Senin, 28 Desember 2015

Agen Bola Terpercaya - Vagina Tante Masih Enak



Agen Bola Terpercaya - Hari Minggu pagi seperti biasa Sarah datang pagi ke tokonya, saat itu dia mengenakan pakaian yang seksi memakai blues warna biru tanpa lengan kulitnya yang putih bersih mulus itu membuat nafsu pria lain. Bodynya sungguh montok dengan rambut lurusnya yang berwarna kemerahan akibat di cat, aku perlihatkan dari kejauhan dia berjalan kesana kesini.
Aku betah sekali melihat tubuhnya ternyata dia masih sendiri belum ada karyawan yang datang di tokonya biasanya karyawannya datang pukul 8 pagi, setalhnya toko sudah dibuka dia menuju ke meja kasir sambil menunggu pegawainya pada datang.
Sarah adalah seorang wanita keturunan tionghoa, yang sudah cukup berumur. Akan tetapi, walaupun usianya sudah kepala 4, tetapi perawakannya masih mengundang air liur lelaki yang memandangnya.
Tubuhnya yang montok selalu mengundang lirikan lelaki dan memancing fantasi liar untuk dapat menindihnya. Belum lagi bila memandang buah dadanya yang putih montok itu, setiap lelaki pasti ingin meremas gemas dam memelintir lembut putingnya. Di usianya itupun, wajahnya masih menunjukkan garis-garis kecantikan, serta sorot matanya yang sayu tetapi tajam, menandakan kebinalannya di atas tempat tidur.
Sebagaimana umumnya orang tionghoa, naluri bisnisnya memang cukup tajam. Baru beberapa bulan saja toko mainannya ini ia kelola, ia sudah mendapatkan cukup banyak pelanggan. Mungkin karena harga mainan anak-anak di tokonya ini relatif murah dibandingkan harga ditoko lainnya.
Sambil menunggu pegawainya, Sarah duduk di belakang meja kasir, menghitung laba hari sebelumnya. Belum ada pelanggan yang datang, mungkin karena hari masih cukup pagi, dan di luar pun cuaca terlihat agak mendung.
“Wah, pagi-pagi begini sudah mendung, bisa susah rejeki nih!” pikirnya sambil melihat ke arah luar.”Mudah-mudahan aja, nggak hujan..”
Sarah kembali melanjut pekerjaannya, sampai tiba-tiba di luar gerimis pun turun.
“Lho, baru aja dibilangin, malah hujan beneran deh..” gerutunya.”Anak-anak bisa terlambat dateng nih!” ujarnya lagi sambil melirik arloji emas berbentuk kotak di lengan kanannya.
Gerimis itu lama-kelamaan menjadi hujan yang cukup deras, sehingga hawa pagi itu menjadi semakin dingin. Di luar pun, beberapa orang menghentikan sepeda motornya untuk mengenakan jas hujan, lalu kembali meneruskan perjalanannya. Kecuali beberapa pejalan kaki yang terus berjalan sambil berusaha menghindari hujan, ada juga dua orang pengendara motor yang memilih untuk berteduh sebentar di depan tokonya.
Salah seorang pengendara motor itu, kelihatannya seorang mahasiswa yang hendak pergi kuliah dan tidak membawa jas hujan. Pemuda itu memilih untuk berteduh di depan tokonya, sambil melihat-lihat dari luar ke dalam toko mainan Sarah.
Tak lama kemudian, ia masuk ke toko itu, sambil terus melihat-lihat mainan yang ada. Melihat ada tamu yang masuk ke tokonya, Sarah langsung mempersilahkan pemuda itu dan menghentikan pekerjaannya menghitung laba.
“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Sarah.
“Oh, maaf kebetulan saya kehujanan dan berteduh di depan, saya baru ingat kalau saya memerlukan spare parts untuk mobil remote control saya dirumah” jawab pemuda itu.
“Wah, kalau spare parts remote control, kebetulan disini cukup lengkap, kalaupun di etalase kosong, mungkin bisa saya carikan di gudang”. Ujar Sarah.
”Memangnya bagian apa yang diperlukan?”
“Saya butuh dinamo dan ban untuk mobil remote control saya dirumah,” jawab pemuda itu.
Sambil menerangkan jenis yang dicarinya ia terus mengamati Sarah yang sedang mengecek buku inventarisnya. Ia baru saja menyadari, bahwa lawan bicaranya itu ternyata sangat menggoda dan membangkitkan gairahnya. Terutama di pagi hari yang sangat dingin itu.
Melihat keadaan toko yang sepi itu, ia ingin mencoba mencari kesempatan di dalam kesempitan. Ia pun berusaha berkenalan dengan Sarah.
“Oya, kenalkan nama saya Dedi,” pancing pemuda itu.
“Oh, saya Sarah,” balas Sarah.
“Saya mesti panggil Mbak atau tante nih?” tanya Dedi lagi.
“Terserah deh! Enaknya Dik Dedi aja gimana,” jawab Sarah.
”Wah, sepertinya dinamo yang untuk model itu disini sudah habis, saya memang nggak menyimpan stok banyak, karena kurang banyak peminatnya”.
“Yah, sayang sekali.. Apa di gudang juga sudah habis?” pancing Dedi.
“Oh iya, saya hampir lupa, sebentar saya coba carikan,” lanjut Sarah sambil mengunci mesin kas-nya dan beranjak keluar meja kasir ke arah gudang di lantai dua toko itu.
”Dik Dedi tunggu sini sebentar ya?”.
Saat melihat Sarah berdiri dan berjalan, gairah Dedi semakin meluap. Terlebih lagi ketika ia mengamati Sarah menaiki tangga kayu itu, matanya semakin nakal melirik ke arah bongkahan pantat Sarah yang terbungkus rok jeans mini.
Entah keberapa kalinya ia menelan ludah, sejak ia pertama kali melihat tante itu. Dan entah desakan dari mana yang membimbing Dedi mengikuti Sarah, naik ke lantai dua. Ia kemudian memegang pegangan tangga, untuk mengikuti tante itu, sambil mendongak ke atas melihat Sarah yang masih menaiki tangga itu.
Terlihat jelas oleh matanya, Sarah saat itu mengenakan celana dalam hitam berenda dan samar-samar memperlihatkan gundukan putih menggiurkan yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Pemandangan itu membuat nafasnya semakin naik turun.
Perlahan-lahan agar tak terdengar oleh tante itu ia mulai meniti anak tangga, hingga akhirnya ia sampai ke lantai dua yang merupakan gudang di toko itu. Ia menghampiri Sarah yang sedang berjongkok mengaduk-aduk sebuah kardus. Dedi mengendap-endap ke belakang Sarah, kemudian berdiri tepat di belakang Sarah, menunggu tante itu berdiri.
Tak lama kemudian, kelihatannya Sarah sudah menemukan apa yang di carinya, setelah menaruh kembali kardus itu ke tempat semula, ia pun berdiri, dan langsung dikejutkan oleh kehadiran Dedi di hadapannya.
“Lho..”
Belum sempat Sarah menyelesaikan kalimatnya, Dedi langsung memeluk Sarah, sambil membungkam mulut tante itu dengan tangannya. Otomatis Sarah meronta dan berusaha berteriak, sambil memukuli punggung Dedi.
Akan tetapi, hal itu sia-sia belaka, tangan Dedi yang lebih kuat semakin mendekap tubuhnya dan membungkam mulut Sarah. Hingga akhirnya Sarah sadar bahwa usaha apapun yang dilakukannya akan sia-sia. Tubuh montoknya pun menjadi lemas.
Melihat Sarah sudah menjadi lemas, Dedi mengendurkan dekapan dan bungkaman pada bibir Sarah. Ia langsung menciumi bibir tante itu, dilumatnya habis wajah Sarah. Diciumi dan dijilatinya wajah cantik itu sambil nafasnya tersengal-sengal penuh nafsu.
“Aa.. Apa yang kau lakukan?? Kurang ajar kamu!” bisik Sarah terpatah-patah karena ketakutan.
“Tenang Tante.. Jangan takut, Tante nurut aja.. Lagi pula teriakan Tante nggak akan terdengar karena derasnya hujan,” jawab Dedi sambil terus menciumi bibir Sarah dan tangannya sudah mulai menjamah bagian buah dada tante itu.
“Jjja.. Ngann.. Please.. Kenapa kamu nggak nyari perempuan yang lebih muda aja?” Pinta Sarah sambil berusaha menepis tangan Dedi yang sudah mulai meremas lembut puting kirinya yang masih terbungkus bra dan blouse dari luar.
“Kalau kamu mau uang, ambil aja di kassa.. Tapi jangan seperti ini.. Please..”
“Aku mau Tante aja.. Sudah deh, Tante nurut aja.. Ntar pasti Tante nikmatin juga. Percaya deh!” bisik Dedi di telinga Sarah, sambil kemudian dijilatinya telinga yang putih kemerahan itu.
