terpercaya - Vagina Tante Masih Enak



Agen Bola Terpercaya - Hari Minggu pagi seperti biasa Sarah datang pagi ke tokonya, saat itu dia mengenakan pakaian yang seksi memakai blues warna biru tanpa lengan kulitnya yang putih bersih mulus itu membuat nafsu pria lain. Bodynya sungguh montok dengan rambut lurusnya yang berwarna kemerahan akibat di cat, aku perlihatkan dari kejauhan dia berjalan kesana kesini.
Aku betah sekali melihat tubuhnya ternyata dia masih sendiri belum ada karyawan yang datang di tokonya biasanya karyawannya datang pukul 8 pagi, setalhnya toko sudah dibuka dia menuju ke meja kasir sambil menunggu pegawainya pada datang.
Sarah adalah seorang wanita keturunan tionghoa, yang sudah cukup berumur. Akan tetapi, walaupun usianya sudah kepala 4, tetapi perawakannya masih mengundang air liur lelaki yang memandangnya.
Tubuhnya yang montok selalu mengundang lirikan lelaki dan memancing fantasi liar untuk dapat menindihnya. Belum lagi bila memandang buah dadanya yang putih montok itu, setiap lelaki pasti ingin meremas gemas dam memelintir lembut putingnya. Di usianya itupun, wajahnya masih menunjukkan garis-garis kecantikan, serta sorot matanya yang sayu tetapi tajam, menandakan kebinalannya di atas tempat tidur.
Sebagaimana umumnya orang tionghoa, naluri bisnisnya memang cukup tajam. Baru beberapa bulan saja toko mainannya ini ia kelola, ia sudah mendapatkan cukup banyak pelanggan. Mungkin karena harga mainan anak-anak di tokonya ini relatif murah dibandingkan harga ditoko lainnya.
Sambil menunggu pegawainya, Sarah duduk di belakang meja kasir, menghitung laba hari sebelumnya. Belum ada pelanggan yang datang, mungkin karena hari masih cukup pagi, dan di luar pun cuaca terlihat agak mendung.
“Wah, pagi-pagi begini sudah mendung, bisa susah rejeki nih!” pikirnya sambil melihat ke arah luar.”Mudah-mudahan aja, nggak hujan..”
Sarah kembali melanjut pekerjaannya, sampai tiba-tiba di luar gerimis pun turun.
“Lho, baru aja dibilangin, malah hujan beneran deh..” gerutunya.”Anak-anak bisa terlambat dateng nih!” ujarnya lagi sambil melirik arloji emas berbentuk kotak di lengan kanannya.
Gerimis itu lama-kelamaan menjadi hujan yang cukup deras, sehingga hawa pagi itu menjadi semakin dingin. Di luar pun, beberapa orang menghentikan sepeda motornya untuk mengenakan jas hujan, lalu kembali meneruskan perjalanannya. Kecuali beberapa pejalan kaki yang terus berjalan sambil berusaha menghindari hujan, ada juga dua orang pengendara motor yang memilih untuk berteduh sebentar di depan tokonya.
Salah seorang pengendara motor itu, kelihatannya seorang mahasiswa yang hendak pergi kuliah dan tidak membawa jas hujan. Pemuda itu memilih untuk berteduh di depan tokonya, sambil melihat-lihat dari luar ke dalam toko mainan Sarah.
Tak lama kemudian, ia masuk ke toko itu, sambil terus melihat-lihat mainan yang ada. Melihat ada tamu yang masuk ke tokonya, Sarah langsung mempersilahkan pemuda itu dan menghentikan pekerjaannya menghitung laba.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Sarah.
“Oh, maaf kebetulan saya kehujanan dan berteduh di depan, saya baru ingat kalau saya memerlukan spare parts untuk mobil remote control saya dirumah” jawab pemuda itu.
“Wah, kalau spare parts remote control, kebetulan disini cukup lengkap, kalaupun di etalase kosong, mungkin bisa saya carikan di gudang”. Ujar Sarah.
”Memangnya bagian apa yang diperlukan?”
“Saya butuh dinamo dan ban untuk mobil remote control saya dirumah,” jawab pemuda itu.
Sambil menerangkan jenis yang dicarinya ia terus mengamati Sarah yang sedang mengecek buku inventarisnya. Ia baru saja menyadari, bahwa lawan bicaranya itu ternyata sangat menggoda dan membangkitkan gairahnya. Terutama di pagi hari yang sangat dingin itu.
Melihat keadaan toko yang sepi itu, ia ingin mencoba mencari kesempatan di dalam kesempitan. Ia pun berusaha berkenalan dengan Sarah.
“Oya, kenalkan nama saya Dedi,” pancing pemuda itu.
“Oh, saya Sarah,” balas Sarah.
“Saya mesti panggil Mbak atau tante nih?” tanya Dedi lagi.
“Terserah deh! Enaknya Dik Dedi aja gimana,” jawab Sarah.
”Wah, sepertinya dinamo yang untuk model itu disini sudah habis, saya memang nggak menyimpan stok banyak, karena kurang banyak peminatnya”.
“Yah, sayang sekali.. Apa di gudang juga sudah habis?” pancing Dedi.
“Oh iya, saya hampir lupa, sebentar saya coba carikan,” lanjut Sarah sambil mengunci mesin kas-nya dan beranjak keluar meja kasir ke arah gudang di lantai dua toko itu.
”Dik Dedi tunggu sini sebentar ya?”.
Saat melihat Sarah berdiri dan berjalan, gairah Dedi semakin meluap. Terlebih lagi ketika ia mengamati Sarah menaiki tangga kayu itu, matanya semakin nakal melirik ke arah bongkahan pantat Sarah yang terbungkus rok jeans mini.
Entah keberapa kalinya ia menelan ludah, sejak ia pertama kali melihat tante itu. Dan entah desakan dari mana yang membimbing Dedi mengikuti Sarah, naik ke lantai dua. Ia kemudian memegang pegangan tangga, untuk mengikuti tante itu, sambil mendongak ke atas melihat Sarah yang masih menaiki tangga itu.
Terlihat jelas oleh matanya, Sarah saat itu mengenakan celana dalam hitam berenda dan samar-samar memperlihatkan gundukan putih menggiurkan yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Pemandangan itu membuat nafasnya semakin naik turun.
Perlahan-lahan agar tak terdengar oleh tante itu ia mulai meniti anak tangga, hingga akhirnya ia sampai ke lantai dua yang merupakan gudang di toko itu. Ia menghampiri Sarah yang sedang berjongkok mengaduk-aduk sebuah kardus. Dedi mengendap-endap ke belakang Sarah, kemudian berdiri tepat di belakang Sarah, menunggu tante itu berdiri.
Tak lama kemudian, kelihatannya Sarah sudah menemukan apa yang di carinya, setelah menaruh kembali kardus itu ke tempat semula, ia pun berdiri, dan langsung dikejutkan oleh kehadiran Dedi di hadapannya.
“Lho..”
Belum sempat Sarah menyelesaikan kalimatnya, Dedi langsung memeluk Sarah, sambil membungkam mulut tante itu dengan tangannya. Otomatis Sarah meronta dan berusaha berteriak, sambil memukuli punggung Dedi.
Akan tetapi, hal itu sia-sia belaka, tangan Dedi yang lebih kuat semakin mendekap tubuhnya dan membungkam mulut Sarah. Hingga akhirnya Sarah sadar bahwa usaha apapun yang dilakukannya akan sia-sia. Tubuh montoknya pun menjadi lemas.
Melihat Sarah sudah menjadi lemas, Dedi mengendurkan dekapan dan bungkaman pada bibir Sarah. Ia langsung menciumi bibir tante itu, dilumatnya habis wajah Sarah. Diciumi dan dijilatinya wajah cantik itu sambil nafasnya tersengal-sengal penuh nafsu.
“Aa.. Apa yang kau lakukan?? Kurang ajar kamu!” bisik Sarah terpatah-patah karena ketakutan.
“Tenang Tante.. Jangan takut, Tante nurut aja.. Lagi pula teriakan Tante nggak akan terdengar karena derasnya hujan,” jawab Dedi sambil terus menciumi bibir Sarah dan tangannya sudah mulai menjamah bagian buah dada tante itu.
“Jjja.. Ngann.. Please.. Kenapa kamu nggak nyari perempuan yang lebih muda aja?” Pinta Sarah sambil berusaha menepis tangan Dedi yang sudah mulai meremas lembut puting kirinya yang masih terbungkus bra dan blouse dari luar.
“Kalau kamu mau uang, ambil aja di kassa.. Tapi jangan seperti ini.. Please..”
“Aku mau Tante aja.. Sudah deh, Tante nurut aja.. Ntar pasti Tante nikmatin juga. Percaya deh!” bisik Dedi di telinga Sarah, sambil kemudian dijilatinya telinga yang putih kemerahan itu.