“Mmmhh.. Tante begitu harum.. Kulit Tante mulus dan wangi..” sambung Dedi sambil terus menggerayangi buah dada dan lengan Sarah. Sarah enggan mengakui kalau ia merasa tersanjung oleh kata-kata pemuda yang sedang mencoba memperkosanya itu, tetapi hati kecilnya tergoda juga oleh kata-kata pemuda itu.
Sambil mendorong tubuh Sarah agar rebah ke lantai, tangan Dedi kini mulai berpindah ke daerah perut Sarah, yang kelihatannya sudah semakin tak berkutik. Direnggutnya blouse tante itu ke atas, dan terpampanglah perut yang putih mulus, walaupun agak sedikit gemuk,
Tetapi tak mengurangi keseksian tante itu. Ciuman-ciuman Dedi kini mulai turun ke leher, buah dada yang masih terbungkus pakaian, dan akhirnya mulai menggerayangi perut dan pusar Sarah.
Rupanya ciuman Dedi di bagian perut dan permainan lidah di pusarnya itu lama kelamaan menimbulkan kegelian yang amat sangat. Tak munafik, Sarah menikmati hal itu. Teriakannya berangsur-angsur berubah menjadi desahan.
Tangannya yang berusaha mendorong tubuh Dedi, sekarang sesekali meremas rambut Dedi dan menekan kepala Dedi semakin dalam dan merapat dengan tubuhnya. Saat ini yang ada hanyalah erangan-erangan kecil dari mulut Sarah yang sedang di permainkan oleh lidah nakal Dedi.
“Ssshhtt.. Jjjangann.. Llleppasskanhh.. Aaauuhhff..” bisik Sarah kegelian.
Sarah pun akhirnya dilanda kebimbangan karena di satu sisi ia merasa harus mempertahankan dirinya agar tidak diperkosa oleh pemuda itu, di lain sisi ia mulai menikmati permainan yang sedikit kasar itu.
Sementara itu, tanpa disadarinya tangan Dedi sudah berhasil menyingsingkan rok mininya ke atas, dan tangan pemuda itu sudah mulai menggerayangi daerah kemaluan Sarah. “Nngghh..” tak sadar Sarah melenguh nikmat.
Tangan kekar itu tak henti-hentinya mengelus-elus bukit kenikmatannya dari luar celana dalamnya yang sudah mulai basah. Ciuman pemuda itu pun tak henti-hentinya menggerayangi bibir, leher dan buah dadanya yang montok dan masih terbungkus bra hitam berendanya itu. “Ahh.. Sshh..” lenguh Sarah.
Sarah semakin menikmati kenakalan pemuda itu. Saat ini ia justru mengharapkan agar pemuda itu semakin berbuat kurang ajar padanya. Matanya mulai terpejam seiring dengan semakin membanjirnya lendir kenikmatan di vaginanya.
Pikirnya, pemuda itu memang tahu caranya memanjakan wanita. Sarah pun sudah tak merasa bahwa dirinya akan diperkosa. Ia justru mendambakan sentuhan pemuda itu.
Jemari Dedi bermain di pinggiran celana dalam Sarah. Diusap-usapnya jahitan pinggir celana dalam hitam berenda yang semakin basah itu. Sesekali jemari nakalnya menyelip masuk ke dalam celana dalam itu sambil mengusap lembut gundukan yang ada di dalamnya.
Usapan jemari Dedi pada jahitan renda pinggiran celana dalam Sarah menimbulkan suatu sensasi dan rangsangan yang sangat dinikmatinya. Jahitan dari motif renda yang tak rata itu menyebabkan jemari Dedi yang bermain diatasnya seakan-akan menggaruk-garuk daerah sekitar vaginanya.
Terlebih saat Dedi memang sengaja menggaruk bagian itu dengan kukunya. Hal ini membuat Sarah semakin tak kuasa untuk menahan lendir kenikmatannya yang semakin membanjiri daerah itu.
“Aughh.. Nakal kamu ya!” jerit Sarah saat merasakan jari telunjuk pemuda itu menyelip masuk dan mengusap lembut labium mayoranya. Sesaat telunjuk pemuda itu keluar dari dalam celana dalam Sarah, ia langsung menyodorkan jemari yang dibasahi oleh lumuran lendir kenikmatan Sarah itu ke bibir seksi tante itu.
Dan langsung saja Sarah menyambut dan mengulum telunjuk yang penuh dilumuri oleh lendir kenikmatannya sendiri itu dengan penuh nafsu. Dedi sendiri tak henti-hentinya menggerak-gerakkan telunjuknya yang sedang dikulum Sarah seakan-akan ingin mengorek-ngorek bagian dalam mulut wanita itru dengan lembut.
Melihat tante itu menjilati telunjuknya dengan penuh nafsu, Dedi langsung mendekati bibir wanita itu, berharap agar masih ada sisa lendir kenikmatan wanita itu dalam mulut seksinya. Sarah agaknya mengerti oleh apa yang diinginkan pemuda itu.
Ia langsung mengumpulkan ludah dalam mulutnya yang memang masih bercampur dengan lendir kenikmatannya, kemudian disodorkannya ludahnya itu dengan bibir sedikit terbuka penuh gairah. Dedi langsung melumat gemas bibir Sarah. Dikecap-kecapnya sebentar ludah tante itu dalam mulutnya, kemudian ditelannya penuh nafsu.
Melihat kelakuan pemuda itu, Sarah menjadi semakin terbakar oleh nafsu. Ia semakin lupa pada keadaan dirinya yang hendak diperkosa. Dan agaknya keadaan itu sekarang telah berubah menjadi keinginan untuk sama-sama saling memuaskan karena Sarah sudah mengabil posisi telentang dengan pahanya agak terbuka.
Sarah langsung menarik kepala pemuda itu, diciuminya bibir pemuda itu dengan penuh gairah. Kemudian dijambaknya rambut Dedi sambil didorongnya kepala pemuda itu agar mulutnya mengarah ke vaginanya.
Dedi yang memang sudah terbakar oleh nafsu sejak pertemuan di meja kasir tadi, langsung saja menuruti keinginan Tante itu. Tanpa membuka celana dalam Sarah, ia langsung menjilati vagina Sarah dengan hanya cukup menarik pinggiran berenda celana dalam Tante itu di sekitar vaginanya.
Dijilati dan digigitnya dengan penuh nafsu vagina itu sambil kepalanya terus dipegang dan dijambaki oleh Sarah.
Rupanya Sarah tak cukup hanya dipuaskan dengan jilatan-jilatan liar Dedi, ia juga ingin mendusal-dusalkan wajah pemuda itu pada vaginanya. Hingga tak lama kemudian, Dedi merasakan daerah sekitar selangkangan Tante itu bergetar, dan makin lama getaran itu makin hebat, hingga tak lama kemudian, saat ia sedang menggigit-gigit kecil klitoris Tante itu, diiringi teriakan liar Sarah.
“Ooghh iiyyaahh.. Terrusshh.. Mmmppffhh.. Ghhaahh..” Racau Sarah. Hingga tak lama kemudian, “Crroottss..”
Wajah Dedi langsung tersembur oleh cairan yang hangat dan kental yang berasal dari dalam liang vagina Sarah. Rupanya Saat itu Sarah baru saja mengalami orgasme yang cukup banyak di awal permainan mereka.
Dan langsung saja, tanpa diberi komando, dengan lahapnya Dedi menjilati dan meraupi lelehan lendir kenikmatan yang tak henti-hentinya meleleh dari dalam vagina Tante itu. Hal ini tentunya membuat Sarah yang baru saja mencapai orgasme dilanda rasa geli yang amat sangat.
“Hhhaahh ssttoopp!! Sttoopp!! Ghiillaahh.. Ohh Sttoopp Sshh..” teriak Sarah sambil berusaha menjauhkan selangkangannya dari wajah pemuda itu. Tetapi Dedi justru tak mau memindahkan mulut dan jilatannya sedikit pun dari vagina yang sedang dibanjiri cairan nikmat itu.
Ia terus mengumpulkan lendir Sarah di dalam mulutnya dan kemudian langsung menelannya dengan rakus. Mulut dan wajah pemuda itu belepotan oleh lendir Sarah.
Setelah Dedi merasa bahwa vagina Sarah telah bersih kembali, ia langsung beranjak ke arah bibir Sarah, dengan masih mengulum lendir dari vagina Tante itu ia menyuapkannya ke bibir seksi di hadapannya. Sarah langsung mengerti apa yang akan dilakukan Dedi. Ia langsung membuka bibir seksinya seraya berkata,
“Ludahkan! Ludahkan padaku Sayang!”. Pintanya dengan tatapan sayu menggairahkan sambil meremas-remas lembut payudaranya sendiri.
“Ooohh.. Ssshh..”
“Cuhh..” Dedi langsung meludahkannya ke dalam mulut Tante itu. Dan langsung disambut dengan desahan bergairah Sarah.
“Mmmhh.. Nikmatthh,” bisik Sarah setelah menelan lendir kenikmatannya sendiri dengan rakus.
Dedi yang semakin terbakar gairahnya melihat adegan itu langsung melucuti pakaiannya sendiri. Sejak melihat tubuh molek Tante itu ia memang tak sabar untuk memasukkan penisnya ke dalam vagina sang Tante dan menggarapnya penuh nafsu. Setelah dirinya telanjang bulat, ia berdiri sejenak dihadapan sang Tante sambil mengacung-acungkan penisnya yang sejak tadi telah menegang penuh dihadapan Sarah.
“Woow..” kagum Sarah sambil mengarahkan tangannya untuk menggenggam penis itu.
“Aaahh.. Tanteehh..” bisik Dedi saat jemari Tante itu menggenggam dan meremas lembut penisnya.
Sarah langsung mengocok penis digenggaman tangan kanannya itu dengan penuh kelembutan. Sementara itu tangan kirinya mengusap-usap vaginanya sendiri yang mulai basah kembali. Rupanya ia pun tak sabar ingin digarap oleh pemuda itu. Dipindahkannya tangan kirinya yang sudah dibasahi lendir kenikmatannya ke penis Dedi, dan dibalurinya penis yang menegang keras itu dengan lendirnya.
“Aaahh.. Angett Tantee..” Bisik Dedi sambil memejamkan matanya.
“Hhhmm?? Anget? Aku punya yang lebih panas Sayang!” Tantang Sarah sambil mengarahkan bibir seksinya ke penis pemuda itu. Dan langsung dikulumnya penis dihadapannya dengan penuh nafsu.
“Ngghh.. Mmmhh..” Desahnya.
“Ooohh.. Iyaahh terusshh Tanteehh.. Ssshh..” Dedi pun semakin meracau tak karuan.
Sarah menemukan kenikmatan yang lebih memacunya untuk terus mengerjai penis pemuda itu karena ia mencium dan merasakan aroma dan basah dari lendir kenikmatan yang berasal dari vaginanya sendiri. Dan itu membuatnya semakin liar menjilati benda yang panjang dan panas itu.
“Mmmhh.. Ssshh..” Bisik Dedi tak henti-hentinya sambil mengacak-acak rambut Tante itu, sehingga rambut merah ikal Sarah yang semula diikat ke atas menjadi acak-acakan dan terlihat sangat menggairahkan.
Sarah berhenti sejenak dari kegiatannya mengelomoti penis pemuda itu, sambil teros berjongkok dihadapan Dedi, ia menengadah menatap wajah pemuda itu dengan tatapan sayu penuh gairah. Melihat wajah Tante-Tante yang sedang terbakar oleh gairah seperti itu membuat Dedi semakin tak sabar untuk segera menggarap Tante itu. Diacak-acaknya rambut Sarah dengan gemas.
“Kau ingin lebih panas Sayang? Hhmm?” Tantang Sarah dengan tatapan penuh nafsu..
“Siksa aku Tante! Siksa aku dengan tubuhmu!” Pinta Dedi sambil terus mengacak-acak rambut Sarah.
“As you wish honey!” jawab Sarah sambil melucuti kancing blousenya dan rok spannya sendiri.
Sarah yang saat ini tinggal mengenakan bra dan celana dalam hitam berendanya kembali mengerjai penis Dedi. Dikulum-kulum dan dijilatinya batang kemaluan pemuda itu hingga penis itu basah dilumuri oleh ludahnya sendiri.
Sarah semakin menggila dan liar. Sampai-sampai bola matanya nyaris berputar kebelakang saat ia mengelomoti batang yang menegang dan panas itu. Sesekali digigitinya urat-urat kemaluan Dedi yang menonjol-menonjol akibat tegangnya penis itu hingga pemuda itu meringis kesakitan.
Dedi yang semakin tak sabar dan terbakar oleh gairah langsung saja menarik tubuh Tante itu agar berdiri dihadapannya, dan langsung saja Sarah menyerang bibir pemuda itu dengan penuh nafsu. Digigitinya pula bibir dan lidah Dedi. Ia memang benar-benar sudah terbakar oleh nafsu.
“Tante, aku sudah nggak tahan nih!” pinta Dedi sambil membalas kecupan-kecupan liar Tante itu.
“Aku juga Sayang! Cepat kerjai vaginaku To!” balas Sarah dengan tatapan sayu memelas penuh nafsu.”Sebentar kubuka BH dan celana dalemku dulu ya Honey!? Sabar Sayang!”.
“Nggak usah Tante! Aku suka ngeliat Tante Cuma pake pakaian dalem gitu,” pinta Dedi, “Tenang aja, tetep nikmat kok!” sambungnya menenangkan Sarah sambil meremas-remas lembut gumpalan daging putih yang masih terbungkus bra hitam renda itu.
Dedi langsung mendorong tubuh montok Tante itu agar membelakangi tubuhnya, kemudian diaturnya agar tubuh Sarah menungging. Sarah langsung menyadari, rupanya pasangannya ini ingin mengerjainya dalam posisi doggie style terlebih dahulu.
Ia langsung mengambil ancang-ancang doggie style, bongkahan pantatnya yang montok mulus itu menghadap Dedi, siap untuk dikerjai. Dengan paha yang lebarkan Sarah terlihat sangat menggairahkan saat itu. Dan hal ini semakin membuat Dedi terangsang dan tak sabar.
Pemuda itu langsung mengarahkan penisnya yang sudah benar-benar panjang dan tegang tepat ke arah vagina Tante itu. Tetapi saat ia melihat bongkahan pantat putih mulus dan montok yang masih terbungkus celana dalam hitam itu timbul keinginannya untuk menjilati liang anus Tante itu.
Dan langsung saja ia menunduk ke arah pantat Sarah yang sedang menungging dan tak mengetahui bahwa Dedi akan mengerjai anusnya terlebih dahulu, kemudian ditariknya celana dalam Sarah yang menutupi bagian vagina dan anusnya ke sebelah kanan tanpa membuka celana dalam itu, hingga tiba-tiba.. “Aaahh..”
Sarah merasakan sesuatu yang hangat dan basah mengusap liang anusnya dan Tante itu langsung saja merasakan geli yang amat sangat. “Kau apakan tadi To?”
Desah Sarah sambil menengok kebelakang, dan ia langsung mendapati pemuda itu sedang menjilati dan menciumi pantat dan anusnya dengan begitu rakus.Sarah benar-benar semakin menikmati permainan liar ini.
Digeleng-gelengkannya kepalanya kesana kemari sampai rambutnya semakin acak-acakan. Dan pemandangan itu benar-benar sangat merangsang. Entah untuk keberapa kalinya kedua bola matanya itu nyaris berputar ke belakang saat tubuhnya mendongak ke atas mengimbangi kenikmatan yang ia dapatkan dari Dedi.
Sementara itu Dedi semakin giat saja mengerjai anus Tante itu. Entah keberapa kalinya ia membuat Sarah berteriak dan meringis kesakitan saat ia menggigit gemas bongkahan pantat Tante itu. Lidah pemuda itu menyapu-nyapu dari atas ke bawah, dari anus Sarah turun ke liang vagina Tante itu.
Hal ini tentu saja semakin membuat Sarah menggelinjang kenikmatan. Tangan Sarah yang kanan berpegangan ke rak mainan disampingnya sementara tangan kirinya sibuk meremasi sendiri buah dadanya yang masih terbungkus bra hitam itu.
Dipuntir-puntirnya sendiri putingnya yang masih ada dalam bungkus renda itu. Gesekan yang ditimbulkan oleh renda dan jemari tangannya pada putingnya benar-benar menambah rangsangan pada dirinya. Sarah semakin menggila, ia ingin dijadikan budak seks oleh Dedi.
“Ooocchh.. Yaahh.. Ssshhtt..” racau Sarah,
“Terus ssaayyaang.. kkeerrjaaii akkuuhh.. oohh”
Tak henti-hentinya ia meremas payudara dan menjambaki rambutnya sendiri.
“Oh Tante.. Pantatmu begitu mulus.. Liang vaginamu begitu harum Tante..” racau Dedi sambil terus menjilati anus dan vagina Sarah, mengeluar masukkan lidahnya ke dalam liang vagina dan anus Sarah bergantian.
Tiba-tiba Sarah merasa ada sesuatu yang akan meledak lagi dari dalam selangkangannya. Tubuhnya tergetar hebat. Dedi pun merasakan vagina dan daerah selangkangan Tante itu mengejang dan bergetar hebat.
Dan ia langsung menyadari bahwa Tante itu akan segera mendapatkan orgasme lagi, sehingga pemuda itu semakin mempercepat rangsangannya pada daerah selangkangan Tante itu, sampai tiba-tiba saat Dedi menusukkan lidahnya pada vagina Sarah dalam-dalam, Tante itu tersentak sambil berteriak..
“Ooocchh.. Aaacchh.. Ggghhaahh.. Sshhiitt!!” racau Sarah dengan liarnya, dan.. crootss.. Untuk kedua kalinya wajah Dedi tersembur oleh cairan kenikmatan yang muncrat dari dalam vagina Sarah.
“Ahh Ghiillaa..” teriak Sarah sambil tubuhnya mengejang dan kedua tangannya berpegangan pada rak dan lantai, kakinya direnggangkan penuh seakan-akan ia ingin memeras lebih banyak cairan yang keluar dari dalam rahimnya itu.