“Mmmhh.. Tante begitu harum.. Kulit Tante mulus dan wangi..” sambung Dedi sambil terus menggerayangi buah dada dan lengan Sarah. Sarah enggan mengakui kalau ia merasa tersanjung oleh kata-kata pemuda yang sedang mencoba memperkosanya itu, tetapi hati kecilnya tergoda juga oleh kata-kata pemuda itu.
Sambil mendorong tubuh Sarah agar rebah ke lantai, tangan Dedi kini mulai berpindah ke daerah perut Sarah, yang kelihatannya sudah semakin tak berkutik. Direnggutnya blouse tante itu ke atas, dan terpampanglah perut yang putih mulus, walaupun agak sedikit gemuk,
Tetapi tak mengurangi keseksian tante itu. Ciuman-ciuman Dedi kini mulai turun ke leher, buah dada yang masih terbungkus pakaian, dan akhirnya mulai menggerayangi perut dan pusar Sarah.
Rupanya ciuman Dedi di bagian perut dan permainan lidah di pusarnya itu lama kelamaan menimbulkan kegelian yang amat sangat. Tak munafik, Sarah menikmati hal itu. Teriakannya berangsur-angsur berubah menjadi desahan.
Tangannya yang berusaha mendorong tubuh Dedi, sekarang sesekali meremas rambut Dedi dan menekan kepala Dedi semakin dalam dan merapat dengan tubuhnya. Saat ini yang ada hanyalah erangan-erangan kecil dari mulut Sarah yang sedang di permainkan oleh lidah nakal Dedi.
“Ssshhtt.. Jjjangann.. Llleppasskanhh.. Aaauuhhff..” bisik Sarah kegelian.
Sarah pun akhirnya dilanda kebimbangan karena di satu sisi ia merasa harus mempertahankan dirinya agar tidak diperkosa oleh pemuda itu, di lain sisi ia mulai menikmati permainan yang sedikit kasar itu.
Sementara itu, tanpa disadarinya tangan Dedi sudah berhasil menyingsingkan rok mininya ke atas, dan tangan pemuda itu sudah mulai menggerayangi daerah kemaluan Sarah. “Nngghh..” tak sadar Sarah melenguh nikmat.
Tangan kekar itu tak henti-hentinya mengelus-elus bukit kenikmatannya dari luar celana dalamnya yang sudah mulai basah. Ciuman pemuda itu pun tak henti-hentinya menggerayangi bibir, leher dan buah dadanya yang montok dan masih terbungkus bra hitam berendanya itu. “Ahh.. Sshh..” lenguh Sarah.
Sarah semakin menikmati kenakalan pemuda itu. Saat ini ia justru mengharapkan agar pemuda itu semakin berbuat kurang ajar padanya. Matanya mulai terpejam seiring dengan semakin membanjirnya lendir kenikmatan di vaginanya.
Pikirnya, pemuda itu memang tahu caranya memanjakan wanita. Sarah pun sudah tak merasa bahwa dirinya akan diperkosa. Ia justru mendambakan sentuhan pemuda itu.
Jemari Dedi bermain di pinggiran celana dalam Sarah. Diusap-usapnya jahitan pinggir celana dalam hitam berenda yang semakin basah itu. Sesekali jemari nakalnya menyelip masuk ke dalam celana dalam itu sambil mengusap lembut gundukan yang ada di dalamnya.
Usapan jemari Dedi pada jahitan renda pinggiran celana dalam Sarah menimbulkan suatu sensasi dan rangsangan yang sangat dinikmatinya. Jahitan dari motif renda yang tak rata itu menyebabkan jemari Dedi yang bermain diatasnya seakan-akan menggaruk-garuk daerah sekitar vaginanya.
Terlebih saat Dedi memang sengaja menggaruk bagian itu dengan kukunya. Hal ini membuat Sarah semakin tak kuasa untuk menahan lendir kenikmatannya yang semakin membanjiri daerah itu.
“Aughh.. Nakal kamu ya!” jerit Sarah saat merasakan jari telunjuk pemuda itu menyelip masuk dan mengusap lembut labium mayoranya. Sesaat telunjuk pemuda itu keluar dari dalam celana dalam Sarah, ia langsung menyodorkan jemari yang dibasahi oleh lumuran lendir kenikmatan Sarah itu ke bibir seksi tante itu.
Dan langsung saja Sarah menyambut dan mengulum telunjuk yang penuh dilumuri oleh lendir kenikmatannya sendiri itu dengan penuh nafsu. Dedi sendiri tak henti-hentinya menggerak-gerakkan telunjuknya yang sedang dikulum Sarah seakan-akan ingin mengorek-ngorek bagian dalam mulut wanita itru dengan lembut.
Melihat tante itu menjilati telunjuknya dengan penuh nafsu, Dedi langsung mendekati bibir wanita itu, berharap agar masih ada sisa lendir kenikmatan wanita itu dalam mulut seksinya. Sarah agaknya mengerti oleh apa yang diinginkan pemuda itu.
Ia langsung mengumpulkan ludah dalam mulutnya yang memang masih bercampur dengan lendir kenikmatannya, kemudian disodorkannya ludahnya itu dengan bibir sedikit terbuka penuh gairah. Dedi langsung melumat gemas bibir Sarah. Dikecap-kecapnya sebentar ludah tante itu dalam mulutnya, kemudian ditelannya penuh nafsu.
Melihat kelakuan pemuda itu, Sarah menjadi semakin terbakar oleh nafsu. Ia semakin lupa pada keadaan dirinya yang hendak diperkosa. Dan agaknya keadaan itu sekarang telah berubah menjadi keinginan untuk sama-sama saling memuaskan karena Sarah sudah mengabil posisi telentang dengan pahanya agak terbuka.
Sarah langsung menarik kepala pemuda itu, diciuminya bibir pemuda itu dengan penuh gairah. Kemudian dijambaknya rambut Dedi sambil didorongnya kepala pemuda itu agar mulutnya mengarah ke vaginanya.
Dedi yang memang sudah terbakar oleh nafsu sejak pertemuan di meja kasir tadi, langsung saja menuruti keinginan Tante itu. Tanpa membuka celana dalam Sarah, ia langsung menjilati vagina Sarah dengan hanya cukup menarik pinggiran berenda celana dalam Tante itu di sekitar vaginanya.
Dijilati dan digigitnya dengan penuh nafsu vagina itu sambil kepalanya terus dipegang dan dijambaki oleh Sarah.
Rupanya Sarah tak cukup hanya dipuaskan dengan jilatan-jilatan liar Dedi, ia juga ingin mendusal-dusalkan wajah pemuda itu pada vaginanya. Hingga tak lama kemudian, Dedi merasakan daerah sekitar selangkangan Tante itu bergetar, dan makin lama getaran itu makin hebat, hingga tak lama kemudian, saat ia sedang menggigit-gigit kecil klitoris Tante itu, diiringi teriakan liar Sarah.
“Ooghh iiyyaahh.. Terrusshh.. Mmmppffhh.. Ghhaahh..” Racau Sarah. Hingga tak lama kemudian, “Crroottss..”
Wajah Dedi langsung tersembur oleh cairan yang hangat dan kental yang berasal dari dalam liang vagina Sarah. Rupanya Saat itu Sarah baru saja mengalami orgasme yang cukup banyak di awal permainan mereka.
Dan langsung saja, tanpa diberi komando, dengan lahapnya Dedi menjilati dan meraupi lelehan lendir kenikmatan yang tak henti-hentinya meleleh dari dalam vagina Tante itu. Hal ini tentunya membuat Sarah yang baru saja mencapai orgasme dilanda rasa geli yang amat sangat.
“Hhhaahh ssttoopp!! Sttoopp!! Ghiillaahh.. Ohh Sttoopp Sshh..” teriak Sarah sambil berusaha menjauhkan selangkangannya dari wajah pemuda itu. Tetapi Dedi justru tak mau memindahkan mulut dan jilatannya sedikit pun dari vagina yang sedang dibanjiri cairan nikmat itu.
Ia terus mengumpulkan lendir Sarah di dalam mulutnya dan kemudian langsung menelannya dengan rakus. Mulut dan wajah pemuda itu belepotan oleh lendir Sarah.
Setelah Dedi merasa bahwa vagina Sarah telah bersih kembali, ia langsung beranjak ke arah bibir Sarah, dengan masih mengulum lendir dari vagina Tante itu ia menyuapkannya ke bibir seksi di hadapannya. Sarah langsung mengerti apa yang akan dilakukan Dedi. Ia langsung membuka bibir seksinya seraya berkata,
“Ludahkan! Ludahkan padaku Sayang!”. Pintanya dengan tatapan sayu menggairahkan sambil meremas-remas lembut payudaranya sendiri.
“Ooohh.. Ssshh..”
“Cuhh..” Dedi langsung meludahkannya ke dalam mulut Tante itu. Dan langsung disambut dengan desahan bergairah Sarah.
“Mmmhh.. Nikmatthh,” bisik Sarah setelah menelan lendir kenikmatannya sendiri dengan rakus.