Beberapa menit kemudian tubuh montoknya langsung terkulai lemas berpegangan rak mainan di gudang itu dan mungkin karena tak kuat menahan sisa-sisa orgasmenya ia langsung terjatuh ke lantai karena seluruh persendiannya seakan-akan lepas dan sangat lemas.
Dedi pun menghentikan kegiatannya untuk memberikan kesempatan istirahat pada Sarah. Tetapi ia tak menghentikan ciuman-ciuman dan jilatan pada daerah sekitar selangkangan Tante itu karena ia ingin membersihkan dan mereguk lagi lendir kenikmatan yang terus menetes dari dalam vagina Sarah.
“Aaacchh.. shhtt.. gelii Sayang.. ohhff.. Hentikann!!” desah Sarah saat Dedi menjilat-jilati sekitar vaginanya yang masih terasa sangat peka.
“Mmmffhh.. Ohh yaahh.. Banjir Sayang?” bisik Sarah sambi melirik pada Dedi yang terus mengerjai vaginanya yang masih berdenyut-denyut itu.
“Hmm.. Tante mau? Wangi banget Sayang!” jawab Dedi sambil nafasnya tersengal-sengal penus nafsu.
“Mmmhh sini Sayang!” pinta Sarah sambil menarik rambut Dedi agar mendekati menaiki tubuhnya.
Rupanya ia ingin menikmati lendir kenikmatannya lagi dari mulut pemuda itu. Dedi langsung menuruti permintaan Sarah, lagi pula ia semakin tak sabar ingin menaiki tubuh montok dihadapannya itu.
Perlahan-lahan ia menindih tubuh Sarah yang masih mengenakan pakaian dalamnya. Gesekan yang ditimbulkan oleh pakaian dalam Sarah yang berenda dengan tubuh Dedi menimbulkan suatu sensasi yang merangsang gairah Dedi.
“Kemari Sayang, naiki tubuhku! Merapatlah padaku To! Hsshh..” pinta Sarah sambil menarik dan memeluk rapat tubuh Dedi. Mulut Dedi yang masih mengulum cairan kenikmatan dari vagina Sarah langsung diarahkannya ke bibir Sarah yang sedang membuka seksi.
“Mmmhh..” desah Tante itu saat bibir Dedi memagut bibirnya sambil meludahkan lendir kenikmatan dari vagina Sarah.
“Mmmhh Tante..” bisik Dedi sambil mempererat dekapannya pada tubuh montok Sarah yang terasa makin panas dihari yang dingin itu, hal itu pun makin menimbulkan rangsangan pada tubuh Dedi sehingga penisnya pun semakin menegang minta dipuaskan.
“Hmm.. Ada yang tegang tuh di bawah!” bisik Sarah seusai menelan habis cairan kenikmatan yang disodorkan Dedi.
“Sudah siap Sayang?” tantang Dedi sambil menciumi telinga dan leher Tante itu.
“Nnngghh.. Give me that Honey! Please..” pinta Sarah.
Langsung saja Dedi bangun dari tubuh Sarah, kemudian dipelorotkannya celana dalam hitam Tante itu, lalu diaturnya posisi kaki Sarah agar mengangkang lebar. Terlihatlah dihadapannya vagina Sarah yang merekah.
Walaupun sudah berumur, tetapi vagina Tante itu masih terlihat memerah segar, kontras dengan kulit Sarah yang putih. Bulu-bulu disekitar vagina Sarah terpotong rapi, menandakan bahwa Tante ini memang cukup memperhatikan organ kewanitaannya tersebut.
Pemandangan itu semakin membuat Dedi tak henti-hentinya menelan ludah. Dikocok-kocoknya penisnya sebentar, kemudian diarahkannya langsung ke vagina Sarah, digesek-gesekkannya di bagian labium mayora Sarah. Rupanya ia ingin menggoda Tante itu sebentar.
“Cepat To! Masukkan penismu! Aku nggak sabar Sayang! Please..” racau Sarah sambil meremasi buah dadanya yang masih terbungkus BH hitam berenda itu.
“Hmm.. Nggak sabar ya Tante? Tadi katanya nggak mau?” goda Dedi sambil terus menggesekkan penisnya naik turun pada vagina Sarah.
“Ooohh Shit! Persetan dengan tadi! Pokoknya aku mau penismu didalam vaginaku sekarang! Ayo dong Sayang!?”
Rupanya Sarah sudah semakin tak sabar dan mempersetankan segalanya.
“Mmmhh.. Oohh.. “
Dedi rupanya memang sengaja ingin mengalihkan perhatian Tante itu. Ia ingin mempermainkan Sarah, dan membuat Tante itu terlena dengan sumpah serapahnya, sampai tiba-tiba, saat Sarah tak menyadarinya….Bless…..
Melesaklah penis Dedi yang besar, panjang dan panas berdenyut-denyut itu perlahan-lahan ke dalam vagina Sarah. Kejutan ini benar-benar mengagetkan Sarah. Kedua matanya melotot nyaris keluar. Entah karena kenikmatan yang dirasakannya atau karena rasa kagetnya, tetapi yang pasti ia sangat menikmatinya.
“Ooohh.. Gila kamu! Kenapa nggak bilang-bilang? Aaahh.. Ssshhtt.. Gillaahh.. Mmmhh..” racau Sarah.
Kali ini ia benar-benar merasakan kehebatan penis Dedi. Denyutan penis Dedi dalam vaginanya itu seakan-akan memompa lendir kenikmatannya semakin banyak keluar dari dalam vaginanya.
Dedi rupanya sengaja membiarkan pinggulnya tak bergoyang dahulu. Ia ingin menikmati saat-saat pertama kalinya penisnya itu berada dalam relung vagina Tante itu.
Penis itu terus berdenyut-denyut keras di dalam vagina Tante itu. Begitupun dengan vagina Sarah yang terus berkontraksi memijat-mijat benda asing yang sedang berada dalam relung kewanitaannya itu. Kedua mata mereka terpejam erat menikmati sensasi yang mereka rasakan.
Sambil menikmati denyut demi denyut dari dalam vagina Sarah, Dedi meremas-remas bongkahan pantat Tante itu penuh nafsu, tingkahnya mirip seorang anak kecil yang baru saja mendapatkan mainan.
Kenakalan Dedi itu tentunya semakin membuat Sarah menggelinjang tak karuan. Denyutan vaginanya pun makin menggila, sehingga otomatis penis Dedi semakin merasakan kenikmatan.
Keduanya saling berciuman. Berpagutan dengan liarnya tiada henti. Sarah menggigiti lidah dan bibir Dedi sambil terus menekan dan membuat jepitan dalam vaginanya. Tante itu rupanya sudah berubah menjadi liar dan buas.
Sesekali Sarah meludahkan air liurnya ke dalam mulut Dedi yang sedang tergagap-gagap kenikmatan. Dikumur-kumurnya liur Tante itu oleh Dedi sebelum ditelannya.
Perlahan-lahan Dedi mencabut penisnya dari dalam vagina Sarah. Ia tak ingin melakukannya tergesa-gesa. Gesekan penisnya yang dilakukan perlahan namun pasti itu benar-benar menimbulkan sensasi yang menggilakan. Sarah semakin terpejam dan bibirnya yang dibalut lipstik merah menyala itu semakin terbuka seksi.
“Ooohh.. Mmmhh..” desah Tante itu mengiringi gesekan penis pemuda itu dalam vaginanya.
“Tann.. Tttee.. Aahh.. Ssshh.. Nikkmaatthh.. ” balas Dedi.
“Iyyaahh.. Terushh Too.. ” bisik Sarah.
Dicabutnya perlahan penis itu oleh Dedi hingga keluar dari dalam vagina Sarah. Hal ini menimbulkan kekecewaan yang besar dalam hati Sarah. Ia masih menginginkan penis itu berada dalam relung kewanitaannya,
Mengobok-obok vaginanya penuh nafsu, ia ingin menduduki penis itu hingga melesak jauh ke dalam vaginanya, ia ingin dijadikan budak nafsu pemuda yang baru saja dikenalnya itu, ia semakin mempersetankan semuanya. Sementara itu dengan senyum penuh menggoda, Dedi hanya memandangi wajah kecewa Sarah sambil mengocok-ngocok penisnya yang basah dibaluri lendir kenikmatan dari dalam vagina Sarah.
“Please.. Too.. Kerjai aku lagi Sayang! Perkosa aku sekarang juga!” racau Sarah makin tak karuan.
Kali ini jemari lentiknya menggantikan penis Dedi bermain di sekitar kemaluannya. Digosok-gosoknya vaginanya yang semakin terasa gatal itu. Sarah benar-benar menginginkan penis Dedi.
Sambil mengelus-elus dan mengeluar masukkan jari tangan kanannya ke dalam vaginanya, ia terus menggelinjang dan merintih. Sementara itu tangan kirinya tak henti-hentinya meremas-remas payudaranya sendiri.
“Please.. Too.. Garap akuuhh.. Perkosa akuuhh.. Hamili aku! Perlakukan aku sesukamu Sayang! ” racau Sarah makin menggila.