Dedi yang semakin terbakar gairahnya melihat adegan itu langsung melucuti pakaiannya sendiri. Sejak melihat tubuh molek Tante itu ia memang tak sabar untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina sang Tante dan menggarapnya penuh nafsu. Setelah dirinya telanjang bulat, ia berdiri sejenak dihadapan sang Tante sambil mengacung-acungkan penisnya yang sejak tadi telah menegang penuh dihadapan Sarah.
“Woow..” kagum Sarah sambil mengarahkan tangannya untuk menggenggam penis itu.
“Aaahh.. Tanteehh..” bisik Dedi saat jemari Tante itu menggenggam dan meremas lembut penisnya.
Sarah langsung mengocok penis digenggaman tangan kanannya itu dengan penuh kelembutan. Sementara itu tangan kirinya mengusap-usap vaginanya sendiri yang mulai basah kembali. Rupanya ia pun tak sabar ingin digarap oleh pemuda itu. Dipindahkannya tangan kirinya yang sudah dibasahi lendir kenikmatannya ke penis Dedi, dan dibalurinya penis yang menegang keras itu dengan lendirnya.
“Aaahh.. Angett Tantee..” Bisik Dedi sambil memejamkan matanya.
“Hhhmm?? Anget? Aku punya yang lebih panas Sayang!” Tantang Sarah sambil mengarahkan bibir seksinya ke penis pemuda itu. Dan langsung dikulumnya penis dihadapannya dengan penuh nafsu.
“Ngghh.. Mmmhh..” Desahnya.
“Ooohh.. Iyaahh terusshh Tanteehh.. Ssshh..” Dedi pun semakin meracau tak karuan.
Sarah menemukan kenikmatan yang lebih memacunya untuk terus mengerjai penis pemuda itu karena ia mencium dan merasakan aroma dan basah dari lendir kenikmatan yang berasal dari vaginanya sendiri. Dan itu membuatnya semakin liar menjilati benda yang panjang dan panas itu.
“Mmmhh.. Ssshh..” Bisik Dedi tak henti-hentinya sambil mengacak-acak rambut Tante itu, sehingga rambut merah ikal Sarah yang semula diikat ke atas menjadi acak-acakan dan terlihat sangat menggairahkan.
Sarah berhenti sejenak dari kegiatannya mengelomoti penis pemuda itu, sambil teros berjongkok dihadapan Dedi, ia menengadah menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sayu penuh gairah. Melihat wajah Tante-Tante yang sedang terbakar oleh gairah seperti itu membuat Dedi semakin tak sabar untuk segera menggarap Tante itu. Diacak-acaknya rambut Sarah dengan gemas.
“Kau ingin lebih panas Sayang? Hhmm?” Tantang Sarah dengan tatapan penuh nafsu..
“Siksa aku Tante! Siksa aku dengan tubuhmu!” Pinta Dedi sambil terus mengacak-acak rambut Sarah.
“As you wish honey!” jawab Sarah sambil melucuti kancing blousenya dan rok spannya sendiri.
Sarah yang saat ini tinggal mengenakan bra dan celana dalam hitam berendanya kembali mengerjai penis Dedi. Dikulum-kulum dan dijilatinya batang kemaluan pemuda itu hingga penis itu basah dilumuri oleh ludahnya sendiri.
Sarah semakin menggila dan liar. Sampai-sampai bola matanya nyaris berputar kebelakang saat ia mengelomoti batang yang menegang dan panas itu. Sesekali digigitinya urat-urat kemaluan Dedi yang menonjol-menonjol akibat tegangnya penis itu hingga pemuda itu meringis kesakitan.
Dedi yang semakin tak sabar dan terbakar oleh gairah langsung saja menarik tubuh Tante itu agar berdiri dihadapannya, dan langsung saja Sarah menyerang bibir pemuda itu dengan penuh nafsu. Digigitinya pula bibir dan lidah Dedi. Ia memang benar-benar sudah terbakar oleh nafsu.
“Tante, aku sudah nggak tahan nih!” pinta Dedi sambil membalas kecupan-kecupan liar Tante itu.
“Aku juga Sayang! Cepat kerjai vaginaku To!” balas Sarah dengan tatapan sayu memelas penuh nafsu.”Sebentar kubuka BH dan celana dalemku dulu ya Honey!? Sabar Sayang!”.
“Nggak usah Tante! Aku suka ngeliat Tante Cuma pake pakaian dalem gitu,” pinta Dedi, “Tenang aja, tetep nikmat kok!” sambungnya menenangkan Sarah sambil meremas-remas lembut gumpalan daging putih yang masih terbungkus bra hitam renda itu.
Dedi langsung mendorong tubuh montok Tante itu agar membelakangi tubuhnya, kemudian diaturnya agar tubuh Sarah menungging. Sarah langsung menyadari, rupanya pasangannya ini ingin mengerjainya dalam posisi doggie style terlebih dahulu.
Ia langsung mengambil ancang-ancang doggie style, bongkahan pantatnya yang montok mulus itu menghadap Dedi, siap untuk dikerjai. Dengan paha yang lebarkan Sarah terlihat sangat menggairahkan saat itu. Dan hal ini semakin membuat Dedi terangsang dan tak sabar.
Pemuda itu langsung mengarahkan penisnya yang sudah benar-benar panjang dan tegang tepat ke arah vagina Tante itu. Tetapi saat ia melihat bongkahan pantat putih mulus dan montok yang masih terbungkus celana dalam hitam itu timbul keinginannya untuk menjilati liang anus Tante itu.
Dan langsung saja ia menunduk ke arah pantat Sarah yang sedang menungging dan tak mengetahui bahwa Dedi akan mengerjai anusnya terlebih dahulu, kemudian ditariknya celana dalam Sarah yang menutupi bagian vagina dan anusnya ke sebelah kanan tanpa membuka celana dalam itu, hingga tiba-tiba.. “Aaahh..”
Sarah merasakan sesuatu yang hangat dan basah mengusap liang anusnya dan Tante itu langsung saja merasakan geli yang amat sangat. “Kau apakan tadi To?”
Desah Sarah sambil menengok kebelakang, dan ia langsung mendapati pemuda itu sedang menjilati dan menciumi pantat dan anusnya dengan begitu rakus.Sarah benar-benar semakin menikmati permainan liar ini.
Digeleng-gelengkannya kepalanya kesana kemari sampai rambutnya semakin acak-acakan. Dan pemandangan itu benar-benar sangat merangsang. Entah untuk keberapa kalinya kedua bola matanya itu nyaris berputar ke belakang saat tubuhnya mendongak ke atas mengimbangi kenikmatan yang ia dapatkan dari Dedi.
Sementara itu Dedi semakin giat saja mengerjai anus Tante itu. Entah keberapa kalinya ia membuat Sarah berteriak dan meringis kesakitan saat ia menggigit gemas bongkahan pantat Tante itu. Lidah pemuda itu menyapu-nyapu dari atas ke bawah, dari anus Sarah turun ke liang vagina Tante itu.
Hal ini tentu saja semakin membuat Sarah menggelinjang kenikmatan. Tangan Sarah yang kanan berpegangan ke rak mainan disampingnya sementara tangan kirinya sibuk meremasi sendiri buah dadanya yang masih terbungkus bra hitam itu.
Dipuntir-puntirnya sendiri putingnya yang masih ada dalam bungkus renda itu. Gesekan yang ditimbulkan oleh renda dan jemari tangannya pada putingnya benar-benar menambah rangsangan pada dirinya. Sarah semakin menggila, ia ingin dijadikan budak seks oleh Dedi.
“Ooocchh.. Yaahh.. Ssshhtt..” racau Sarah,
“Terus ssaayyaang.. kkeerrjaaii akkuuhh.. oohh”
Tak henti-hentinya ia meremas payudara dan menjambaki rambutnya sendiri.
“Oh Tante.. Pantatmu begitu mulus.. Liang vaginamu begitu harum Tante..” racau Dedi sambil terus menjilati anus dan vagina Sarah, mengeluar masukkan lidahnya ke dalam liang vagina dan anus Sarah bergantian.
Tiba-tiba Sarah merasa ada sesuatu yang akan meledak lagi dari dalam selangkangannya. Tubuhnya tergetar hebat. Dedi pun merasakan vagina dan daerah selangkangan Tante itu mengejang dan bergetar hebat.
Dan ia langsung menyadari bahwa Tante itu akan segera mendapatkan orgasme lagi, sehingga pemuda itu semakin mempercepat rangsangannya pada daerah selangkangan Tante itu, sampai tiba-tiba saat Dedi menusukkan lidahnya pada vagina Sarah dalam-dalam, Tante itu tersentak sambil berteriak..
“Ooocchh.. Aaacchh.. Ggghhaahh.. Sshhiitt!!” racau Sarah dengan liarnya, dan.. crootss.. Untuk kedua kalinya wajah Dedi tersembur oleh cairan kenikmatan yang muncrat dari dalam vagina Sarah.
“Ahh Ghiillaa..” teriak Sarah sambil tubuhnya mengejang dan kedua tangannya berpegangan pada rak dan lantai, kakinya direnggangkan penuh seakan-akan ia ingin memeras lebih banyak cairan yang keluar dari dalam rahimnya itu.
Beberapa menit kemudian tubuh montoknya langsung terkulai lemas berpegangan rak mainan di gudang itu dan mungkin karena tak kuat menahan sisa-sisa orgasmenya ia langsung terjatuh ke lantai karena seluruh persendiannya seakan-akan lepas dan sangat lemas.
Dedi pun menghentikan kegiatannya untuk memberikan kesempatan istirahat pada Sarah. Tetapi ia tak menghentikan ciuman-ciuman dan jilatan pada daerah sekitar selangkangan Tante itu karena ia ingin membersihkan dan mereguk lagi lendir kenikmatan yang terus menetes dari dalam vagina Sarah.
“Aaacchh.. shhtt.. gelii Sayang.. ohhff.. Hentikann!!” desah Sarah saat Dedi menjilat-jilati sekitar vaginanya yang masih terasa sangat peka.
“Mmmffhh.. Ohh yaahh.. Banjir Sayang?” bisik Sarah sambi melirik pada Dedi yang terus mengerjai vaginanya yang masih berdenyut-denyut itu.
“Hmm.. Tante mau? Wangi banget Sayang!” jawab Dedi sambil nafasnya tersengal-sengal penus nafsu.
“Mmmhh sini Sayang!” pinta Sarah sambil menarik rambut Dedi agar mendekati menaiki tubuhnya.
Rupanya ia ingin menikmati lendir kenikmatannya lagi dari mulut pemuda itu. Dedi langsung menuruti permintaan Sarah, lagi pula ia semakin tak sabar ingin menaiki tubuh montok dihadapannya itu.
Perlahan-lahan ia menindih tubuh Sarah yang masih mengenakan pakaian dalamnya. Gesekan yang ditimbulkan oleh pakaian dalam Sarah yang berenda dengan tubuh Dedi menimbulkan suatu sensasi yang merangsang gairah Dedi.
“Kemari Sayang, naiki tubuhku! Merapatlah padaku To! Hsshh..” pinta Sarah sambil menarik dan memeluk rapat tubuh Dedi. Mulut Dedi yang masih mengulum cairan kenikmatan dari vagina Sarah langsung diarahkannya ke bibir Sarah yang sedang membuka seksi.
“Mmmhh..” desah Tante itu saat bibir Dedi memagut bibirnya sambil meludahkan lendir kenikmatan dari vagina Sarah.
“Mmmhh Tante..” bisik Dedi sambil mempererat dekapannya pada tubuh montok Sarah yang terasa makin panas dihari yang dingin itu, hal itu pun makin menimbulkan rangsangan pada tubuh Dedi sehingga penisnya pun semakin menegang minta dipuaskan.
“Hmm.. Ada yang tegang tuh di bawah!” bisik Sarah seusai menelan habis cairan kenikmatan yang disodorkan Dedi.
“Sudah siap Sayang?” tantang Dedi sambil menciumi telinga dan leher Tante itu.
“Nnngghh.. Give me that Honey! Please..” pinta Sarah.
Langsung saja Dedi bangun dari tubuh Sarah, kemudian dipelorotkannya celana dalam hitam Tante itu, lalu diaturnya posisi kaki Sarah agar mengangkang lebar. Terlihatlah dihadapannya vagina Sarah yang merekah.
Walaupun sudah berumur, tetapi vagina Tante itu masih terlihat memerah segar, kontras dengan kulit Sarah yang putih. Bulu-bulu disekitar vagina Sarah terpotong rapi, menandakan bahwa Tante ini memang cukup memperhatikan organ kewanitaannya tersebut.
Pemandangan itu semakin membuat Dedi tak henti-hentinya menelan ludah. Dikocok-kocoknya penisnya sebentar, kemudian diarahkannya langsung ke vagina Sarah, digesek-gesekkannya di bagian labium mayora Sarah. Rupanya ia ingin menggoda Tante itu sebentar.
“Cepat To! Masukkan penismu! Aku nggak sabar Sayang! Please..” racau Sarah sambil meremasi buah dadanya yang masih terbungkus BH hitam berenda itu.
“Hmm.. Nggak sabar ya Tante? Tadi katanya nggak mau?” goda Dedi sambil terus menggesekkan penisnya naik turun pada vagina Sarah.
“Ooohh Shit! Persetan dengan tadi! Pokoknya aku mau penismu didalam vaginaku sekarang! Ayo dong Sayang!?”
Rupanya Sarah sudah semakin tak sabar dan mempersetankan segalanya.
“Mmmhh.. Oohh.. “
Dedi rupanya memang sengaja ingin mengalihkan perhatian Tante itu. Ia ingin mempermainkan Sarah, dan membuat Tante itu terlena dengan sumpah serapahnya, sampai tiba-tiba, saat Sarah tak menyadarinya….Bless…..
Melesaklah penis Dedi yang besar, panjang dan panas berdenyut-denyut itu perlahan-lahan ke dalam vagina Sarah. Kejutan ini benar-benar mengagetkan Sarah. Kedua matanya melotot nyaris keluar. Entah karena kenikmatan yang dirasakannya atau karena rasa kagetnya, tetapi yang pasti ia sangat menikmatinya.
“Ooohh.. Gila kamu! Kenapa nggak bilang-bilang? Aaahh.. Ssshhtt.. Gillaahh.. Mmmhh..” racau Sarah.
Kali ini ia benar-benar merasakan kehebatan penis Dedi. Denyutan penis Dedi dalam vaginanya itu seakan-akan memompa lendir kenikmatannya semakin banyak keluar dari dalam vaginanya.
Dedi rupanya sengaja membiarkan pinggulnya tak bergoyang dahulu. Ia ingin menikmati saat-saat pertama kalinya penisnya itu berada dalam relung vagina Tante itu.
Penis itu terus berdenyut-denyut keras di dalam vagina Tante itu. Begitupun dengan vagina Sarah yang terus berkontraksi memijat-mijat benda asing yang sedang berada dalam relung kewanitaannya itu. Kedua mata mereka terpejam erat menikmati sensasi yang mereka rasakan.
Sambil menikmati denyut demi denyut dari dalam vagina Sarah, Dedi meremas-remas bongkahan pantat Tante itu penuh nafsu, tingkahnya mirip seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan.
Kenakalan Dedi itu tentunya semakin membuat Sarah menggelinjang tak karuan. Denyutan vaginanya pun makin menggila, sehingga otomatis penis Dedi semakin merasakan kenikmatan.
Keduanya saling berciuman. Berpagutan dengan liarnya tiada henti. Sarah menggigiti lidah dan bibir Dedi sambil terus menekan dan membuat jepitan dalam vaginanya. Tante itu rupanya sudah berubah menjadi liar dan buas.
Sesekali Sarah meludahkan air liurnya ke dalam mulut Dedi yang sedang tergagap-gagap kenikmatan. Dikumur-kumurnya liur Tante itu oleh Dedi sebelum ditelannya.
Perlahan-lahan Dedi mencabut penisnya dari dalam vagina Sarah. Ia tak ingin melakukannya tergesa-gesa. Gesekan penisnya yang dilakukan perlahan namun pasti itu benar-benar menimbulkan sensasi yang menggilakan. Sarah semakin terpejam dan bibirnya yang dibalut lipstik merah menyala itu semakin terbuka seksi.
“Ooohh.. Mmmhh..” desah Tante itu mengiringi gesekan penis pemuda itu dalam vaginanya.
“Tann.. Tttee.. Aahh.. Ssshh.. Nikkmaatthh.. ” balas Dedi.
“Iyyaahh.. Terushh Too.. ” bisik Sarah.
Dicabutnya perlahan penis itu oleh Dedi hingga keluar dari dalam vagina Sarah. Hal ini menimbulkan kekecewaan yang besar dalam hati Sarah. Ia masih menginginkan penis itu berada dalam relung kewanitaannya,
Mengobok-obok vaginanya penuh nafsu, ia ingin menduduki penis itu hingga melesak jauh ke dalam vaginanya, ia ingin dijadikan budak nafsu pemuda yang baru saja dikenalnya itu, ia semakin mempersetankan semuanya. Sementara itu dengan senyum penuh menggoda, Dedi hanya memandangi wajah kecewa Sarah sambil mengocok-ngocok penisnya yang basah dibaluri lendir kenikmatan dari dalam vagina Sarah.
“Please.. Too.. Kerjai aku lagi Sayang! Perkosa aku sekarang juga!” racau Sarah makin tak karuan.
Kali ini jemari lentiknya menggantikan penis Dedi bermain di sekitar kemaluannya. Digosok-gosoknya vaginanya yang semakin terasa gatal itu. Sarah benar-benar menginginkan penis Dedi.
Sambil mengelus-elus dan mengeluar masukkan jari tangan kanannya ke dalam vaginanya, ia terus menggelinjang dan merintih. Sementara itu tangan kirinya tak henti-hentinya meremas-remas payudaranya sendiri.
“Please.. Too.. Garap akuuhh.. Perkosa akuuhh.. Hamili aku! Perlakukan aku sesukamu Sayang! ” racau Sarah makin menggila.