Dedi terus menggoda Tante itu, sambil mengocokkan penisnya di hadapan Sarah. Hal ini tentunya makin membakar gairah Sarah. Dirinya semakin mendesis-desis dan menggeliat tak karuan.
Tak kuat melihat pemandangan menggiurkan di hadapannya, Dedi langsung mendekati Sarah, memeluk tubuh montok Tante itu dan menindihnya penuh nafsu. Bibir seksi Sarah langsung menyambut pagutan panas pemuda itu.
Dihisapnya lidah nakal Dedi yang langsung menjilati seluruh permukaan bibirnya. Sarah begitu menikmati sensasi permainan ini. Ia semakin melupakan kejadian pemerkosaan tadi dan justru semakin dibuat menggila oleh pemuda itu.
Tak terhitung lagi berapa kali lendir pelumas keluar dari dalam vaginanya yang semakin terasa panas bila bergesekan dengan paha atau penis Dedi.
Rupanya Dedi pun menyadari hal ini. Ia telah berhasil membakar gairah Tante itu sepanas-panasnya. Dan ia pun semakin tak sabar untuk mendorong masuk lagi penisnya ke dalam vagina Tante itu.
“Aku nggak kuat lagi Sayang! Kumasukkan sekarang ya!?” pinta Dedi sambil menciumi wajah Sarah, sementara tangan kanannya mengocok penisnya yang telah menegang penuh tepat diantara selangkangan Sarah yang mengangkang lebar.
“Gila kau Sayang! Kenapa nggak dari tadi? Aku juga sudah nggak kuat! Cepat masukkan Thoo! Ssshh..” racau Sarah sambil mengangkat pinggulnya mengarahkan vaginanya yang merah basah, kontras dengan kulit putih mulusnya mendekati penis Dedi yang menegang dipenuhi urat-urat. Dan tak lama kemudian.. Blesshh.. Melesaklah penis itu ke dalam vagina Sarah perlahan-lahan.
“Ssshh.. Ooohh.. Teruusshh Sayang.. Mmmhh” bisik Sarah sambil mulutnya menganga lebar dan matanya terbelalak, pertanda ia amat menikmati penetrasi itu.
“Tantee.. Nnngghh..” desah Dedi menyertai gerakan pinggulnya mendorong masuk penisnya perlahan-lahan ke dalam vagina Sarah. Ia amat menikmati setiap inci rongga vagina Sarah yang dilewati penisnya. Vagina itu begitu kenyal, panas, basah dan terasa berkedut-kedut seakan-akan sedang memijat penisnya yang sedang berada di dalamnya.
Saat penisnya sudah berada penuh didalam vagina Tante itu, tanpa membuat gerakan apapun, keduanya menikmati sensasi demi sensasi yang mereka rasakan. Tanpa langsung mengocokkan penisnya, Dedi menciumi seluruh bagian tubuh Sarah yang berada dalam jangkauannya bibir dan lidahnya.
Dipilinnya puting Tante itu dengan menggunakan giginya. Diseruputnya berulang-ulang puting itu penuh nafsu. Sesekali ia menyupang buah dada Tante itu, sehingga disana-sini meninggalkan garis merah yang kontras dengan warna putih kulit payudara Sarah.
Keduanya semakin terbakar gairah, hingga di satu saat, keduanya tak kuat lagi menahan nafsu yang tertahan, tanpa dikomando oleh salah satu dari mereka, baik Dedi maupun Sarah membuat gerakan yang mengejutkan dengan sama-sama mengangkat pinggul mereka sejauh mungkin tetapi tanpa melepaskan ujung penis Dedi, kemudian secara berbarengan keduannya saling menghujamkan pinggul dan selangkangan mereka.
“Aaahh yyhhaahh.. Ssshh..” teriak Sarah saat penis Dedi melesak masuk dengan cepat ke dalam vaginanya dan mentok menabrak dinding rahimnya.
“Ggghhaahh.. Oooffhh.. Mmmhh..” racau Dedi tak kuat menahan suaranya sendiri.
Kemudian keduanya langsung saling berlomba mengayunkan pinggul mereka. Dedi yang sudah menahan nafsu sejak tadi langsung memompa vagina Sarah secepat mungkin.
Begitupun dengan Sarah, ia mengangkangkan selebar mungkin pahanya yang putih mulus dan mengimbangi gerakan pinggul Dedi dengan sedapat mungkin menyambut penis pemuda itu dengan vaginanya bila ia merasakan pinggul Dedi bergerak ke arahnya.
Keduanya langsung saja saling berlomba untuk memberikan yang terbaik buat pasangannya dan saling mengejar meraih kenikmatan.
Ruangan itu pun langsung dipenuhi suara erangan kenikmatan keduanya diiringi decak becek dari vagina Sarah dan sayup-sayup terdengar suara hujan yang makin lama makin deras sehingga semakin menimbulkan hawa dingin yang justru makin membuat keduanya terbakar nafsu.
Sarah begitu menikmati permainan pinggul Dedi. Jujur saja dalam hatinya ia mengakui bahwa permainan pemuda itu begitu hebat sampai-sampai terkadang ia tak sempat mengambil nafas. Dedi mengayunkan pinggul begitu cepatnya seakan-akan ia sedang diburu-buru oleh suatu hal sehingga ia ingin cepat-cepat mengakhiri permainan ini.
Erangan Sarah yang terbata-bata akibat serangan goyangan pinggul Dedi yang begitu cepatnya justru semakin membakar Nafsu Dedi. Ia begitu menikmati saat memandangi wanita yang sedang disetubuhinya itu mengerang tak jelas dan kadang-kadang meneriakkan umpatan kasar dan jorok yang secara tak sadar keluar dari mulut seksi Sarah yang sedang diperbudak oleh gairah.
“Ooohh.. Masukkan penismu lebih dalam Sayang! Puaskan dirimu! Perkosa aku! Hamili Aku! Aaahh..
Aahh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Ooohh.. Ttterrusshh.. Yyyaahh.. Therusshh.. Nnngghh.. SSsshshh..” racau Sarah sambil kedua tangannya mempermainkan dan meremas payudaranya sendiri.
“Ooohh.. Tante.. Mmmhh.. Tannttee.. Nikmat banget Sayang! vaginamu nikmat banget Tante!!” racau Dedi terbata-bata.
“Ttterruusshh.. Yyyiiaahh.. Mmmhh.. Perkosa aku! Aku pelacurmu Thoo.. Puaskan dirimu! Ayoohh..”
Sarah semakin menggelinjang tak karuan dan semakin menggila oleh nafsu.
“Ayoo Sayang.. Hamili aku! Perkosa aku! Aku budakmu Sayang! Teruss.. Ohh.. Ooohh.. Ghhaahh..”
Mereka bermain dengan posisi Sarah mengangkang lebar-lebar dengan kakinya bertumpu pada rak mainan di kanan kirinya sambil kedua tangannya terus bergerilya ditubuh Dedi atau tubuhnya sendiri meremas-remas buah dadanya dan menjambaki rambutnya sendiri.
Sedangkan Dedi terus bertahan diatas tubuh Tante itu dengan lutut yang bertumpu ke lantai dan mulutnya yang terus mengecupi seluruh bagian tubuh Sarah yang bisa dijangkaunya. Pinggulnya terus memompa vagina Sarah dengan tempo cepat sehingga keduanya benar-benar bermandikan keringat.
Sesekali Dedi menjilati tubuh Tante itu yang basah oleh keringat. Dijilatinya dengan keringat yang bercampur dengan aroma parfum dari tubuh Tante itu.
Mereka bertahan dengan posisi itu selama beberapa menit sampai akhirnya Dedi merasa pegal di kedua lututnya karena terus menumpu bobot badannya. Tak lama kemudian Dedi mengajak Sarah untuk berganti posisi yang langsung disetujui oleh Tante itu.
Kali ini Sarahlah yang menentukan posisi permainan mereka. Ia langsung mendorong tubuh Dedi agar berbaring dilantai yang dingin itu, kemudian Tante itu langsung menggenggam erat penis Dedi, dikocok-kocoknya sebentar, kemudian dijilatinya penis yang basal dilumuri oleh lendir dari vaginanya sendiri.
Sarah begitu menikmatinya. Dijilatinya hingga tak ada lagi sisa lendir dari vaginanya yang menempel di penis Dedi. Pemuda itu makin terangsang oleh permainan Sarah. Ia benar-benar menikmati pemandangan Sarah yang sedang menjilati lendir dari vaginanya sendiri tanpa rasa jijik.
Sepertinya Tante itu benar-benar haus akan kenikmatan. Tak ada bagian dari batang kemaluan pemuda itu yang luput dari garapannya. Sampai-sampai terkadang pinggul Dedi dibuatnya mengangkat bila lidahnya bermain menjilati bola kembar milik Dedi dan menjilati lubang anus Dedi.
Setelah penis Dedi bersih dari lendir kenikmatannya, Sarah langsung berdiri, memutar, mengambil posisi berlawanan dengan Dedi, kemudian ia berjongkok dengan posisi pantat dan vaginanya tepat dihadapan wajah pemuda itu.
“Jilati Sayang! Puaskan rasa hausmu! Ssshh..” pinta Sarah penuh nafsu.
“Mmmhh.. Harum banget Tante! Sssllrrpp..” bisik Dedi sambil memulai permainannya menjilati vagina dan anus Sarah yang berjonkok tepat diatas wajahnya.
“Aaahh.. Ssshh.. Nikmatt Tttoo!! Terrusshh.. Iyyaahh.. Mmmppffhh..” racau Sarah.
Jemari Dedi ikut memainkan vagina Sarah, sehingga sesekali Sarah menjerit kecil bila ia merasakan 1, 2 atau 3 jari Dedi masuk ke dalam vaginanya.
“Aawww.. Nakal kamu To!” Jerit Sarah saat ia merasakan Dedi menggigit klotorisnya.
Dan.. Seerr.. Langsung saja vaginanya bergetar hebat dan Sarah pun mendapatkan orgasme entah keberapa kalinya, Tante itu pun semakin merem melek dibuai permainan Dedi.
Dedi yang menyadari bahwa Sarah baru saja mendapatkan orgasmenya langsung mencaplok vagina dihadapannya, dijilati dan dihisapnya kuat-kuat berharap agar ia pun mendapat jatah lendir kenikmatan yang keluar membanjiri vagina Tante itu.
“Aaahh.. Ggghaahh.. Gellii Sayang! Ampun! Ooowww.. Mmmhh..” racau Sarah, karena ia merasakan kegelian dan kenikmatan yang amat sangat saat Dedi menghisap-hisap dan menjilati vaginanya yang baru saja merasakan orgasme itu.
Vaginanya semakin berkedut-kedut tak karuan. Sarah memejamkan matanya erat-erat menikmati perasaan yang membuatnya melayang itu. Ditengah-tengah buaian orgasmenya, antara sadar dan tak sadar ia merasa ingin kencing dan tak kuat untuk menahannya. Perasaan kebelet kencing itu benar-benar mendadak dan tak tertahankan, sampai-sampai..
“Sebentar Sayang! Ahh Stopp!” pinta Sarah sambil mengengkat pinggulnya menjauhi wajah Dedi yang sedang didudukinya itu.
“Kenapa Tante?” Tanya Dedi keheranan.
“Aku..”
Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba.. Serr.. Keluarlah air kencing Sarah dari dalam vaginanya langsung menyembur wajah Dedi hingga pemuda basah kuyup.
“Ahh.. Maaf!” ujar Sarah benar-benar merasa tak enak.
“Wow.. Mmmhh..”
Rupanya kejadian itu justru membuat Dedi kegirangan dan langsung saja mencaplok vagina Sarah yang masih mengangkangi wajahnya dan sedikit-demi sedikit masih meneteskan air kencingnya. Diraup dan diteguknya cairan yang masih menetes itu langsung dari sumbernya.
“Hei! Itu jorok kan!? Mmmhh.. Aaahh..” desis Sarah sambil menahan geli karena tak henti-hentinya mulut Dedi menyedot-nyedot vaginanya.
“Jorok? Nikmat banget Sayang! Tante mau?” ujar Dedi sambil berusaha bangun setelah mengecup kecil klitoris Sarah, langsng mendekati wajah tente keheranan Tante itu.
“Hmm.. Kayaknya nikmat juga deh! Sini Sayang!” pinta Sarah sambil menarik wajah Dedi dan langsng menjilati seluruh bagian wajah itu. Bahkan ia sempat mencaplok dan menyedot sisa-sisa air kencingnya yang dikulumkan oleh Dedi untuknya.
“Hhh.. Nikmat Sayang! Aku benar-benar dibuat gila olehmu Sayang!” racau Sarah sambil terus menjilati sisa-sisa air kencingnya sendiri yang membasahi dada dan leher Dedi.
Dalam hatinya ia mengakui kelihaian pemuda itu dalam membuai nafsunya. Belum pernah ia diperlakukan seperti ini oleh siapapun, terlebih suaminya yang seringkali tak pernah membuatnya puas seperti saat ini.
Setelah puas menjilati wajah, leher dan dada Dedi yang berlepotan dengan air sisa-sisa air kencingnya sendiri itu, Sarah langsung bangkit berdiri, kemudian mengambil posisi mengangkangi penis Dedi yang masih menegang dengan gagahnya.
Dedi yang terlentang di lantai memandangi tubuh montok Sarah yang membelakanginya dan saat ini tengah mengarahkan selangkangannya tepat diatas penisnya. Dipandunya pinggul Tante itu dengan memegangi bongkahan pinggul Sarah agar segera melesakkan vaginanya dihadapan penis Dedi.
Pemandangan dihadapan pemuda itu begitu menggiurkan. Bongkahan pantat yang putih mulus, selangkangan yang sedang mengangkang lebar dan perlahan-lahan turun mendekati penisnya, dan lubang anus yang kemmerahan, kontras dentgan kulit putih mulus Sarah.
Tak henti-hentinya Dedi menelan ludahnya sendiri. Ia benar-benar tak sabar untuk menyatukan raga bagian bawah mereka lagi. Dan tanpa diduga, ternyata Sarah memang sengaja mempermainkan Dedi. Ia tak langsung membiarkan penis dibawahnya itu melesak masuk ke dalam relung vaginanya.
Diputar-putarnya pinggul montoknya tepat di atas penis Dedi, hingga terkadang vagina atau lubang anusnya bergesekan dengan kepala zakar milik Dedi, yang semakin membuat Dedi melenguh dan menggelinjang tak karuan.
“Ayo Tante! Jangan nakal gitu dong!” bisik Dedi tak sabar.
“Biar tahu rasa kau! Ya gitu itu nggak enaknya kalau digodain To! Biar sekalian kamu tahu kalau aku juga bisa nakal Sayang! Kerling Sarah.
“Wah, Tante nakal banget sih! Sini kupukul pantat montoknya!” ujar Dedi sambil kemudian menampar gemas bongkahan bokong Sarah. Plak’..
“Aawww.. Ssshh..” teriak Sarah kaget.
“Ok deh kalau sudah nggak sabar gitu!”.
“Cepetan Tante! Aku sudah mulai gila nih!” rujuk Dedi sambil mengelus-elus bongkahan kanan pantat putih yang sekarang memerah akibat tamparan gemasnya tadi.
“Hhh.. Biar tahu rasa kamu Sayang!” ujar Sarah sambil menggeraikan rambut ikalnya kekiri, kemudian dengan tangan kanannya masih berpegangan pada rak, tangan kirinya menggenggam penis Dedi yang semakin menegang dan dipehuhi urat-urat itu kemudian membimbingnya melesak perlahan-lahan masuk ke dalam belahan vaginanya.Blleesshh..
“Ooohh.. Ssshh..” desah Sarah penuh kenikmatan.
“Mmmhh.. Terush Tante.. Nikmat dan hangat!” bisik Dedi sambil meregangkan kakinya lebar-lebar dan semakin menyorongkan pinggulnya mendekati selangkangan Sarah.
Sarah terus menekan selangkangannya menerima hujaman penis Dedi dari bawah. Badannya membelakangi tubuh Dedi. Kepalanya menunduk menahan rasa nikmat yang menggelora dibagian selangkangannya.
Kali ini kedua tangannya berpegangan pada rak disampingnya. Tubuhnya berjongkok sambil sedikit memutar pinggulnya berharap agar setiap sisi relung vaginanya dapat tersentuh oleh denyut penis pemuda itu. Bola matanya nyaris berputar ke belakang dan tak henti-hentinya ia menggigit bibirnya sendiri sambil mengeluarkan suara desah kenikmatan.
Setelah Sarah merasakan kepala zakar Dedi sudah membentur mentok dalam vaginanya, masih dalam posisi berjongkok ia terdiam, menikmati sensasi yang dirasakannya jauh dalam liang kewanitaannya itu. Denyut demi denyut yang dirasakannya dari penis Dedi benar-benar membuat dirinya semakin terbuai akan kenikmatan itu sampai-sampai ia bisa saja nyaris tertidur dalam kenikmatan. Hingga tiba-tiba Dedi menepuk bongkahan kanan pantat, dan meminta Sarah agar mengangkat pantatnya.
“Naikkan sedikit pantatnya Tante!” pinta pemuda itu sambil mendorong pantat Sarah.
Gerakan itu otomatis membuat penis Dedi yang sedang tertancap jauh dalam vagina Sarah menjadi sedikit tercabut sampai bagian kepala penis Dedi. Sehingga menimbulkan gesekan yang membuat keduanya melenguh kenikmatan.
“Mmmhh.. Nikmat Sayang!” bisik Sarah sambil merasa tak rela karena kenikmatannya terganggu. Tetapi ia langsung mengerti bahwa pemuda itu pasti hendak berbuat sesuatu yang lebih liar pada dirinya.
“Ssshh.. Sabar! Sebentar Sayang!” bisik Dedi menenangkan Sarah.