Dedi terus menggoda Tante itu, sambil mengocokkan penisnya di hadapan Sarah. Hal ini tentunya makin membakar gairah Sarah. Dirinya semakin mendesis-desis dan menggeliat tak karuan.
Tak kuat melihat pemandangan menggiurkan di hadapannya, Dedi langsung mendekati Sarah, memeluk tubuh montok Tante itu dan menindihnya penuh nafsu. Bibir seksi Sarah langsung menyambut pagutan panas pemuda itu.
Dihisapnya lidah nakal Dedi yang langsung menjilati seluruh permukaan bibirnya. Sarah begitu menikmati sensasi permainan ini. Ia semakin melupakan kejadian pemerkosaan tadi dan justru semakin dibuat menggila oleh pemuda itu.
Tak terhitung lagi berapa kali lendir pelumas keluar dari dalam vaginanya yang semakin terasa panas bila bergesekan dengan paha atau penis Dedi.
Rupanya Dedi pun menyadari hal ini. Ia telah berhasil membakar gairah Tante itu sepanas-panasnya. Dan ia pun semakin tak sabar untuk mendorong masuk lagi penisnya ke dalam vagina Tante itu.
“Aku nggak kuat lagi Sayang! Kumasukkan sekarang ya!?” pinta Dedi sambil menciumi wajah Sarah, sementara tangan kanannya mengocok penisnya yang telah menegang penuh tepat diantara selangkangan Sarah yang mengangkang lebar.
“Gila kau Sayang! Kenapa nggak dari tadi? Aku juga sudah nggak kuat! Cepat masukkan Thoo! Ssshh..” racau Sarah sambil mengangkat pinggulnya mengarahkan vaginanya yang merah basah, kontras dengan kulit putih mulusnya mendekati penis Dedi yang menegang dipenuhi urat-urat. Dan tak lama kemudian.. Blesshh.. Melesaklah penis itu ke dalam vagina Sarah perlahan-lahan.
“Ssshh.. Ooohh.. Teruusshh Sayang.. Mmmhh” bisik Sarah sambil mulutnya menganga lebar dan matanya terbelalak, pertanda ia amat menikmati penetrasi itu.
“Tantee.. Nnngghh..” desah Dedi menyertai gerakan pinggulnya mendorong masuk penisnya perlahan-lahan ke dalam vagina Sarah. Ia amat menikmati setiap inci rongga vagina Sarah yang dilewati penisnya. Vagina itu begitu kenyal, panas, basah dan terasa berkedut-kedut seakan-akan sedang memijat penisnya yang sedang berada di dalamnya.
Saat penisnya sudah berada penuh didalam vagina Tante itu, tanpa membuat gerakan apapun, keduanya menikmati sensasi demi sensasi yang mereka rasakan. Tanpa langsung mengocokkan penisnya, Dedi menciumi seluruh bagian tubuh Sarah yang berada dalam jangkauannya bibir dan lidahnya.
Dipilinnya puting Tante itu dengan menggunakan giginya. Diseruputnya berulang-ulang puting itu penuh nafsu. Sesekali ia menyupang buah dada Tante itu, sehingga disana-sini meninggalkan garis merah yang kontras dengan warna putih kulit payudara Sarah.
Keduanya semakin terbakar gairah, hingga di satu saat, keduanya tak kuat lagi menahan nafsu yang tertahan, tanpa dikomando oleh salah satu dari mereka, baik Dedi maupun Sarah membuat gerakan yang mengejutkan dengan sama-sama mengangkat pinggul mereka sejauh mungkin tetapi tanpa melepaskan ujung penis Dedi, kemudian secara berbarengan keduannya saling menghujamkan pinggul dan selangkangan mereka.
“Aaahh yyhhaahh.. Ssshh..” teriak Sarah saat penis Dedi melesak masuk dengan cepat ke dalam vaginanya dan mentok menabrak dinding rahimnya.
“Ggghhaahh.. Oooffhh.. Mmmhh..” racau Dedi tak kuat menahan suaranya sendiri.
Kemudian keduanya langsung saling berlomba mengayunkan pinggul mereka. Dedi yang sudah menahan nafsu sejak tadi langsung memompa vagina Sarah secepat mungkin.
Begitupun dengan Sarah, ia mengangkangkan selebar mungkin pahanya yang putih mulus dan mengimbangi gerakan pinggul Dedi dengan sedapat mungkin menyambut penis pemuda itu dengan vaginanya bila ia merasakan pinggul Dedi bergerak ke arahnya.
Keduanya langsung saja saling berlomba untuk memberikan yang terbaik buat pasangannya dan saling mengejar meraih kenikmatan.
Ruangan itu pun langsung dipenuhi suara erangan kenikmatan keduanya diiringi decak becek dari vagina Sarah dan sayup-sayup terdengar suara hujan yang makin lama makin deras sehingga semakin menimbulkan hawa dingin yang justru makin membuat keduanya terbakar nafsu.
Sarah begitu menikmati permainan pinggul Dedi. Jujur saja dalam hatinya ia mengakui bahwa permainan pemuda itu begitu hebat sampai-sampai terkadang ia tak sempat mengambil nafas. Dedi mengayunkan pinggul begitu cepatnya seakan-akan ia sedang diburu-buru oleh suatu hal sehingga ia ingin cepat-cepat mengakhiri permainan ini.
Erangan Sarah yang terbata-bata akibat serangan goyangan pinggul Dedi yang begitu cepatnya justru semakin membakar Nafsu Dedi. Ia begitu menikmati saat memandangi wanita yang sedang disetubuhinya itu mengerang tak jelas dan kadang-kadang meneriakkan umpatan kasar dan jorok yang secara tak sadar keluar dari mulut seksi Sarah yang sedang diperbudak oleh gairah.
“Ooohh.. Masukkan penismu lebih dalam Sayang! Puaskan dirimu! Perkosa aku! Hamili Aku! Aaahh..
Aahh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Ooohh.. Ttterrusshh.. Yyyaahh.. Therusshh.. Nnngghh.. SSsshshh..” racau Sarah sambil kedua tangannya mempermainkan dan meremas payudaranya sendiri.
“Ooohh.. Tante.. Mmmhh.. Tannttee.. Nikmat banget Sayang! vaginamu nikmat banget Tante!!” racau Dedi terbata-bata.
“Ttterruusshh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Perkosa aku! Aku pelacurmu Thoo.. Puaskan dirimu! Ayoohh..”
Sarah semakin menggelinjang tak karuan dan semakin menggila oleh nafsu.
“Ayoo Sayang.. Hamili aku! Perkosa aku! Aku budakmu Sayang! Teruss.. Ohh.. Ooohh.. Ghhaahh..”
Mereka bermain dengan posisi Sarah mengangkang lebar-lebar dengan kakinya bertumpu pada rak mainan di kanan kirinya sambil kedua tangannya terus bergerilya ditubuh Dedi atau tubuhnya sendiri meremas-remas buah dadanya dan menjambaki rambutnya sendiri.
Sedangkan Dedi terus bertahan diatas tubuh Tante itu dengan lutut yang bertumpu ke lantai dan mulutnya yang terus mengecupi seluruh bagian tubuh Sarah yang bisa dijangkaunya. Pinggulnya terus memompa vagina Sarah dengan tempo cepat sehingga keduanya benar-benar bermandikan keringat.
Sesekali Dedi menjilati tubuh Tante itu yang basah oleh keringat. Dijilatinya dengan keringat yang bercampur dengan aroma parfum dari tubuh Tante itu.
Mereka bertahan dengan posisi itu selama beberapa menit sampai akhirnya Dedi merasa pegal di kedua lututnya karena terus menumpu bobot badannya. Tak lama kemudian Dedi mengajak Sarah untuk berganti posisi yang langsung disetujui oleh Tante itu.
Kali ini Sarahlah yang menentukan posisi permainan mereka. Ia langsung mendorong tubuh Dedi agar berbaring dilantai yang dingin itu, kemudian Tante itu langsung menggenggam erat penis Dedi, dikocok-kocoknya sebentar, kemudian dijilatinya penis yang basal dilumuri oleh lendir dari vaginanya sendiri.
Sarah begitu menikmatinya. Dijilatinya hingga tak ada lagi sisa lendir dari vaginanya yang menempel di penis Dedi. Pemuda itu makin terangsang oleh permainan Sarah. Ia benar-benar menikmati pemandangan Sarah yang sedang menjilati lendir dari vaginanya sendiri tanpa rasa jijik.
Sepertinya Tante itu benar-benar haus akan kenikmatan. Tak ada bagian dari batang kemaluan pemuda itu yang luput dari garapannya. Sampai-sampai terkadang pinggul Dedi dibuatnya mengangkat bila lidahnya bermain menjilati bola kembar milik Dedi dan menjilati lubang anus Dedi.
Setelah penis Dedi bersih dari lendir kenikmatannya, Sarah langsung berdiri, memutar, mengambil posisi berlawanan dengan Dedi, kemudian ia berjongkok dengan posisi pantat dan vaginanya tepat dihadapan wajah pemuda itu.
“Jilati Sayang! Puaskan rasa hausmu! Ssshh..” pinta Sarah penuh nafsu.
“Mmmhh.. Harum banget Tante! Sssllrrpp..” bisik Dedi sambil memulai permainannya menjilati vagina dan anus Sarah yang berjonkok tepat diatas wajahnya.
“Aaahh.. Ssshh.. Nikmatt Tttoo!! Terrusshh.. Iyyaahh.. Mmmppffhh..” racau Sarah.
Jemari Dedi ikut memainkan vagina Sarah, sehingga sesekali Sarah menjerit kecil bila ia merasakan 1, 2 atau 3 jari Dedi masuk ke dalam vaginanya.
“Aawww.. Nakal kamu To!” Jerit Sarah saat ia merasakan Dedi menggigit klotorisnya.
Dan.. Seerr.. Langsung saja vaginanya bergetar hebat dan Sarah pun mendapatkan orgasme entah keberapa kalinya, Tante itu pun semakin merem melek dibuai permainan Dedi.
Dedi yang menyadari bahwa Sarah baru saja mendapatkan orgasmenya langsung mencaplok vagina dihadapannya, dijilati dan dihisapnya kuat-kuat berharap agar ia pun mendapat jatah lendir kenikmatan yang keluar membanjiri vagina Tante itu.
“Aaahh.. Ggghaahh.. Gellii Sayang! Ampun! Ooowww.. Mmmhh..” racau Sarah, karena ia merasakan kegelian dan kenikmatan yang amat sangat saat Dedi menghisap-hisap dan menjilati vaginanya yang baru saja merasakan orgasme itu.
Vaginanya semakin berkedut-kedut tak karuan. Sarah memejamkan matanya erat-erat menikmati perasaan yang membuatnya melayang itu. Ditengah-tengah buaian orgasmenya, antara sadar dan tak sadar ia merasa ingin kencing dan tak kuat untuk menahannya. Perasaan kebelet kencing itu benar-benar mendadak dan tak tertahankan, sampai-sampai..
“Sebentar Sayang! Ahh Stopp!” pinta Sarah sambil mengengkat pinggulnya menjauhi wajah Dedi yang sedang didudukinya itu.
“Kenapa Tante?” Tanya Dedi keheranan.
“Aku..”
Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba.. Serr.. Keluarlah air kencing Sarah dari dalam vaginanya langsung menyembur wajah Dedi hingga pemuda basah kuyup.
“Ahh.. Maaf!” ujar Sarah benar-benar merasa tak enak.
“Wow.. Mmmhh..”
Rupanya kejadian itu justru membuat Dedi kegirangan dan langsung saja mencaplok vagina Sarah yang masih mengangkangi wajahnya dan sedikit-demi sedikit masih meneteskan air kencingnya. Diraup dan diteguknya cairan yang masih menetes itu langsung dari sumbernya.
“Hei! Itu jorok kan!? Mmmhh.. Aaahh..” desis Sarah sambil menahan geli karena tak henti-hentinya mulut Dedi menyedot-nyedot vaginanya.
“Jorok? Nikmat banget Sayang! Tante mau?” ujar Dedi sambil berusaha bangun setelah mengecup kecil klitoris Sarah, langsng mendekati wajah tente keheranan Tante itu.
“Hmm.. Kayaknya nikmat juga deh! Sini Sayang!” pinta Sarah sambil menarik wajah Dedi dan langsng menjilati seluruh bagian wajah itu. Bahkan ia sempat mencaplok dan menyedot sisa-sisa air kencingnya yang dikulumkan oleh Dedi untuknya.
“Hhh.. Nikmat Sayang! Aku benar-benar dibuat gila olehmu Sayang!” racau Sarah sambil terus menjilati sisa-sisa air kencingnya sendiri yang membasahi dada dan leher Dedi.
Dalam hatinya ia mengakui kelihaian pemuda itu dalam membuai nafsunya. Belum pernah ia diperlakukan seperti ini oleh siapapun, terlebih suaminya yang seringkali tak pernah membuatnya puas seperti saat ini.
Setelah puas menjilati wajah, leher dan dada Dedi yang berlepotan dengan air sisa-sisa air kencingnya sendiri itu, Sarah langsung bangkit berdiri, kemudian mengambil posisi mengangkangi penis Dedi yang masih menegang dengan gagahnya.
Dedi yang terlentang di lantai memandangi tubuh montok Sarah yang membelakanginya dan saat ini tengah mengarahkan selangkangannya tepat diatas penisnya. Dipandunya pinggul Tante itu dengan memegangi bongkahan pinggul Sarah agar segera melesakkan vaginanya dihadapan penis Dedi.
Pemandangan dihadapan pemuda itu begitu menggiurkan. Bongkahan pantat yang putih mulus, selangkangan yang sedang mengangkang lebar dan perlahan-lahan turun mendekati penisnya, dan lubang anus yang kemmerahan, kontras dentgan kulit putih mulus Sarah.
Tak henti-hentinya Dedi menelan ludahnya sendiri. Ia benar-benar tak sabar untuk menyatukan raga bagian bawah mereka lagi. Dan tanpa diduga, ternyata Sarah memang sengaja mempermainkan Dedi. Ia tak langsung membiarkan penis dibawahnya itu melesak masuk ke dalam relung vaginanya.
Diputar-putarnya pinggul montoknya tepat di atas penis Dedi, hingga terkadang vagina atau lubang anusnya bergesekan dengan kepala zakar milik Dedi, yang semakin membuat Dedi melenguh dan menggelinjang tak karuan.
“Ayo Tante! Jangan nakal gitu dong!” bisik Dedi tak sabar.
“Biar tahu rasa kau! Ya gitu itu nggak enaknya kalau digodain To! Biar sekalian kamu tahu kalau aku juga bisa nakal Sayang! Kerling Sarah.
“Wah, Tante nakal banget sih! Sini kupukul pantat montoknya!” ujar Dedi sambil kemudian menampar gemas bongkahan bokong Sarah. Plak’..
“Aawww.. Ssshh..” teriak Sarah kaget.
“Ok deh kalau sudah nggak sabar gitu!”.
“Cepetan Tante! Aku sudah mulai gila nih!” rujuk Dedi sambil mengelus-elus bongkahan kanan pantat putih yang sekarang memerah akibat tamparan gemasnya tadi.
“Hhh.. Biar tahu rasa kamu Sayang!” ujar Sarah sambil menggeraikan rambut ikalnya kekiri, kemudian dengan tangan kanannya masih berpegangan pada rak, tangan kirinya menggenggam penis Dedi yang semakin menegang dan dipehuhi urat-urat itu kemudian membimbingnya melesak perlahan-lahan masuk ke dalam belahan vaginanya.Blleesshh..
“Ooohh.. Ssshh..” desah Sarah penuh kenikmatan.
“Mmmhh.. Terush Tante.. Nikmat dan hangat!” bisik Dedi sambil meregangkan kakinya lebar-lebar dan semakin menyorongkan pinggulnya mendekati selangkangan Sarah.
Sarah terus menekan selangkangannya menerima hujaman penis Dedi dari bawah. Badannya membelakangi tubuh Dedi. Kepalanya menunduk menahan rasa nikmat yang menggelora dibagian selangkangannya.
Kali ini kedua tangannya berpegangan pada rak disampingnya. Tubuhnya berjongkok sambil sedikit memutar pinggulnya berharap agar setiap sisi relung vaginanya dapat tersentuh oleh denyut penis pemuda itu. Bola matanya nyaris berputar ke belakang dan tak henti-hentinya ia menggigit bibirnya sendiri sambil mengeluarkan suara desah kenikmatan.
Setelah Sarah merasakan kepala zakar Dedi sudah membentur mentok dalam vaginanya, masih dalam posisi berjongkok ia terdiam, menikmati sensasi yang dirasakannya jauh dalam liang kewanitaannya itu. Denyut demi denyut yang dirasakannya dari penis Dedi benar-benar membuat dirinya semakin terbuai akan kenikmatan itu sampai-sampai ia bisa saja nyaris tertidur dalam kenikmatan. Hingga tiba-tiba Dedi menepuk bongkahan kanan pantat, dan meminta Sarah agar mengangkat pantatnya.
“Naikkan sedikit pantatnya Tante!” pinta pemuda itu sambil mendorong pantat Sarah.
Gerakan itu otomatis membuat penis Dedi yang sedang tertancap jauh dalam vagina Sarah menjadi sedikit tercabut sampai bagian kepala penis Dedi. Sehingga menimbulkan gesekan yang membuat keduanya melenguh kenikmatan.
“Mmmhh.. Nikmat Sayang!” bisik Sarah sambil merasa tak rela karena kenikmatannya terganggu. Tetapi ia langsung mengerti bahwa pemuda itu pasti hendak berbuat sesuatu yang lebih liar pada dirinya.
“Ssshh.. Sabar! Sebentar Sayang!” bisik Dedi menenangkan Sarah.