Setelah Dedi merasakan posisinya pas ia melepaskan pegangannya pada bokong Tante itu, kemudian kedua lengannya bertumpu pada lantai, dan dengan kaki yang sedikit dibuka ia mengayunkan pinggulnya ke atas.
Blesshh……penisnya langsung menyeruak masuk ke dalam vagina Sarah yang terpampang tepat diatasnya. Tepat setelah penis yang menegang penuh dan dipenuhi urat menonjol itu menghentak mentok bagian dalam vaginanya, Dedi langsung mencabutnya sedikit, kemudian mulai mengocoknya dengan tempo yang cepat dan konstan.
Keduanya langsung merasakan kehangatan dibagian selangkangan mereka. Sarah mendesis seperti orang yang sedang kepedasan. Kepalanya membanting-banting liar menggeraikan rambut ikal kemerahannya. Ia terlihat semakin binal dan liar.
“Yiiaahh.. Ssshh.. Terush Sayang! Terus!” teriak Sarah saat menerima kocokan penis Dedi dalam vaginanya. Sementara tubuhnya tergoncang-goncang naik turun dengan tangannya tetap berpegangan erat pada rak mainan.
“Ohh.. Nikmat Tante! vaginamu nikmat! Terus Tante! Puaskan dirimu! Ssshh..” desis Dedi sambil terus mengocok vagina Sarah dan mengimbangi gerakan naik turun Tante itu.
“Terus To! Hamili aku! Perkosa aku! Jadikan aku pelacurmu Sayang! Yaahh.. Yiiaahh.. Nngghh.. Ohff..” teriakan Sarah makin tak beraturan. Ia semakin mempersetankan semuanya.
“Tante! Tante! Terus Tante! Nikmat banget Tante!” racau Dedi.
Mereka terus bertahan dalam posisi itu sampai kira-kira 10 menit, kemudian Dedi meminta Sarah menungging sambil tetap membelakangi dirinya. Sarah mengerti keinginan pasangannya itu. Ia pun amat menikmati bersenggama dengan posisi doggie style.
Ia langsung menungging membelakangi Dedi, dibukanya lebar-lebar kedua kakinya, kemudian ia menoleh ke belakang menatap Dedi sambil menyibakkan rambutnya. Pemandangan itu terlihat seksi sekali bagi Dedi.
Dihadapannya kali ini terpampang seorang Tante-Tante yang terbakar gairahnya, sedang membuka lebar-lebar pahanya, vaginanya yang baru saja dikocoknya itu terlihat merah merekah dan sedikit membengkak.
Lubang anus Sarah terlihat juga ikut berkedut-kedut, mungkin akibat kocokan penisnya pada vagina Tante itu. vagina Sarah terlihat mengeluarkan lendir putih yang menggiurkan, pertanda Tante itu sudah benar-benar terangsang dan ingin segera dipuaskan.
Mata Sarah yang sayu menandakan ia ingin segera digarap dan dipuaskan. Dedi yang juga ikut bangkit dari posisinya semula, memegangi pinggul Tante itu dari belakang. Ia bahkan sempat menjilati vagina Sarah yang dilumuri lendir putih. Ditelannya cairan kenikmatan itu dengan panuh nafsu.
“Aawww..” teriak Sarah saat pemuda itu melumat vaginanya dan menyedotnya penuh nafsu.
Setelah Dedi puas dan merasa vagina Sarah sudah bersih dari lendir pelumasnya, ia langsung bangkit dan mendekatkan penisnya pada pada vagina Sarah. Dibimbingnya penis yang menegang penuh itu agar sedikit melesak masuk dibelahan vagina Tante itu.
Sarah semakin tak sabar untuk segera menerima kocokan penis Dedi di dalam vaginanya yang terasa semakin berdenyut tak karuan itu. Ia mendorong-dorongkan pinggulnya kebelakang, berharap agar penis Dedi segera menyeruak ke dalam vaginanya.
Dedi yang juga sudah tak sabar untuk memasukkan penisnya lagi ke dalam vagina Sarah langsung mendorongkan pinggulnya ke depan, dan….Blleesshh…..
“Mmhh.. Nikk.. Mmatthh..” bisik Sarah lirih.
“Ohh Tante!” Dedi pun tak mampu berkata apa-apa.
“Nngghh.. Nikmat banget Sayang! Aku suka!” bisik Sarah sambil menundukkan kepalanya hingga rambutnya jatuh terurai ke lantai.
Dedi kembali mengayunkan pinggulnya perlahan. penisnya keluar masuk vagina Tante itu perlahan-lahan, dan menyebabkan vagina Sarah yang terasa masih seret itu sesekali ikut tersedot keluar, kemudian saat Dedi mendorong penisnya masuk, vagina itu melesak masuk ke dalam. Benar-benar pemandangan yang menggiurkan.
Mereka bermain dalam tempo yang lambat. Sarah pun tak henti-hentinya meracau dan terkadang mulutnya yang seksi itu mengeluarkan sumpah serapah dan kata-kata kotor lainnya.
“Terus To! Hamili aku gigoloku! Oohh.. Nnngghh.. Gila penismu nikmat banget Sayang!” racau Sarah.
“Yiiaahh Tante! vaginamu benar-benar gila! penisku bisa-bisa nggak mau lepas nih! Ohh.. Ssshhtt” teriak Dedi sambil sesekali menampari bokong Tante itu dengan gemasnya. Plak, plak..
“Puaskan dirimu To! Aku pelacurmu! Keluarkan spermamu dalam vaginaku Sayang! Ooohhff.. Nngghh..” Sarah semakin menggila.
Lama-kelamaan ayunan pinggul mereka semakin cepat, seakan-akan ada sesuatu yang dikejar. Teriakan dan desis keduanya berubah menjadi lenguhan. Keringat mereka bercucuran disana sini. Terkadang Dedi pun menjilati punggung Sarah yang dibanjiri keringat itu. Pegangan Dedi pun berpindah dari pinggul Sarah ke pundak Sarah.
Tangan kanannya memegang erat pundak Tante itu, sementara tangan kirinya menjambak rambut ikal Sarah. Ia terlihat memperlakukan Tante itu dengan liarnya. Pinggulnya mengayun dengan cepat. Suara liar mereka berpadu dengan decak becek yang timbul dari kocokan penis Dedi pada vagina Sarah.
Bola mata Sarah nyaris berputar kebelakang saking nikmatnya. Rasanya belum pernah ia diperlakukan sebegini liarnya oleh siapapun. Ia pun benar-benar dilupakan akan statusnya sebagai ibu dari anak-anaknya dan istri dari suaminya.
Ia bahkan mempersetankan suaminya. Ia ingin terus diperlakukan seperti ini oleh pemuda yang baru saja dikenalnya ini. Ia tak ingin kembali ke pelukan suaminya yang lebih sering membuat vaginanya terasa geli daripada nikmat. Sarah benar-benar semakin mempersetankan segalanya.
Tiba-tiba ia merasakan vaginanya berdenyut tak karuan, selangkangannya pun bergetar gila-gilaan. Ia sadar bahwa dirinya akan merasakan orgasme atau bahkan multi orgasme. Sesuatu yang teramat jarang dirasakannya bila sedang bersama suaminya.
Sebenarnya ia tak ingin mendapatkan orgasmenya cepat-cepat, tetapi hati kecilnya menginginkan sesuatu yang teramat jarang didapatkannya itu. Teriakannya pun semakin liar. Goyangan pinggulnya semakin tak karuan.
Dan ia pun menyadari bahwa ayunan pinggul Dedi semakin menggila dan lebih cepat dari sebelumnya. Membuatnya tak sempat untuk meminta pemuda itu agar memperlambat ayunannya, bahkan untuk menarik nafas pun terasa sulit.
“Tan.. Tee aku mau keluar nih!” teriak Dedi.
“Oh, yah.. Terus Sayang! Keluarkan didalam saja! Hamili aku! Beri aku anakmu Sayang! Teruusshh..!”
Sarah pun semakin tak dapat menahan orgasmenya sampai tiba-tiba.. vaginanya berdenyut hebat dan selangkangannya terasa bergetar gila-gilaan lagi, ia pun sadar bahwa ia tak akan mampu menahannya.
Sarah pun pasrah menerima kocokan demi kocokan penis pemuda itu dalam vaginanya. Begitupun halnya dengan Dedi yang juga sudah mendekati puncaknya, ia mempercepat ayunan pinggulnya mendorong keluar masuk penisnya dalam vagina Sarah, sampai tiba-tiba..
Pinggulnya menegang, seakan-akan memompa sesuatu yang akan meledak dari dalam selangkangannya. Ia bahkan sempat melihat Sarah menghempaskan rambutnya kesamping. Pemandangan itu benar-benar seksi.
Dan…..Croott….Meledaklah larva panas dari dalam saluran sperma Dedi. Memuntahkan bermili-mili liter air mani yang panas ke dalam vagina Sarah.
“Nnngghh.. Oohhff.. Tann.. Tee.. Hhh..” lenguh Dedi sambil menghujamkan penisnya dalam-dalam ke dalam vagina Sarah.