Setelah Dedi merasakan posisinya pas ia melepaskan pegangannya pada bokong Tante itu, kemudian kedua lengannya bertumpu pada lantai, dan dengan kaki yang sedikit dibuka ia mengayunkan pinggulnya ke atas.
Blesshh……penisnya langsung menyeruak masuk ke dalam vagina Sarah yang terpampang tepat diatasnya. Tepat setelah penis yang menegang penuh dan dipenuhi urat menonjol itu menghentak mentok bagian dalam vaginanya, Dedi langsung mencabutnya sedikit, kemudian mulai mengocoknya dengan tempo yang cepat dan konstan.
Keduanya langsung merasakan kehangatan dibagian selangkangan mereka. Sarah mendesis seperti orang yang sedang kepedasan. Kepalanya membanting-banting liar menggeraikan rambut ikal kemerahannya. Ia terlihat semakin binal dan liar.
“Yiiaahh.. Ssshh.. Terush Sayang! Terus!” teriak Sarah saat menerima kocokan penis Dedi dalam vaginanya. Sementara tubuhnya tergoncang-goncang naik turun dengan tangannya tetap berpegangan erat pada rak mainan.
“Ohh.. Nikmat Tante! vaginamu nikmat! Terus Tante! Puaskan dirimu! Ssshh..” desis Dedi sambil terus mengocok vagina Sarah dan mengimbangi gerakan naik turun Tante itu.
“Terus To! Hamili aku! Perkosa aku! Jadikan aku pelacurmu Sayang! Yaahh.. Yiiaahh.. Nngghh.. Ohff..” teriakan Sarah makin tak beraturan. Ia semakin mempersetankan semuanya.
“Tante! Tante! Terus Tante! Nikmat banget Tante!” racau Dedi.
Mereka terus bertahan dalam posisi itu sampai kira-kira 10 menit, kemudian Dedi meminta Sarah menungging sambil tetap membelakangi dirinya. Sarah mengerti keinginan pasangannya itu. Ia pun amat menikmati bersenggama dengan posisi doggie style.
Ia langsung menungging membelakangi Dedi, dibukanya lebar-lebar kedua kakinya, kemudian ia menoleh ke belakang menatap Dedi sambil menyibakkan rambutnya. Pemandangan itu terlihat seksi sekali bagi Dedi.
Dihadapannya kali ini terpampang seorang Tante-Tante yang terbakar gairahnya, sedang membuka lebar-lebar pahanya, vaginanya yang baru saja dikocoknya itu terlihat merah merekah dan sedikit membengkak.
Lubang anus Sarah terlihat juga ikut berkedut-kedut, mungkin akibat kocokan penisnya pada vagina Tante itu. vagina Sarah terlihat mengeluarkan lendir putih yang menggiurkan, pertanda Tante itu sudah benar-benar terangsang dan ingin segera dipuaskan.
Mata Sarah yang sayu menandakan ia ingin segera digarap dan dipuaskan. Dedi yang juga ikut bangkit dari posisinya semula, memegangi pinggul Tante itu dari belakang. Ia bahkan sempat menjilati vagina Sarah yang dilumuri lendir putih. Ditelannya cairan kenikmatan itu dengan panuh nafsu.
“Aawww..” teriak Sarah saat pemuda itu melumat vaginanya dan menyedotnya penuh nafsu.
Setelah Dedi puas dan merasa vagina Sarah sudah bersih dari lendir pelumasnya, ia langsung bangkit dan mendekatkan penisnya pada pada vagina Sarah. Dibimbingnya penis yang menegang penuh itu agar sedikit melesak masuk dibelahan vagina Tante itu.
Sarah semakin tak sabar untuk segera menerima kocokan penis Dedi di dalam vaginanya yang terasa semakin berdenyut tak karuan itu. Ia mendorong-dorongkan pinggulnya kebelakang, berharap agar penis Dedi segera menyeruak ke dalam vaginanya.
Dedi yang juga sudah tak sabar untuk memasukkan penisnya lagi ke dalam vagina Sarah langsung mendorongkan pinggulnya ke depan, dan….Blleesshh…..
“Mmhh.. Nikk.. Mmatthh..” bisik Sarah lirih.
“Ohh Tante!” Dedi pun tak mampu berkata apa-apa.
“Nngghh.. Nikmat banget Sayang! Aku suka!” bisik Sarah sambil menundukkan kepalanya hingga rambutnya jatuh terurai ke lantai.
Dedi kembali mengayunkan pinggulnya perlahan. penisnya keluar masuk vagina Tante itu perlahan-lahan, dan menyebabkan vagina Sarah yang terasa masih seret itu sesekali ikut tersedot keluar, kemudian saat Dedi mendorong penisnya masuk, vagina itu melesak masuk ke dalam. Benar-benar pemandangan yang menggiurkan.
Mereka bermain dalam tempo yang lambat. Sarah pun tak henti-hentinya meracau dan terkadang mulutnya yang seksi itu mengeluarkan sumpah serapah dan kata-kata kotor lainnya.
“Terus To! Hamili aku gigoloku! Oohh.. Nnngghh.. Gila penismu nikmat banget Sayang!” racau Sarah.
“Yiiaahh Tante! vaginamu benar-benar gila! penisku bisa-bisa nggak mau lepas nih! Ohh.. Ssshhtt” teriak Dedi sambil sesekali menampari bokong Tante itu dengan gemasnya. Plak, plak..
“Puaskan dirimu To! Aku pelacurmu! Keluarkan spermamu dalam vaginaku Sayang! Ooohhff.. Nngghh..” Sarah semakin menggila.
Lama-kelamaan ayunan pinggul mereka semakin cepat, seakan-akan ada sesuatu yang dikejar. Teriakan dan desis keduanya berubah menjadi lenguhan. Keringat mereka bercucuran disana sini. Terkadang Dedi pun menjilati punggung Sarah yang dibanjiri keringat itu. Pegangan Dedi pun berpindah dari pinggul Sarah ke pundak Sarah.
Tangan kanannya memegang erat pundak Tante itu, sementara tangan kirinya menjambak rambut ikal Sarah. Ia terlihat memperlakukan Tante itu dengan liarnya. Pinggulnya mengayun dengan cepat. Suara liar mereka berpadu dengan decak becek yang timbul dari kocokan penis Dedi pada vagina Sarah.
Bola mata Sarah nyaris berputar kebelakang saking nikmatnya. Rasanya belum pernah ia diperlakukan sebegini liarnya oleh siapapun. Ia pun benar-benar dilupakan akan statusnya sebagai ibu dari anak-anaknya dan istri dari suaminya.
Ia bahkan mempersetankan suaminya. Ia ingin terus diperlakukan seperti ini oleh pemuda yang baru saja dikenalnya ini. Ia tak ingin kembali ke pelukan suaminya yang lebih sering membuat vaginanya terasa geli daripada nikmat. Sarah benar-benar semakin mempersetankan segalanya.
Tiba-tiba ia merasakan vaginanya berdenyut tak karuan, selangkangannya pun bergetar gila-gilaan. Ia sadar bahwa dirinya akan merasakan orgasme atau bahkan multi orgasme. Sesuatu yang teramat jarang dirasakannya bila sedang bersama suaminya.
Sebenarnya ia tak ingin mendapatkan orgasmenya cepat-cepat, tetapi hati kecilnya menginginkan sesuatu yang teramat jarang didapatkannya itu. Teriakannya pun semakin liar. Goyangan pinggulnya semakin tak karuan.
Dan ia pun menyadari bahwa ayunan pinggul Dedi semakin menggila dan lebih cepat dari sebelumnya. Membuatnya tak sempat untuk meminta pemuda itu agar memperlambat ayunannya, bahkan untuk menarik nafas pun terasa sulit.
“Tan.. Tee aku mau keluar nih!” teriak Dedi.
“Oh, yah.. Terus Sayang! Keluarkan didalam saja! Hamili aku! Beri aku anakmu Sayang! Teruusshh..!”
Sarah pun semakin tak dapat menahan orgasmenya sampai tiba-tiba.. vaginanya berdenyut hebat dan selangkangannya terasa bergetar gila-gilaan lagi, ia pun sadar bahwa ia tak akan mampu menahannya.
Sarah pun pasrah menerima kocokan demi kocokan penis pemuda itu dalam vaginanya. Begitupun halnya dengan Dedi yang juga sudah mendekati puncaknya, ia mempercepat ayunan pinggulnya mendorong keluar masuk penisnya dalam vagina Sarah, sampai tiba-tiba..
Pinggulnya menegang, seakan-akan memompa sesuatu yang akan meledak dari dalam selangkangannya. Ia bahkan sempat melihat Sarah menghempaskan rambutnya kesamping. Pemandangan itu benar-benar seksi.
Dan…..Croott….Meledaklah larva panas dari dalam saluran sperma Dedi. Memuntahkan bermili-mili liter air mani yang panas ke dalam vagina Sarah.
“Nnngghh.. Oohhff.. Tann.. Tee.. Hhh..” lenguh Dedi sambil menghujamkan penisnya dalam-dalam ke dalam vagina Sarah.
Sarah yang merasakan semburan lahar panas dalam vaginanya semakin tak dapat menahan orgasmenya. Selangkangannya yang sejak tadi bergetar hebat dan vaginanya yang berdenyut gila-gilaan mencapai suatu titik yang membuatnya tak dapat menahan suaranya sendiri.
“Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Tante itu sambil menekankan dalam-dalam vaginanya dengan penis Dedi. Ia pun mungkin tak sadar bahwa teriakannya memenuhi ruangan gudang itu.
“Ohh terus Tante! Terus Sayang!” teriak Dedi yang menyadari Sarah baru saja mencapai orgasmenya. Ia terus menekan dan menempelkan erat-erat penisnya agar semakin melesak masuk ke dalam vagina Sarah.
Keduanya merasakan denyut yang gila-gilaan pada raga bagian bawah mereka. Mereka benar-benar menikmati sensasi yang baru saja mereka rasakan. penis Dedi terus berdenyut-denyut memompa sisa-sisa air maninya ke dalam vagina Sarah.
Begitu pun vagina Sarah, terus bergetar dan berdenyut tak karuan. Mereka bertahan dalam posisi doggie style seperti itu sambil terus menikmati sisa-sisa orgasme yang seakan-akan tak akan hilang dari raga bagian bawah mereka.
Sarah merasa lemas pada bagian lututnya. Ia tak sadar bahwa ia telah bertumpu pada posisi seperti ini dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, ia baru saja mendapat orgasme yang sanggup melemaskan seluruh persendiannya.
“Lepas dulu Sayang! Lututku pegel nih! Pelan-pelan tapi ya! Aku sebenernya nggak ingin lepas,” pinta Sarah pada Dedi yang masih menancapkan kejantanannya pada lubang vagina Sarah.
“OK Tante!” bisik Dedi sambil mencabut penisnya yang sudah mulai melemas tetapi tetap terlihat besar itu.
“Ssshhtt.. Ooohh..” desis Sarah saat Dedi mencabut penis yang menancap dalam vaginanya. Ada perasaan geli yang bercampur nikmat saat perlahan-lahan penis pemuda itu tercabut dari vaginanya.
Sarah berguling ke lantai, bersandar pada tumpukan kardus, dengan posisi mengangkang sambil tangan kanannya mengelus-elus vaginanya yang masih berdenyut-denyut dan tangan kirinya meremasi buah dadanya.
Tangan kanannya merasa ada sesuatu yang keluar dari dalam vaginanya. Diraupnya lendir kenikmatannya sendiri yang bercampur dengan air mani Dedi, kemudian dijilatinya dengan penuh nafsu. Matanya terbuka sayu dan rambutnya terurai acak-acakan. Pemandangan yang benar-benar membuat jantung Dedi berdegub tak karuan.
Dedi pun tak ingin ketinggalan bagian nikmat ini. Didekatinya vagina Sarah. Dijilatinya vagina yang masih basah itu dengan penuh nafsu. Dikulum dan disedotnya berkali-kali gundukan daging yang membengkak merah dan mengeluarkan lendir putih dihadapannya itu.
Diperlakukan seperti ini Sarah pun menggelinjang tak karuan. Dijambakinya rambut pemuda itu. Ditekannya wajah Dedi pada vaginanya. Perasaan campuran antara geli dan nikmat itu semakin menggila. Merasa perlakuannya mendapat sambutan, Dedi pun semakin mempergencar lumatan demi lumatannya pada vagina Sarah..
“Gila kau Sayang! Masa masih kurang? Ooohh.. Terusshh! Mmmhh..” desah Sarah sambil menggelinjang tak karuan.
“Nggak mau nih Tante? Beneran?” Goda Dedi disela-sela jilatannya pada vagina Sarah.
“Ooohhff.. Terush Sayang! Jangan berhenti! Nnngghh.. Nikk.. Mmaatthh..” desah Sarah.
Dedi terus menjilati vagina Tante itu. Lidahnya yang kasar dikeluar masukkannya dalam vagina Sarah membuat Tante itu semakin diperbudak oleh rasa nikmat. Tempo permainan lidah Dedi dalam relung kewanitaan Sarah berubah-ubah.
Sesekali lidah kasar itu menyapu lembut vagina Sarah hanya pada bagian luarnya saja, dengan jemari Dedi menguakkan labium mayora Sarah. Terkadang lidah itu menegang dan menyeruak masuk ke dalam vagina Sarah, membuat Tante itu melonjak kenikmatan.
Sarah merasa beruntung, belum pernah ia merasakan kenikmatan seperti ini. Terlebih berbuat liar seperti yang tengah ia lakukan dengan pemuda yang baru dikenalnya dan semula hendak memperkosa dirinya.
Tante itu meremas-remas payudaranya sendiri dengan liar. Dipilin-pilinnya puting miliknya dengan penuh nafsu. Mulutnya pun tak henti-hentinya mengeluarkan erangan dan desahan penuh kenikmatan. Ia benar-benar diperbudak dan dipermainkan kenikmatan.
Hingga suatu saat, ia merasa pinggul dan selangkangannya bergetar hebat lagi sedang vaginanya berdenyut-denyut lebih tak karuan dibanding orgasmenya tadi, ia langsung menjambak rambut Dedi dan menekan kepala Dedi semakin merapat dengan selangkangan dan vaginanya.
Dedi yang juga menyadari hal itu semakin buas dalam menjilati liang vagina dan menghisap-hisap labium mayora Tante itu.
Ia sadar bahwa Sarah akan mendapatkan orgasmenya lagi. Sarah sendiri merasa sangat keheranan saat ia merasakan sensasi itu lagi. Pikirnya mustahil ia mendapatkan orgasme yang hebat lagi, terlebih setelah orgasme trakhirnya yang langsung meloloskan seluruh persendiannya.
Tetapi ia pun sangat menikmatinya. Digoyang-goyangkan pinggulnya mengimbangi irama permainan lidah dan mulut Dedi. Semakin didekapnya kepala dan wajah pemuda diantara selangkangannya, sampai tiba saatnya ia tak dapat menahannya lagi, dan.. Crroottss.. Seerr..
“Ssstt.. Ssstt.. Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Sarah tak kuasa menahan suaranya yang memenuhi gudang itu.
Keduanya langsung terkejut karena ternyata dari dalam liang vagina Sarah yang sedang dijilat dan dihisap oleh Dedi tersemburlah bermili liter lendir kenikmatan berwarna putih kental yang menyembur keluar berbarengan dengan air kencing. Rupanya Tante itu mendapat multi orgasme yang hebat sampai-sampai ia tak dapat menahan kencingnya sendiri yang langsung menyembur wajah Dedi yang sedang berada tepat dihadapannya.
Dedi yang menyadari hal itu langsung saja tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dijilatinya sekitar selangkangan Sarah yang dibanjiri oleh lendir kenikmatan dan air kencing Tante itu. Ditelannya semua yang berhasil ia jilat dan kulum dalam mulutnya.
Hal ini tentunya membuat Sarah yang sedang mengalami masa relaksasi meringis-meringis kegelian dan men desah- desah tak karuan menahan rasa geli yang melanda seluruh bagian selangkangannya. Tetapi tubuh montoknya benar-benar lemas hingga ia nyaris tak sanggup mendorong dan menyingkirkan kepala Dedi yang berada siantara selangkangannya dan sedang sibuk menjilati vaginanya dengan rakus.
Dedi pun bangun dan mendekati Sarah yang sedang terpejam menikmati sisa-sisa orgasmenya. Didekatkannya mulutnya yang sedang mengulum lendir kenikmatan dan air kencing Sarah ke mulut Tante itu, kemudian dikecupnya bibir Sarah yang sedang menganga seksi. “Nngghh..” Lenguh Sarah.
Dedi langsung menyodorkan kulumannya untuk dibagi dengan Tante itu, yang langsung saja disambut penuh nafsu oleh Sarah. Dilumatnya mulut Dedi yang dipenuhi dengan lendir kenikmatan dan air kencingnya sendiri, kemudian ditelannya hingga tak bersisa.
Sarah benar-benar puas dengan permainan mereka, begitu pun halnya dengan Dedi. Ia langsung mendekap tubuh montok Tante itu, kemudian bibir mereka saling berpagutan penuh nafsu. Sesekali bibir Dedi menjalar ke leher dan buah dada Tante itu.
“Aduuhh.. Masa sih masih kurang Sayang?” bisik Sarah keheranan saat melihat Dedi yang menjilati putingnya dengan penuh nafsu.
“Kalau sama Tante, aku nggak akan pernah puas. Tapi untuk kali ini, kurasa cukup dulu. Asal kapan-kapan boleh begini lagi ya?” pinta Dedi.
“Gila kamu Sayang! Masa sih aku bisa nolak diajak nikmat begini?” jawab Sarah sambil mengecup lembut bibir Dedi. Dalam hatinya ia berbunga-bunga karena akan selalu mendapatkan kenikmatan seperti ini kapan pun ia mau.



Agen Bola Terpercaya Hokbet88.net