Sarah yang merasakan semburan lahar panas dalam vaginanya semakin tak dapat menahan orgasmenya. Selangkangannya yang sejak tadi bergetar hebat dan vaginanya yang berdenyut gila-gilaan mencapai suatu titik yang membuatnya tak dapat menahan suaranya sendiri.
“Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Tante itu sambil menekankan dalam-dalam vaginanya dengan penis Dedi. Ia pun mungkin tak sadar bahwa teriakannya memenuhi ruangan gudang itu.
“Ohh terus Tante! Terus Sayang!” teriak Dedi yang menyadari Sarah baru saja mencapai orgasmenya. Ia terus menekan dan menempelkan erat-erat penisnya agar semakin melesak masuk ke dalam vagina Sarah.
Keduanya merasakan denyut yang gila-gilaan pada raga bagian bawah mereka. Mereka benar-benar menikmati sensasi yang baru saja mereka rasakan. penis Dedi terus berdenyut-denyut memompa sisa-sisa air maninya ke dalam vagina Sarah.
Begitu pun vagina Sarah, terus bergetar dan berdenyut tak karuan. Mereka bertahan dalam posisi doggie style seperti itu sambil terus menikmati sisa-sisa orgasme yang seakan-akan tak akan hilang dari raga bagian bawah mereka.
Sarah merasa lemas pada bagian lututnya. Ia tak sadar bahwa ia telah bertumpu pada posisi seperti ini dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, ia baru saja mendapat orgasme yang sanggup melemaskan seluruh persendiannya.
“Lepas dulu Sayang! Lututku pegel nih! Pelan-pelan tapi ya! Aku sebenernya nggak ingin lepas,” pinta Sarah pada Dedi yang masih menancapkan kejantanannya pada lubang vagina Sarah.
“OK Tante!” bisik Dedi sambil mencabut penisnya yang sudah mulai melemas tetapi tetap terlihat besar itu.
“Ssshhtt.. Ooohh..” desis Sarah saat Dedi mencabut penis yang menancap dalam vaginanya. Ada perasaan geli yang bercampur nikmat saat perlahan-lahan penis pemuda itu tercabut dari vaginanya.
Sarah berguling ke lantai, bersandar pada tumpukan kardus, dengan posisi mengangkang sambil tangan kanannya mengelus-elus vaginanya yang masih berdenyut-denyut dan tangan kirinya meremasi buah dadanya.
Tangan kanannya merasa ada sesuatu yang keluar dari dalam vaginanya. Diraupnya lendir kenikmatannya sendiri yang bercampur dengan air mani Dedi, kemudian dijilatinya dengan penuh nafsu. Matanya terbuka sayu dan rambutnya terurai acak-acakan. Pemandangan yang benar-benar membuat jantung Dedi berdegub tak karuan.
Dedi pun tak ingin ketinggalan bagian nikmat ini. Didekatinya vagina Sarah. Dijilatinya vagina yang masih basah itu dengan penuh nafsu. Dikulum dan disedotnya berkali-kali gundukan daging yang membengkak merah dan mengeluarkan lendir putih dihadapannya itu.
Diperlakukan seperti ini Sarah pun menggelinjang tak karuan. Dijambakinya rambut pemuda itu. Ditekannya wajah Dedi pada vaginanya. Perasaan campuran antara geli dan nikmat itu semakin menggila. Merasa perlakuannya mendapat sambutan, Dedi pun semakin mempergencar lumatan demi lumatannya pada vagina Sarah..
“Gila kau Sayang! Masa masih kurang? Ooohh.. Terusshh! Mmmhh..” desah Sarah sambil menggelinjang tak karuan.
“Nggak mau nih Tante? Beneran?” Goda Dedi disela-sela jilatannya pada vagina Sarah.
“Ooohhff.. Terush Sayang! Jangan berhenti! Nnngghh.. Nikk.. Mmaatthh..” desah Sarah.
Dedi terus menjilati vagina Tante itu. Lidahnya yang kasar dikeluar masukkannya dalam vagina Sarah membuat Tante itu semakin diperbudak oleh rasa nikmat. Tempo permainan lidah Dedi dalam relung kewanitaan Sarah berubah-ubah.
Sesekali lidah kasar itu menyapu lembut vagina Sarah hanya pada bagian luarnya saja, dengan jemari Dedi menguakkan labium mayora Sarah. Terkadang lidah itu menegang dan menyeruak masuk ke dalam vagina Sarah, membuat Tante itu melonjak kenikmatan.
Sarah merasa beruntung, belum pernah ia merasakan kenikmatan seperti ini. Terlebih berbuat liar seperti yang tengah ia lakukan dengan pemuda yang baru dikenalnya dan semula hendak memperkosa dirinya.
Tante itu meremas-remas payudaranya sendiri dengan liar. Dipilin-pilinnya puting miliknya dengan penuh nafsu. Mulutnya pun tak henti-hentinya mengeluarkan erangan dan desahan penuh kenikmatan. Ia benar-benar diperbudak dan dipermainkan kenikmatan.
Hingga suatu saat, ia merasa pinggul dan selangkangannya bergetar hebat lagi sedang vaginanya berdenyut-denyut lebih tak karuan dibanding orgasmenya tadi, ia langsung menjambak rambut Dedi dan menekan kepala Dedi semakin merapat dengan selangkangan dan vaginanya.
Dedi yang juga menyadari hal itu semakin buas dalam menjilati liang vagina dan menghisap-hisap labium mayora Tante itu.
Ia sadar bahwa Sarah akan mendapatkan orgasmenya lagi. Sarah sendiri merasa sangat keheranan saat ia merasakan sensasi itu lagi. Pikirnya mustahil ia mendapatkan orgasme yang hebat lagi, terlebih setelah orgasme trakhirnya yang langsung meloloskan seluruh persendiannya.
Tetapi ia pun sangat menikmatinya. Digoyang-goyangkan pinggulnya mengimbangi irama permainan lidah dan mulut Dedi. Semakin didekapnya kepala dan wajah pemuda diantara selangkangannya, sampai tiba saatnya ia tak dapat menahannya lagi, dan.. Crroottss.. Seerr..
“Ssstt.. Ssstt.. Aaahh.. Ggghhaahh..” teriak Sarah tak kuasa menahan suaranya yang memenuhi gudang itu.
Keduanya langsung terkejut karena ternyata dari dalam liang vagina Sarah yang sedang dijilat dan dihisap oleh Dedi tersemburlah bermili liter lendir kenikmatan berwarna putih kental yang menyembur keluar berbarengan dengan air kencing. Rupanya Tante itu mendapat multi orgasme yang hebat sampai-sampai ia tak dapat menahan kencingnya sendiri yang langsung menyembur wajah Dedi yang sedang berada tepat dihadapannya.
Dedi yang menyadari hal itu langsung saja tak menyia-nyiakan kesempatan itu, dijilatinya sekitar selangkangan Sarah yang dibanjiri oleh lendir kenikmatan dan air kencing Tante itu. Ditelannya semua yang berhasil ia jilat dan kulum dalam mulutnya.
Hal ini tentunya membuat Sarah yang sedang mengalami masa relaksasi meringis-meringis kegelian dan men desah- desah tak karuan menahan rasa geli yang melanda seluruh bagian selangkangannya. Tetapi tubuh montoknya benar-benar lemas hingga ia nyaris tak sanggup mendorong dan menyingkirkan kepala Dedi yang berada siantara selangkangannya dan sedang sibuk menjilati vaginanya dengan rakus.
Dedi pun bangun dan mendekati Sarah yang sedang terpejam menikmati sisa-sisa orgasmenya. Didekatkannya mulutnya yang sedang mengulum lendir kenikmatan dan air kencing Sarah ke mulut Tante itu, kemudian dikecupnya bibir Sarah yang sedang menganga seksi. “Nngghh..” Lenguh Sarah.
Dedi langsung menyodorkan kulumannya untuk dibagi dengan Tante itu, yang langsung saja disambut penuh nafsu oleh Sarah. Dilumatnya mulut Dedi yang dipenuhi dengan lendir kenikmatan dan air kencingnya sendiri, kemudian ditelannya hingga tak bersisa.
Sarah benar-benar puas dengan permainan mereka, begitu pun halnya dengan Dedi. Ia langsung mendekap tubuh montok Tante itu, kemudian bibir mereka saling berpagutan penuh nafsu. Sesekali bibir Dedi menjalar ke leher dan buah dada Tante itu.
“Aduuhh.. Masa sih masih kurang Sayang?” bisik Sarah keheranan saat melihat Dedi yang menjilati putingnya dengan penuh nafsu.
“Kalau sama Tante, aku nggak akan pernah puas. Tapi untuk kali ini, kurasa cukup dulu. Asal kapan-kapan boleh begini lagi ya?” pinta Dedi.
“Gila kamu Sayang! Masa sih aku bisa nolak diajak nikmat begini?” jawab Sarah sambil mengecup lembut bibir Dedi. Dalam hatinya ia berbunga-bunga karena akan selalu mendapatkan kenikmatan seperti ini kapan pun ia mau.



Agen Bola Terpercaya Hokbet88.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar